Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.
Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.
Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.
Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.
Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.
Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ARIN 2
(Flashback sebelum datang ke rumah Umar).
Hari ini ia mengenakan dressnya yang terbaik. Wanita ini memang tinggal bersama ibu sambungnya. Arin bertemu dengan Sonya ketika satu minggu datang ke kota itu.
Ayah Arin sudah meninggal dunia ketika Trisya lahir. Lalu Sonya pindah karena rumah peninggalan suaminya adalah hak waris sang putri tunggal.
Arin ingat waktu itu ia tengah mencari rumah sewa yang lebih besar. Siapa sangka ia bertemunya dengan mantan ibu sambungnya.
"Arin? Ini kamu, Nak?" tanya Sonya ketika bertemu lagi dengan anak tirinya setelah lima tahun berpisah.
Wanita baik itu memeluk Arin dengan luapan rindu yang meluap. Arin hanya bergeming. Setelah perlakuan buruknya mengusir wanita ini ketika ayahnya baru saja dikebumikan tujuh hari.
"I-ibu ... huuuu ... uuuu!" Arin pun menangis haru.
"Kenapa kau bisa ada di sini? Mana suamimu? Apa ini Trisya cucuku?" pertanyaan beruntun dilontarkan wanita itu.
Sonya mengajaknya ke rumah miliknya. Rumah itu terbilang cukup besar. Bahkan terkesan mewah. Arin tadinya Sonya menikah lagi. Ternyata tidak. Mantan ibu sambungnya itu adalah seorang perancang perhiasan yang cukup terkenal di kota itu.
Arin mematutkan diri di depan cermin sekali lagi. Ingatannya masih melayang ketika pertama kali masuk rumah ini. Seribu rencana telah disusunnya matang-matang.
Sonya yang tulus, menyekolahkan Trisya di sekolah yang terbaik di kota itu. Memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang. Bahkan kemana pun Sonya pergi ia akan mengajak Arin dan Trisya. Memperkenalkan mereka sebagai anak dan cucunya. Hingga Arin bertemu dengan Umar. Rencana Arin pun berubah total.
"Sejak Kai berubah sifat. Umar juga banyak berubah, ia langsung memperhatikan anak itu," ujarnya bermonolog.
"Aku yakin, Umar sudah tahu segalanya tentang Kai. Gadis itu memang berbeda dengan Trisya, putriku. Ia jauh lebih pintar' dan tegas seperti Ayahnya. Gen Umar melekat kuat pada Kaina," lanjutnya.
"Aku harus membuat Umar memaafkan ku. Aku ibu dari Kaina Syarifah Agatha. Anak itu harus menjadi jembatan penyambung antara aku dan Umar!"
Arin pun melangkah kaki dengan elegan. Sonya tahu rencana putri sambungnya itu. Ia hanya bisa mendoakan yang terbaik. Trisya sudah pergi dua hari lalu. Ia bilang akan ada pemotretan.
Mengendarai mobil milik Sonya. Arin melajukan kendaraan roda empat itu dengan kecepatan sedang. Hari sudah sedikit sore. Ia yakin, pria itu sudah pulang dari kantor.
Butuh waktu dua puluh menit ia sampai di depan gerbang rumah Umar. Ia mengelakson. Ujo membuka pintu gerbang ketika melihat siapa yang datang.
Arin memarkirkan mobilnya sejajar dengan mobil mewah. Ia sangat mengetahui siapa pemilik dari kendaraan itu.
"Apa Ibu mertua ada di sini?" tanyanya bermonolog.
Arin sedikit terkejut melihat dua sosok pria yang tengah membersihkan mobil Umar.
'Mana Udin dan Bejo?' tanyanya dalam hati.
Arin tak mau ambil pusing. Ia menghirup udara beberapa kali. Menyiapkan diri dan mental. Ketika mengetuk pintu, siapa sangka Umar sendiri yang membuka pintu untuknya.
"Assalamualaikum," ujarnya memberi salam dengan suara lirih.
"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh!" sahut Umar membalas salam dari Arin.
Wanita itu berdiri tegak. Febri dan Husain, memandangnya dengan tatapan tajam. Arin menelan saliva kasar. Kai hanya menatapnya dengan binaran rindu.
Kesalahan Arin adalah ia tak pernah berbuat baik pada Kai. Hingga gadis itu seperti berjarak dengan ibunya. Sebenarnya Kaina ingin sekali memeluk ibunya, tapi takut sang ibu menolak.
Febri berdecih ketika melihat Arin memasang wajah penuh penyesalan.
"Aku minta maaf," cicitnya lirih.
Umar menghela napas panjang. Pria itu menatap wanita yang pernah bertahta di hatinya. Selama dua puluh satu tahun itu. Umar mencoba merasakan lagi getaran yang dulu pernah ia rasakan.
Tapi, ia tak merasakan apa pun. Hanya debaran biasa. Umar menatap wanita yang telah memberinya keturunan itu.
"Jika kau menerimanya lagi. Ibu akan membawa Kai bersama Ibu!' seru Febriani lantang. "Ibu tidak mau kejadian kemarin terulang lagi!"
"Nek," Kai ingin memprotes tapi tatapan tajam Husain membuatnya bungkam..
Umar yang tidak ingin berpisah dari Kai, putrinya pun tentu keberatan. Ia menggeleng. Arin melihat pria yang masih menjadi suaminya itu seperti meragu.
"Tapi saya adalah ibu dari Kaina," sahut Arin dengan berani.
Febri lagi-lagi berdecih. Wanita lewat paru baya itu ingin sekali menampar pipi dari wanita lancang itu. Banyak sekali dalih yang Arin lontarkan. Umar tak tahan..
"Ayah!' panggil Kai, ia tak ingin ayahnya mengambil keputusan terburu-buru.
"Aku sudah memaafkan kamu. Kamu tetap ibu dari anakku. Tetapi, untuk jadi istriku ...."
"Yah!" peringat Kai. "Tolong beri kesempatan Ibu Yah!"
Umar menggeleng. Ia sudah yakin dengan keputusannya.
"Arin Prakasa dengan ini saya Umar Syahab Agatha menalakmu!"
Kaki Arin lunglai. Tubuhnya merosot ke lantai. Ketakutannya pun terjadi. Sedang Kai kembali melihat perceraian kedua orang tuanya.
Hanya saja, dulu sebelum ia kembali memperbaiki diri. Kedua orang tuanya bercerai karena Tini, pembantu yang telah dipulangkan ke rumah neneknya.
'Aku sudah mencegah kejadian lalu terulang. Tetapi, perceraian itu masih terjadi?' gumam Kai dalam hati. Ia shock.
"Mas ... aku mohon. Beri aku kesempatan, aku akan mencintai Putrimu ... aku ...."
"Akan katamu? Kaina ini putrimu juga Arin!" seru Febri tak habis pikir.
Arin menatap Kai yang hanya diam terpaku. Wanita itu tak bisa berharap banyak dari putrinya ini. Ia pun perlahan berdiri. Mengusap air matanya kasar.
"Apa kau sekarang puas Kai!" bentak Arin.
"Keluar kau dari rumah putraku!" usir Febri kasar.
Arin mengangkat dagunya. Membalikkan tubuh dan meninggalkan ruangan itu. Kai tercenung mendengar perkataan ibunya.
"A-apa salahku?' cicitnya lirih.
Umar memeluk putrinya. Pelukan seorang ayah yang menenangkan Kai. Pelukan yang selama ini ingin Kai rasakan.
Sejuta permohonan maaf dilontarkan pria itu. Umar begitu menyesal, tapi, ia bersyukur Kaina hadir dalam kehidupannya.
"Kau tidak salah, Nak. Tidak pernah salah," ujar Umar lirih.
Febri dan Husain hanya menatap nanar gadis itu. Mereka juga merasa bersalah, mengabaikan cucu perempuan yang begitu luar biasa.
Sedang di luar. Arin menyumpahi putri kandungnya sendiri. Ia pun pergi dari halaman rumah itu. Dengan kecepatan penuh. Arin sampai rumah Sonya dalam waktu sepuluh menit.
"Berengsek!" makinya ketika keluar dari mobil.
"Arin, ada apa Nak?" tanya Sonya khawatir melihat kondisi putri sambungnya itu dalam keadaan marah.
"Diam kau!" bentak Arin. Sonya terkejut. "Biarkan aku sendiri!"
Arin pun berlari menuju kamarnya setelah melempar kunci mobil ke sembarang tempat. Ia menangis tersedu di ranjang.
Sonya yang melihat kesedihan putrinya itu pun membiarkannya. Ia akan mendatangi lagi setelah Arin merasa lebih baik.
"Kenapa kau malah menceraikan aku Umar!" serunya kesal.
"Aku tidak mau diceraikan begitu saja. Hak asuh Kai harus jatuh ke tanganku!" serunya lagi.
"Tapi, Kai bukan anak kecil lagi ... aarrgh!"
Arin kembali menangis. Ribuan rencana yang ia susun pun hancur berantakan. Hidup dalam sorotan pemujaan selama dua puluh satu tahun, akan musnah sebentar lagi. Arin terus menangis hingga ia tertidur karena kelelahan.
bersambung.
uuuh ... Arin ... Arin.
next?