Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Keesokan pagi nya, Mawar bangun lebih awal. Rencananya ia akan mencari lowongan pekerjaan. Ia akan diam-diam supaya mereka tidak ada yang tahu.
Karena dari dulu, saat Mawar akan di terima bekerja, ada saja alasan Rani dan Nyonya Kantil mencoba untuk menggagalkan nya. Mereka seperti tidak rela jika Mawar lebih unggul dari Rani.
Sebenarnya Mawar selama ini bekerja menjadi asisten virtual secara online. Hanya saja, ia butuh pekerjaan yang nyata agar bisa membungkam kedua ibu dan anak itu.
Mereka sering mengatakan Mawar hanya beban karena tidak memiliki kantor tempat ia bekerja. Padahal setiap bulan nya, ia sudah cukup mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk setiap bulan nya.
Mawar sengaja tidak membocorkan bagaimana selama ini ia mendapatkan uang. Ia tidak ingin Maharani menikung nya lagi.
Saat sudah berada di luar, Mawar melihat bapak nya di luar sedang membersihkan mobil. Mawar tidak peduli. Ia masih marah pada Bapak nya itu.
"Mawar. Bapak mau bicara." Ucap Pak Budi.
"Iya."
"Kenapa kamu jadi bertingkah seperti itu semalam? Kurang baik apa selama ini Kantil pada mu?"
"Baik? Kok bapak bisa tahu kalau dia itu baik? Bapak pernah lihat dia mukul Mawar pake gagang sapu? Pernah lihat dia nyubit Mawar sampe biru? Pernah lihat dia nendang Mawar sampe kaki Mawar terkilir? Pernah lihat dia ngikat Mawar di pohon di tengah hujan petir? Pernah lihat kekejaman Ibu Tiri itu lagi? Enggak kan?"
" Mungkin Ibu Tiri mu punya alasan nya. Kamu kan sangat nakal ketika kecil."
"Nakal? Hanya karena aku nggak mau mengalah dari Maharani aku di bilang nakal. Pak, Hentikan deh. Nggak usah trus belain dia. Mawar tahu, wanita itu dulu nya cinta pertama Bapak. Hanya saja, Mawar saat ini anak pertama dari istri pertama. Jangan sampai Mawar usir itu Keluarga kesayangan bapak dari rumah Mawar. "
" Maksud kamu apa?"
" Jika Mawar bersedia menikah dengan Angga. Mawar akan menjadi nyonya di rumah itu. Jika keluarga bapak tidak bisa baik memperlakukan Mawar, siap-siap saja mereka jadi gelandangan."
" Apa kamu juga mengusir bapak? Durhaka kamu Mawar."
" Bapak yang durhaka kepada Mawar. Bapak berikan Mawar Ibu Tiri yang seperti penyihir jahat. Harus nya dulu Mawar tidak menyetujui nya. Wanita itu sangat pintar berpura-pura."
" Mengapa kamu jadi seperti ini? "
" Mawar seperti ini karena Bapak. Bapak sudah salah mendidik Mawar. Bapak sudah salah menikah dengan wanita itu. Semua salah Bapak."
Mawar pergi setelah berkata seperti itu. Hati nya sangat terluka. Dari dulu bapak nya tidak pernah ada di sisi Mawar. Mawar yang menjadi anak kandung terasa asing.
Padahal Mawar lah yang menjadi anak pertama di keluarga itu.
Ada pun rumah yang selama ini di tempati oleh mereka adalah rumah pemberian keluarga Angga. Selama bertahun-tahun rumah itu di tempati oleh keluarga Pak Budi selaku supir turun temurun.
Sebenarnya Mawar hanya menggertak saja. Ia sangat kesal karena selalu di salahkan di rumah itu. Apapun yang Mawar lakukan tidak pernah baik di mata mereka.
Apalagi Nyonya Kantil dan Maharani yang selalu iri terhadap nya. Padahal entah apa yang di miliki oleh Mawar. Ia hanya perempuan sederhana tanpa apapun di tubuh nya. Namun, hal itu bisa membuat mereka iri dan dengki.
Aaaaaaaaaaaaaaa......
Mawar berteriak di taman yang ada di samping rumah Tuan nya. Ia berpikir, mungkin saja jam segini sang empu nya pasti tidak ada dirumah.
Taman itu adalah tempat favorit Mawar dari kecil. Saat dulu ia di pukul dan di asingkan, ia sering ke sana dan mengadu pada bunga-bunga itu.
"Mawar."
Suara bariton itu, mirip suara seseorang.
"Angga? Ngapain di sini?"
"Ini kan rumah ku."
"Yeeee,,, biasa nya kan anak orang kaya itu tinggal nya di apartemen. Apalagi pas udah dewasa, pasti langsung minta pisah rumah sama orang tua nya. Maka nya aku nanya kamu ngapain di sini."
Angga hanya tersenyum. Bahkan tadi Mawar masih merasa sedih, dan sekarang ia malah masih bisa menjawab Angga dengan kata-kata nya yang panjang.
" Trus, kalau aku punya apartemen, aku nggak boleh main ke rumah ku sendiri? "Tanya Angga lagi.
" Terserah kamu deh."Ucap Mawar yang kemudian kembali kesal.
" Mau jalan-jalan pagi? "
" Enggak. Aku mau cari lowongan kerja. Supaya nggak jadi beban orang tua. Kamu punya lowongan nggak untuk aku yang pengangguran ini? "
" Buat apa kerja? Sebentar lagi kamu akan jadi istri ku."
"Tapi,, aku mau punya kantor. Yang kalau di tanya orang-orang kerja di mana, aku bisa jawab apa."
Angga menghembuskan nafas nya dengan perlahan. Ia tahu saat ini Mawar memiliki masalah dengan keluarga nya. Sedikit banyak Angga sudah menyelidiki keluarga Mawar melalui orang kepercayaan nya.
"Kalau gitu, seperti nya memang kita harus cepat-cepat menikah supaya kamu cepat punya kantor nya." Ucap Angga santai.
Mawar yang mendengar perkataan Angga jadi bingung sendiri. Gimana cerita nya Angga minta cepat-cepat menikah.
Mawar membayangkan saat di rias, bukan hanya wajah nya saja. Tetapi, Angga juga ikutan di pakai kan Make Up. Mawar juga membayangkan ia dan Angga sama-sama memakai gincu dan eye shadow. Mawar langsung geleng-geleng kepala.
"Kamu mikirin apa? Jangan yang aneh-aneh, Mawar!"
"Nggak kok. Nggak aneh. Aku cuma mikir kalau nanti kita nikah, apa kamu juga bakalan pakai gincu, eye shadow dan blush on? Trus nanti siapa yang mengucapkan ijab kabul nya?"
"Kan, pikiran nya aneh-aneh."
"Bukan aneh. Tapi jelas. Jangan sampai penghulu nya bingung. Trus ntar di kira aku jeruk makan jeruk."
"Mawar,, mulai sekarang jangan mikir yang bukan-bukan tentang aku. Aku memang menyukai semua ini. Tapi hal itu hanya untuk memuaskan ku saja. Tidak mungkin aku mau mempermalukan mu."
"Ya tetap aja. Rambut kamu aja sepanjang itu. Belum lagi itu kuku-kuku nya yang cantik kayak gitu. Kan jadi insecure."
"Aku bisa berubah demi kamu."