NovelToon NovelToon
Antara Dua Sisi

Antara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Pelakor
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Libelle Talitha, atau Belle, adalah gadis 17 tahun yang hidup di tengah kemewahan sekolah elit di Inggris. Namun, di balik kehidupannya yang tampak sempurna, tersembunyi rahasia kelam: Belle adalah anak dari istri kedua seorang pria terpandang di Indonesia, dan keberadaannya disembunyikan dari publik. Ayahnya memisahkannya dari keluarga pertamanya yang bahagia dan dihormati, membuat Belle dan ibunya hidup dalam bayang-bayang.

Dikirim ke luar negeri bukan untuk pendidikan, tetapi untuk menjauh dari konflik keluarga, Belle terperangkap di antara dua dunia. Kini, ia harus memilih: terus hidup tersembunyi atau memperjuangkan haknya untuk diakui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajakan Ayah

Pak Markus berdiri di depan makam istrinya, tubuhnya terlihat tegang, tetapi wajahnya dipenuhi kesedihan yang dalam. Angin lembut yang berhembus membuat suasana di pemakaman semakin sunyi. Batu nisan yang baru saja dipahat masih bersih, dengan nama istrinya tertulis di sana, mengingatkannya akan janji yang tak pernah ia tepati. Ia menunduk, menatap kuburan itu dengan mata yang berkaca-kaca, merasakan beban yang semakin berat di hatinya.

“Maafkan aku...” bisiknya lirih. Kata-kata itu tenggelam di antara suara angin, seolah bahkan dunia pun tak ingin mendengarnya. Markus merasa bersalah, bukan hanya karena ia tak pernah sepenuhnya berada di sisi istrinya saat ia membutuhkannya, tetapi juga karena ia telah membiarkan Belle, putri mereka, merasakan beban yang tak seharusnya ia tanggung di usianya yang muda.

Setelah beberapa saat hening, Markus berlutut di depan makam, menyentuh batu nisannya dengan tangan gemetar. “Kamu yang tenang di sana, ya... Aku akan menjaga Belle dengan baik mulai sekarang,” katanya dengan suara serak. Ada keputusasaan dalam nadanya, seakan-akan ia berbicara lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada istrinya yang sudah tiada.

“Aku tahu aku terlambat... terlalu lama,” lanjut Markus, suaranya semakin pelan. “Tapi aku akan menebus semua ini. Belle tak akan merasa sendirian lagi.”

Markus merasakan beban yang mengganjal di dadanya. Selama ini, ia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan. Kehidupannya terpecah antara dua dunia—satu dengan keluarga resminya, dan satu lagi dengan Belle dan ibunya, yang selalu tersembunyi. Kini, hanya Belle yang tersisa, dan ia tahu ia harus memperbaiki hubungan mereka sebelum semuanya hancur lebih jauh.

Angin yang bertiup semakin kencang seakan memberi tanda bahwa waktu tak akan menunggunya. Markus berdiri, menghembuskan napas panjang, lalu menatap langit. "Aku harap kau bisa memaafkanku," ucapnya sebelum akhirnya berbalik meninggalkan makam.

Di perjalanan pulang, pikirannya dipenuhi oleh Belle. Gadis itu masih begitu muda, tetapi sudah begitu terluka. Markus menyadari bahwa tidak mudah baginya untuk kembali membangun hubungan dengan putrinya. Ia harus memenangkan kembali kepercayaan Belle, dan itu bukan tugas yang mudah, mengingat betapa jauhnya ia selama ini.

***

Keesokan harinya, Pak Markus duduk di ruang tamu yang sunyi, menunggu Belle yang sedang bersiap-siap di kamarnya. Udara pagi terasa sejuk, namun suasana di rumah itu tetap dipenuhi oleh rasa duka. Langkah kaki Belle akhirnya terdengar di tangga, dan Pak Markus berdiri, menguatkan diri untuk percakapan yang harus ia lakukan.

"Belle, ayo duduk sebentar," ujarnya pelan, mencoba terlihat tenang.

Belle, dengan wajah yang masih sembab karena tangis, berjalan perlahan dan duduk di hadapan ayahnya. Mereka duduk dalam keheningan beberapa saat, tak ada yang tahu harus mulai dari mana. Akhirnya, Pak Markus memberanikan diri.

"Ayah ingin bicara denganmu," katanya lembut, namun tegas. "Kamu sekarang ikut ayah ke Jakarta, ya?"

Belle menatap ayahnya dengan pandangan tak percaya. Kata-kata itu membuatnya terkejut, dan ia merasa tak siap untuk mendengarnya. "Ke Jakarta?" Belle bertanya, suaranya terdengar lemah dan penuh kebingungan.

Pak Markus mengangguk. "Ya, sayang. Ayah akan menjagamu sekarang. Sudah waktunya kamu kembali ke Jakarta dan tinggal bersama ayah."

Belle memalingkan wajahnya, menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Ia merasa terjebak antara perasaannya yang kacau dan keinginan ayahnya. Ada banyak perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya rasa kehilangan, kemarahan, dan rasa tak ingin kembali ke kehidupan yang telah ia tinggalkan.

"Aku... tidak mau, Ayah." Belle menjawab pelan, suaranya dingin. "Aku akan kembali ke Inggris saja. Di sana aku bisa melanjutkan sekolahku."

Pak Markus tampak terguncang mendengar jawabannya. Ia menghela napas panjang, mencoba menahan perasaan kecewanya. "Tidak, Belle. Ayah tidak akan membiarkanmu pergi sendirian lagi. Kamu sudah kehilangan banyak hal, dan ayah tak bisa lagi membiarkan kamu jauh dari ayah. Ayah akan memasukkanmu ke sekolah di Jakarta. Kita akan tinggal bersama, dan ayah yang akan menjagamu mulai sekarang."

"Jadi sekarang Ayah peduli, setelah semua ini?" Belle menatap ayahnya dengan mata penuh amarah yang sudah lama ia pendam. "Dulu, Ayah meninggalkan kami berdua di desa, menyembunyikan kami dari semua orang. Sekarang Ibu sudah tidak ada, dan Ayah baru ingin membawaku masuk ke dalam hidup Ayah? Ayah pikir aku bisa begitu saja melupakan semuanya?"

Markus menatap putrinya, terdiam. Setiap kata yang keluar dari mulut Belle adalah cerminan dari rasa sakit yang selama ini tak pernah ia lihat atau pahami. Ia tahu Belle berhak marah, tetapi itu tidak membuat situasi lebih mudah.

"Ayah tahu Ayah salah," jawabnya dengan suara pelan. "Tapi Ayah mau memperbaikinya, Belle. Ayah tahu ini sulit untukmu, tapi ayah benar-benar ingin membawamu kembali. Kita bisa mulai dari awal. Ayah berjanji akan ada untukmu."

Belle terdiam, hatinya dipenuhi oleh konflik. Di satu sisi, ia tahu bahwa ayahnya mencoba memperbaiki kesalahan, tapi di sisi lain, luka yang ia rasakan terlalu dalam untuk disembuhkan begitu saja.

"Ayah mungkin bisa memperbaiki banyak hal," Belle berkata dengan lirih, "tapi tidak semuanya. Dan aku tidak yakin tinggal di Jakarta bersama Ayah akan membuat segalanya lebih baik."

Pak Markus ingin merespons, tapi ia tahu, tak ada kata-kata yang cukup untuk menenangkan Belle. Hanya waktu dan tindakan yang mungkin bisa merubah perasaan anaknya. Meski begitu, ia tidak akan menyerah.

"Ayah akan sabar, Belle," jawab Pak Markus akhirnya. "Ayah tidak akan memaksamu. Tapi, tolong pertimbangkan ini. Kembalilah ke Jakarta bersama Ayah. Kita bisa memulai kembali."

Belle tidak menjawab, namun dalam pikirannya, ia bertarung dengan banyak perasaan. Ia hanya bisa menatap keluar jendela, sementara perasaan kesal dan hampa menguasai hatinya.

***

Malam itu, Belle duduk di tepi ranjangnya, memandangi bayangan dirinya di cermin. Pikirannya berputar tanpa henti, menimbang permintaan ayahnya. "Ke Jakarta," gumamnya pelan. Tapi apa yang akan menunggunya di sana?

Pertanyaan-pertanyaan mulai berkecamuk di benaknya. Apakah Ayah akan membawanya ke rumahnya di Jakarta? Di rumah besar itu, di mana keluarga "resmi" ayahnya tinggal istri pertamanya, kakak-kakaknya yang selama ini tak pernah ia temui. Apakah ia akan tinggal di sana, bersama mereka? Membayangkannya saja sudah membuat Belle merasa tak nyaman. Dunia mereka adalah dunia yang selama ini hanya ia saksikan dari jauh, dunia yang sama sekali berbeda dengan kehidupannya yang tersembunyi.

"Bagaimana aku bisa tinggal di rumah itu?" pikirnya sambil menggigit bibir bawahnya. Akankah aku bertemu dengan istri pertama Ayah? Wanita yang membenci kehadirannya, yang tahu bahwa Belle adalah hasil dari hubungan yang tak diinginkan. Mungkinkah istri pertama Ayah akan menerimanya? Tentu tidak. Wajah wanita itu selalu muncul di benaknya sebagai sosok yang penuh kebencian dan dingin.

Dan anak-anak Ayah, kakak-kakakku, apakah mereka akan menganggapku sebagai bagian dari keluarga, atau hanya sebagai bayangan yang tak seharusnya ada?

Semua pertanyaan ini terus berputar, menghantui pikirannya. Sebagai anak yang lahir dari hubungan yang rumit, Belle selalu merasa terbuang, tersembunyi, seperti rahasia yang harus dikubur jauh-jauh. Sekarang, ketika ibunya sudah tak ada, apakah Ayah benar-benar ingin membawanya keluar dari bayang-bayang itu? Atau hanya untuk menenangkan rasa bersalah?

Belle menarik napas dalam-dalam. Dia tahu ayahnya mencoba memperbaiki keadaan, tetapi rasa sakit yang ia alami selama bertahun-tahun tidak bisa hilang begitu saja. "Ayah ingin aku tinggal bersama mereka?" pikirnya. Bagaimana jika aku harus menghadapi tatapan dingin mereka setiap hari? Kehidupan yang selama ini ia sembunyikan dari dunia kini akan terbuka, dan ia harus menghadapi semua itu tanpa ibunya di sisinya.

Belle menunduk, perasaan tak menentu menyelimuti dirinya. Apakah Jakarta akan jadi tempat yang bisa ia sebut rumah? Di balik gemerlapnya, kota itu menyimpan begitu banyak luka dan kenangan yang tidak pernah ia miliki. Sementara di Inggris, meskipun jauh dari rumah, setidaknya ia memiliki kebebasan, kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri tanpa bayang-bayang keluarganya.

Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa terus berlari. Kematian ibunya mengubah segalanya. Ayahnya kini menawarkan kesempatan untuk memulai kembali, tapi dengan harga yang sangat mahal ia harus berhadapan dengan masa lalu yang selalu ia hindari.

1
Leviathan
sedikit saran, perhatikan lagi struk katanya iya Thor.

ada beberapa kalimat yang masih ada pengulangan kata..

contoh kyk ini: Belle berdiri di jendela di bawah langit.

jadi bisa d tata struk kalimatnya;
Belle berdiri di tepi jendela, menatap langit Inggris yang kelam

atau bisa juga Belle berdiri di jendela, memandang langit kelam yang menyelimuti Inggris.

intinya jgn ad pengulangan kata Thor, dan selebihnya udah bagus
Lucky One: Makasih ya saran nya/Heart/
total 1 replies
safea
aku baru baca dua chapter tapi langsung jatuh cinta sama tulisan kakaknya💜
safea
suka banget sama tata bahasanya, keren kak! oh iya sedikit saran dari aku, tolong penempatan tanda bacanya diperhatikan lagi yaa
Lucky One: Makasih saran nya ya..
total 1 replies
Anggun
hadir saling support kak
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA
Saran aja kak, itu tulisannya bisa di bagi lagi menjadi beberapa paragraf agar yang membaca lebih nyaman..
Lucky One: okey, makasih ya feedback nya
total 1 replies
semangat kak /Determined/ tapi kok rasanya kayak baca koran ya, terlalu panjang /Frown/
Lucky One: Makasih feedbacknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!