Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.
Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.
" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi
" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.
Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.
Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAT 16 Permintaan Anin
Menjaga Amanah Terakhir (16)
POV Anindita
Awalnya aku terkejut dengan perubahan sikap suamiku semenjak pulang bulan madu dengan istri keduanya.
Alih-alih dingin dan abai seperti biasa, dia justru semakin terlihat perhatian dan jauh lebih hangat dari biasanya.
Banyak kejutan yang aku rasakan. Bahagia? Tentu aku bahagia. Istri mana yang tidak bahagia saat suaminya yang biasanya cuek justru berubah seratus delapan puluh derajat.
Pelukan dan ciuman hangat ini sangat aku rindukan.
Aku pun terkejut dengan setiap penuturannya. Tentang perasaannya. Benarkah dia sudah mencintaiku? Aku bahagia. Sungguh bahagia.
Permintaannya untuk bertahan disisinya langsung aku sanggupi. Dari awal memang aku tidak berpikir untuk berpisah. Bukankah pernikahan keduanya pun atas izin dariku?
Aku mudah memberinya izin menikah? Tentu saja tidak mudah. Hanya saja, aku tidak punya pilihan lain. Saat itu, hatinya masih tertutup bagiku. Bahkan dia bermesraan dengan wanita lain di tempat umum.
Sakit. Sesak. Tapi, apalah dayaku?. Wanita itu ternyata kekasihnya jauh sebelum pernikahan ini terjadi. Tak ingin semakin banyak dosa lagi yang dilakukan suamiku, ku minta saja ia menikahi kekasihnya. Jangan sampai mereka melakukan hubungan terlalu jauh.
Apa aku bod0h karena merelakan suamiku menikah lagi? Mau memiliki madu? Tidak memilih bercerai?
Jika menurut kalian aku bod0h, aku tidak peduli. Kalian tidak merasakan menjadi diriku.
Aku hanya mengenal satu rumah, yaitu panti. Aku hanya memiliki satu keluarga yaitu orang-orang yang tinggal di panti. Jika aku harus berpisah dari suamiku, artinya aku harus pergi dari rumahku.
Tidak, aku tidak bisa. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Sumber kebahagiaanku hanya ada saat aku tinggal di panti dan bersama orang-orang yang tinggal di panti yang pada kenyataannya milik suamiku. Bukan milikku. Aku hanya di amanahi menjaganya.
Karena itu, aku membiarkan saja semuanya terjadi selama aku tidak dipisahkan dari rumah dan keluargaku.
Namun, saat Mas Kenan menanyakan tentang hak, aku baru sadar. Benar. Menjalani pernikahan sebagaimana mestinya tentu termasuk aktivitas ranjang. Tiba-tiba aku terpikirkan pada istri keduanya.
Aku bukan menolak di ajak berhubungan, namun ada sesuatu yang mengganjal. Lebih tepatnya ada sesuatu yang membuatku takut. Bagaimana jika Mas Kenan membandingkan aku dan istri keduanya?
Hingga aku hanya bisa meminta satu hal padanya. Yang pasti aku tidak ingin dibandingkan.
POV Anindita End
" Soal aku dan istri kedua mas, aku harap mas tidak membandingkan kami dalam hal apapun." pinta Anin dengan menjeda ucapannya.
" Atau mungkin lebih baik mas tidak pernah membahas apapun mengenai dia di depan ku. Sekalipun aku tahu bukan hanya aku yang memilikimu, setidaknya selama denganku jangan pernah membahasnya. Biarkan aku menganggap mas hanya milikku selama mas bersmaku,"
Entah mendapatkan keberanian dari mana Anin bisa meminta hal seperti itu di saat hubungannya baru membaik.
Namun, Anin memang harus memberikan batasan. Jangan sampai tubuhnya bersamanya tapi, pikirannya dengan istri keduanya. Itu menyakitkan.
Kenan tertegun. Justru ia merasa aneh. Saat bersama Laras, ia selalu teringat Anin. Membandingkan keduanya walaupun di dalam hati.
Tapi, saat bersama Anin, ia justru melupakan Laras.
" Apa mas setuju?," tanya Anin harap-harap cemas. Bagaimana pun hubungan mereka baru membaik. Namun, Anin malah meminta sesuatu.
Anin hanya ingin kehidupan rumah tangganya damai. Itu saja. Biarlah Kenan menjadi milik istri keduanya saat mereka bersama di hari yang menjadi kesepakatan mereka.
Namun, jika sat bersama Anin, cukuplah Kenan hanya menjadi miliknya seorang. Bukankah itu tidak berlebihan?
" Bagaimana? Apa mas bisa memenuhi permintaanku?," tanya Anin serius.
" Insya Allah aku sanggup," ucap Kenan yakin.
Lagipula ia sadar, itu salah satu bentuk keadilan yang harus ia tegakkan antara kedua istrinya.
...******...
" Akhirnya, kita di traktir lagi!!," seru Angel senang karena ia bisa berbelanja sepuas hati tanpa takut uangnya habis.
" Yaps,kamu memang keren, Ras," timpal Putri.
Laras yang di puji langsung berbangga diri.
" Ini juga karena bantuan kalian. Kalau bukan karena kalian, aku tidak akan bisa dekat dengan Kak Kenan,"
Angel dan Putri haya manggut-manggut.
Angel dan Putri adalah sahabat Laras. Keduanya punya andil yang besar dalam mendekatkan Laras dan Kenan.
" Apa dia tidak curiga?," tanya Angel khawatir kebohongan Laras ketahuan. Yang pasti bukan kebohongan karena tidak bisa memasak. Namun, tentang sesuatu yang jauh lebih besar lagi.
" Tidak. Operasi itu memang menyelamatkanku."
" Syukurlah,"
" Ya, akhirnya aku tidak perlu takut saat menjalin hubungan ," ucap Laras tersenyum bangga.
Ucapan itu langsung di tanggapi dengan tawa oleh kedua sahabatnya. Mereka paham maksudnya.
Profesi ketiganya sebenarnya sama. Namun, Laras tidak seberuntung Angel dan Putri yang dari awal sudah menjadi sugar baby seseorang. Laras, dia harus berganti-ganti orang karena ia beberapa kali terciduk istri sah.
Namun, kini posisinya justru jauh lebih baik dari keduanya karena statusnya istri sah walaupun yang kedua.
" Ya, kamu beruntung. Aku masih begini saja." keluh Putri.
Ia tidak bisa berharap lebih dari hubungannya yang diam-diam ia lakukan dengan suami orang. Walaupun semua kebutuhannya terpenuhi tapi, ia tidak bisa memamerkan laki-laki yang selalu membuatnya tak berkutik jika sudah berdua.
" Sabar. Apa mau aku Carikan laki-laki lain yang mau memperistrimu?," tawar Laras
Putri hanya mendengus. " Aku tidak bisa jatuh cinta pada pria lain,"
" Hahaha," Laras Dan Angel hanya tertawa. Mereka tahu itu. Karena itu pula Putri tetap bertahan walaupun harus main kucing-kucingan dengan istri sah.
" Kamu sendiri bagaimana, Angel?,".
" Nikmati saja. Lebih baik tetap begini daripada harus kembali hidup susah," jawab Angel acuh.
Ya, ketiganya sebenarnya bukan dari kalangan berada. Kalau bukan karena backingan laki-laki yang ada di belakang mereka,mereka bukan apa-apa.
Dari ketiganya, hanya Laras yang lebih beruntung. Keluarganya masih ada. Juga termasuk keluarga yang tidak kekurangan walaupun tidak kaya.
Sementara Angel dan Putri, keduanya hanyalah sebatang kara. Putri anak broken home yang tidak diinginkan oleh ayah maupun ibunya.
Sementara Angel, sudah yatim piatu sejak kecil. Tinggal di panti dan bisa menikmati kekayaan setelah bersama suami sirinya.
Ketiganya bertemu di zaman SMA. Dan hubungan persahabatan mereka berlanjut sampai sekarang.
" Ayo, lupakan sejenak semuanya. Kita bersenang-senang sekarang," Laras mengajak keduanya masuk ke dalam salah satu toko tas branded.
Setelah puas berbelanja, mereka langsung masuk ke restoran mewah untuk makan siang.
" Aku ke toilet dulu, ya," pamit Laras meninggalkan kedua sahabatnya.
Mereka tinggal menunggu pesanan mereka datang.
" Ok," jawab keduanya serempak.
Laras pun pergi menuju toilet. Belum sampai ke toilet, ia bertabrakan dengan seseorang.
Tas Laras jatuh.
" Maaf,tidak sengaja,"
Orang yang menabrak Laras membantu mengambilkan tas milik Laras.
" Laras? Ini benar kamu? Aku mencarimu kemana-mana,"
Laras terkejut melihat laki-laki di depannya. Laki-laki yang sudah bertahun-tahun menghilang dari hidupnya.
TBC