Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Menjadi Mata Mata
"Lakukanlah... semaumu, sampai kau lelah menyakitiku... sebisaku... tak kan mengusikmu, ku akan... mencoba... mengerti dirimu." Alea bergumam, mengikuti lirik lagu yang sedang dia dengarkan. Lirik lagu yang bagi Alea bisa mewakili apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Ya, untuk saat ini Alea membiarkan Radit melakukan apapun yang ingin laki-laki itu lakukan. Biar saja untuk saat ini, Alea menahan sakit dengan segala kelakuan Radit. Sampai pada waktunya tiba, Alea akan membalas semua luka yang Radit tusukkan dihatinya.
Sambil mengendarai mobil milik Lukman yang dia pinjam, khusus untuk hari ini. Alea akan memulai rencananya menjadi mata-mata, untuk tahu dan mendapatkan banyak bukti perselingkuhan suaminya.
Lengkap dengan alat dan pakaian penyamarannya, Alea melajukan kendaraan Lukman ke kantor pemerintahan tempat Radit bekerja.
"Setiap waktu istirahat dan makan siang, biasanya Radit dan Hana pergi keluar kantor." ucap Deri.
Berdasarkan informasi yang Deri berikan, Alea berniat akan mengikuti dan mengintai kemana suaminya pergi. Dan disinilah sekarang Alea berada, disebuah restoran yang terbilang cukup mewah untuk seorang karyawan biasa seperti Radit dan Hana.
Dengan merubah penampilannya, Alea memberanikan diri duduk tidak jauh dari Radit dan Hana berada. Radit tidak bisa mengenali istrinya, tentu saja karena Alea mengenakan pakaian yang longar dan berhijab, tidak lupa Alea juga mengenakan cadar. Satu-satunya penyamaran yang menurut Alea sangat sempurna. Mungkin kelak, bisa saja dia memang akan mengenakan pakaian seperti sekarang.
"Inikah yang membuatmu selalu ingkar dengan janjimu sendiri?" tanya Alea didalam hati, melihat kemesraan Radit dan Hana.
Kemarin malam, tidak seperti biasanya Radit ada di rumah. Jika kemarin-kemarin Alea akan merasa senang dengan keberadaan Radit didekatnya, tapi tidak lagi untuk sekarang ini. Sayangnya dia masih harus bersandiwara, seolah-olah tidak tahu apa-apa tentang Radit yang mendua.
"Sayang, malam ini aku menginginkan kamu" ucap Radit sambil memeluk Alea dari belakang yang sedang membersihkan meja selepas mereka makan malam.
"Aku tunggu dikamar." bisik Radit lagi sambil memberi kecupan dipipi Alea.
Kecupan yang terasa hambar bagi Alea, jika dulu dia akan tersipu dan merona dengan kecupan yang Radit berikan, tapi tidak lagi untuk saat ini. Semua hilang, rasa itu telah pergi dan berganti rasa pilu yang menusuk hati Alea.
Alea tersenyum sambil menertawakan dirinya sendiri. Lihatlah apa yang terjadi, laki-laki itu bahkan terlelap lebih dulu dari padanya. Untuk kesekian kalinya, Radit mengingkari janji yang dia buat sendiri tanpa Alea memintanya.
Radit yang telelap lebih awal membuat Alea dengan mudah mengungsikan dirinya ke kamar tidur tamu, Alea tidak ingin lagi tidur di tempat yang sama dengan Radit. Walau dia sempat mengiyakan ajakan Radit untuk memadu kasih, itu hanyalah sebagai pelengkap sempurnanya sandiwara yang sedang Alea perankan.
Kepercayaan yang pernah Alea berikan pada sosok Radit hilang sudah, sejak dia tahu laki-laki itu membohongi dan menduakannya. Segala yang Radit katakan hanyalah dusta belaka, semata-mata untuk menyenangkan hatinya saja, tanpa bisa laki-laki itu menepatinya lagi.
Tak ada yang bisa Alea bangakan lagi dengan pernikahannya. Miris dan sakit yang kini Alea rasakan, saat dia melihat dirinya berbanding tebalik dengan Radit. Seperti saat ini, Radit memanjakan Hana dengan makan di tempat mahal seperti ini, sementara selama empat bulan ini, Alea harus berpikir keras bagaimana gaji yang dia dapatkan cukup untuk hidup mereka dan ibu Radit yang seharusnya menjadi tanggung jawab laki-laki itu.
"Kamu sudah menjadi anak durhaka dan suami yang zalim demi wanita itu, Mas." gumam Alea begitu menyadari kemana perginya uang yang Radit miliki.
Alea kembali kekantor setelah mengikuti Radit dan Hana yang juga kembali kekantor mereka. Alea menyerahkan tugas pengintaian selanjutnya pada Deri, yang berada satu ruangan bersama keduanya saat di kantor.
"Bang, mereka kembali ke kantor. Sekarang tugas Abang jadi mata-mata" ucap Alea melalui sambungan teleponnya dengan Deri.
Deri terkekeh diseberang sana, mendengar ucapan Alea. "Jadi apa yang kamu dapatkan hari ini?" tanya Deri.
"Tidak banyak, Bang. Mereka hanya makan siang diluar." jawab Alea.
"Tidak perlu terburu-buru, masih ada waktu untuk mengumpulkan bukti." balas Deri untuk memberi semangat pada Alea.
Satu minggu berlalu, sudah banyak bukti yang Alea kumpulkan. Baik itu dia dapatkan sendiri dengan menjadi mata-mata maupun dari Deri yang juga banyak membantunya.
Satu minggu ini juga Alea mulai mencoba tidak peduli dengan Radit saat laki-laki itu ada di rumah. Terlebih di hari ke tiga pengintaiannya, Alea melihat dengan mata kepalanya sendiri. Bagaimana Radit yang begitu menikmati tautannya bersama Hana didepan pintu apartemen, dimana selingkuhan suaminya itu tinggal. Hingga keduanya masuk kedalam apartemen tanpa melepas tautan mereka.
Alea menarik nafas panjang begitu dia kembali melihat rekaman video kejadian itu. Sudah dapat dia bayangkan apa yang terjadi selanjutnya didalam apartemen itu.
"Jadi sudah cukupkah bukti-bukti yang kamu miliki?" Reina yang bertanya. Alea menggelengkan kepala.
"Apa lagi, Lea?" tanya Reina mengingat semua hal ini tentu saja melukai Alea.
"Aku ingin merekam saat mereka bercinta."
"Jangan gila, Alea" tegur Reina begitu mendengar jawaban Alea.
Melihat video Radit berciuman dengan Hana saja membuat Reina merasa sakit hati, apa lagi dengan Alea sebagai istri laki-laki itu. Reina tidak bisa membayangkan bagaimana lukanya Alea jika melihat Radit bercinta dengan wanita lain di hadapannya.
"Lea saudaramu ini memang sudah gila, Mbak Rei." ucap Alea sambil terkekeh lalu meneteskan airmata.
Alea gila karena Radit, satu minggu menjadi mata-mata membuat Alea sering menertawakan dirinya yang bodoh, yang kemudian dia tangisi.
Berat bagi Alea bertahan dengan keadaan, jika dia bisa memilih, saat itu juga dia akan mendatangi Radit dan Hana. Menapar Radit dan menjambak rambut Hana. Tapi Alea tidak ingin melakukan kesalahan, dia harus menunggu hingga waktunya tiba. Biarlah dia bertahan dan terluka, yang akhirnya dia akan keluar menjadi pemenangnya. Tak selamanya selingkuh itu indah, Alea yakin itu.
"Lea." panggil Reina sambil memeluk saudaranya ini agar tenang.
Mereka sedang berada di kantin kantor untuk makan siang yang bisa dikatakan terlambat. Reina tidak ingin kesedihan Alea dilihat rekan mereka meskipun kantin ini sudah tidak banyak lagi pengunjungnya.
Bukan sekali dua kali Reina melihat Alea meneteskan air mata, terlebih lagi saat Alea membagi hasil dari dia menjadi mata-mata padanya dan juga pada Deri. Cukup saudaranya ini bersedih, Reina ingin Alea kembali menjadi Alea yang seperti dulu. Ceria dan optimis dalam menjalani kehidupan.
Tanpa Alea dan Reina tahu jika sejak tadi Bagas mengawasi mereka berdua.
"Sayang, besok aku keluar kota." pamit Radit tanpa merasa bersalah selalu membohongi Alea.
Alea hanya tersenyum tipis menaggapi berita yang Radit sampaikan.
"Hei..." panggil Radit saat Alea seperti tidak menaggapi ucapannya.
Biasanya Alea akan merengek memeluk dan mencium Radit untuk mengajaknya bercinta, tapi kali ini Alea langsung mengambil koper dan mempersiapkan pakaian yang akan Radit bawa. Radit tidak tahu saja jika Alea sangat senang laki-laki itu pergi jauh darinya saat ini. Alea muak melihat wajah Radit, yang tidak merasa bersalah sama sekali pada dirinya.
"Mau berapa hari, Mas?" tanya Alea.
"Tidak perlu koper, aku hanya satu hari." jawab Radit.
Aleapun kembali menyimpan koper yang tadi dia ambil, lalu berlalu dari hadapan Radit. Belum sempat Alea melangkah, Radit menariknya hingga jatuh diatas pangkuan Radit.
Entah mengapa, melihat Alea yang dingin membuat Radit menginginkan istrinya itu. Radit mendekatkan wajahnya hendak memcium Alea, tapi wanita yang berstatus istrinya itu menghindar.
"Sayang, kita sudah lama tidak melakukannya. Malam ini aku akan membayar semua janji-janjiku." ucap Radit.
"Maaf, aku sedang halangan, Mas." tolak Alea, lalu bangkit dari pangkuan Radit. Sebelum laki-laki itu menyadari jika dia tidak menggunakan pembalut.
Radit menatap heran dengan kepergian Alea dari hadapannya. Tanpa dia tahu, Alea yang masuk kekamar mandi mengeluarkan sesak didanya dengan menangis dibawah kucuran air shower.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...