NovelToon NovelToon
Love Is Never Boastful

Love Is Never Boastful

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Beda Usia
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yuliastro

Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memasuki rumah keluarga Hartanto.

Di penthouse milik Zidan.

Teman-teman Ben menggelar acara pesta barbeque untuk merayakan sisa masa lajang Ben sebelum melakukan pernikahan,sekaligus menyambut kepulangan Zidan dari luar negeri setelah sekian lama.

Gavin,Bram dan Varo menikmati pesta dengan wajah senang sambil menikmati makanan.

Sebaliknya Ben hanya banyak diam dan mencoba menghubungi seseorang melalui ponselnya. 

"Hei Ben,ayo nikmatilah pesta ini!sebelum pernikahan mu besok!"ajak Bram yang asyik bernyanyi dan berjoget bersama Varo dan Gavin.

Ben diam dan mengabaikan teman-temannya. 

Zidan menghampiri Ben dan mengajaknya berbicara tentang masa kecil mereka,lalu menyinggung tentang pernikahan Ben.

"Apakah pernikahan mu digelar tertutup dan di rahasiakan?"tanya Zidan pelan.

Ben mengangguk mengiyakan.

"Pasti calon istrimu benar-benar sangat cantik,sehingga pernikahan mu di dirahasiakan?"tanya Zidan lagi.

Ben menoleh ke arah Zidan dan tidak suka mendengar pertanyaan temannya itu.

"Apa maksudmu bertanya seperti Itu?".

Zidan tersenyum tipis melihat reaksi Ben.

"Maksudku seorang gadis pasti akan menolak menikah denganmu,kalau tahu bagaimana kepribadianmu yang begitu cuek dan dingin".

Ben tersenyum mendengarnya. 

"Kau salah Zidan! Gadis itu nyatanya tidak menolak.Kau tahu apa alasannya?"Ben balik bertanya. 

Zidan menggelengkan kepalanya pelan.

"Karena pernikahan ini tidak gratis."

"Maksudnya?aku tidak mengerti?"tanya Zidan.

"Dia adalah tipe gadis yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia butuhkan"jawab Ben.

Zidan diam sambil mengerutkan keningnya.

Sementara itu,Ben fokus memainkan ponselnya dan mencari sesuatu.

"Ini lihatlah!"Ben memberikan ponselnya pada Zidan untuk melihatnya.

Zidan mengambil ponsel Ben.

"Kau tak perlu terkejut dan jangan panik,karna gadis aneh itu tidak begitu cantik,seperti yang kau pikirkan"kata Ben.

Zidan mengamati foto Kay di galeri ponsel Ben.Tiba-tiba Zidan tersenyum melihat foto Kay.

Ben melihat ke arah Zidan dengan sorot mata tajam.

"Kenapa kau tersenyum seperti Itu?"tanya Ben.

"Gadis ini imut,sederhana dan menarik"jawab Zidan.

"Apa katamu?Dia imut?!menarik?Hahaha…Hahaha…"teriak Ben menertawakan Zidan.

Zidan memandangi Ben dengan wajah heran dan bingung.

"Mata mu pasti bermasalah Zidan! Dan kau pasti sedang bercanda mengatakan itu"imbuh Ben lagi.

"Aku tidak bercanda,itu yang kulihat dari gadis itu"sahut Zidan pelan.

Ben berhenti tertawa dan terlihat serius.

"Kau tidak tahu betapa mengerikan dan brutalnya gadis Itu!Dia satu-satunya gadis yang berani bersikap kasar padaku dan berani menudingku.Gadis itu sangat menyebalkan!Bahkan dia tidak pernah berkata lembut padaku".

"Berarti benar apa yang ku katakan dia gadis yang menarik tapi juga istimewa"ucap Zidan.

"Istimewa apanya?"ucap Ben kesal.

"Istimewa karena tidak terbius pesona mu seperti gadis-gadis lainnya.Itu berarti dia tidak tertarik padamu,gadis itu langka karena dapat mengabaikan seorang pria bernama Ben Nathan Hartanto"goda Zidan tersenyum kecil.

Ben menelan salivanya dengan kasar.

"Aku justru merasa bersyukur,karena gadis ganas seperti dia tidak tertarik padaku.Lagipula,dia juga bukan tipeku.Aku memang belum begitu mengenalnya.Tapi seperti itulah dia.Kasar dan brutal.Itulah salah satu alasan lain,kenapa aku tidak menghalangi pernikahan ini".

"Memangnya kenapa?"tanya Zidan.

"Karna aku ingin melihat dia kesulitan menghadapi semua peraturan di keluargaku.Bukankah hal itu menyenangkan?Melihat singa betina terkurung di dalam jeruji besi"jawab Ben.

"Kau terlalu berlebihan Ben.Bagaimana kalau nanti kau jatuh cinta pada gadis Itu?"balas Zidan.

Wajah Ben berubah kecut.

"Tentu tidak akan mungkin terjadi".

"Apa yang tidak mungkin Ben!cinta dan benci itu bersaudara,maka jangan berlebihan merasakannya.Apalagi sebentar lagi kalian akan menikah dan akan sering bertemu.Tentunya kalian akan semakin dekat dan juga saling mengenal satu sama lain"ujar Zidan.

Ben seolah tidak mendengar kata-kata Zidan dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Apa kau akan menetap di Indonesia dan tinggal selamanya disini?"tanya Ben.

"Sepertinya begitu"jawab Zidan sambil terus mengamati foto Kay.

Zidan merasa seakan dia sudah bertemu dengan Kay.Lalu tiba-tiba dia tersenyum karena menyadari sesuatu.

"Bukankah gadis ini yang tadi tak sengaja bertemu denganku.Dia yang mengikatkan sapu tangan miliknya di tanganku"gumam Zidan di dalam hatinya.

***

Di rumah kediaman keluarga Hartanto,keluarga Kay menikmati suguhan dari keluarga Ben.

Para pelayan juga terlihat sibuk menyiapkan dan menata tempat untuk pernikahan Ben dan Kay besok pagi.

Di ruangan berbeda Kay sedang mendengarkan arahan dari Mama Ben,atau lebih tepatnya mendengarkan ceramah dari sang calon ibu mertuanya.

Mama Ben berkata pada Kay agar dia jangan sampai salah melakukan semua hal yang harus dilakukan dalam pernikahannya besok.

"Kau harus berlatih baik sikap,tingkah laku dan ucapan karena mulai besok kau akan menjadi bagian dari keluarga elit ini.

Akan ada tamu penting yang menghadiri pernikahanmu dan Ben besok.Keluarga dekat,para sahabat dan beberapa kolega bisnis.Jadi ku mohon,jangan bersikap tidak pantas dan membuat reputasi keluarga ini hancur.Kau harus menyadari,jika di rumah ini ada banyak aturan untuk mengatur kehidupan mu.Apa kau paham?"tanya Mama Ben ketus. 

 Kay mengangguk mengiyakan dengan lesu.

Lalu Mama Ben meninggalkan Kay untuk belajar pendidikan pelatihan penampilan diri dan etika dari ahli profesional yang sudah dipilihnya.

Selain itu Kay juga didampingi pengawal pribadi perempuan,yang dipilih langsung oleh Mama Ben untuk menjaganya.

Kemudian Mama Ben meminta  kepala pelayan wanita senior yang bernama Bu Warsi untuk mengawasi Kay.

"Perhatikan dengan baik semua yang dia pelajari dan tulislah apapun yang terjadi baik hal yang salah ataupun hal yang benar saat dia berlatih. Aku tahu kau punya kemampuan yang bagus untuk menangani masalah seperti ini.Jadi jangan kecewakan aku” kata Mama Ben tegas.

Bu Warsi  mengangguk menyanggupi perintah itu,"Baik..Nyonya Muda."

Kay mendesah pelan,"Kenapa aku harus melakukan semua hal konyol ini"gumamnya di dalam hati. 

Beberapa jam berlalu,Kay masih belajar dan mengikutinya dengan tenang.Tidak sulit untuk Kay menerima pendidikan pelatihan penampilan diri dan etika,karena dia termasuk murid tercerdas di sekolahnya. 

Melihat tidak ada masalah dengan Kay.

Bu Warsi keluar dari ruangan tempat Kay berada untuk mengecek tugas para pelayan lainnya. 

Kay yang merasa bosan mulai memanfaatkan kesempatan ini,untuk keluar dari ruangan tempat dia berada dan bermaksud menemui kedua orang tuanya.

Kay izin permisi ke toilet yang terletak di luar ruangan.Guru yang sedang mengajarinya pun memberikan izin.

Kay tersenyum senang dan bergegas keluar,tapi kedua pengawal perempuan yang sudah dipilihkan oleh Mama Ben terus mengikutinya. 

Kay merasa risih dan meminta kedua pengawal perempuan itu pergi,dan meyakinkan pada keduanya,kalau dia tidak akan kemana-mana dan hanya ingin ke toilet. 

Kedua pengawal perempuan itu tidak menaruh curiga pada Kay dan menuruti ucapan Kay untuk tetap berada di ruangan Kay belajar sebelumnya. 

Kay tersenyum senang dan segera bersembunyi dari dua pengawal yang diperintahkan Mama Ben untuk menjaganya.

"Pelajaran etika itu terlalu membosankan.Kenapa orang kaya harus belajar hal seperti itu?bukankah menjadi diri sendiri apa adanya jauh lebih baik dan menyenangkan untuk menikmati hidup ini"eluh Kay pelan.

Tapi setelah lima belas menit berlalu Kay juga tidak kembali.Kedua pengawal perempuan itu bingung dan mulai cemas,karna tidak dapat menemukan Kay di toilet.

Kay tertawa melihat ekspresi wajah kebingungan kedua pengawal perempuan itu dari tempat persembunyiannya.

Kedua pengawal perempuan itu sangat ketakutan karena belum berhasil menemukan Kay.

Kay berjalan mundur dari tempat persembunyiannya untuk menemui kedua orang tuanya.Sambil berjalan pelan Kay terus menertawakan kedua pengawal perempuannya itu.Tapi saat Kay berbalik,dia sangat terkejut karena melihat Bu Warsi ada di hadapannya dan memandangnya dengan tatapan tajam. 

Bu Warsi bersikap tenang namun sangat tegas.Dan berpura-pura tidak melihat Kay di dekatnya.

"Apa yang sebenarnya kalian berdua lakukan disini?Apa kalian ingin di pecat!"teriak Bu Warsi marah dengan suara menggelegar pada kedua pengawal perempuan yang bertugas menjaga Kay.

Kay tersentak mendengar kemarahan  Bu Warsi yang melebihi amarah ibunya.

Kay merasa tidak enak dan menatap sedih ke arah dua pengawal perempuan itu.

Lalu dia berusaha untuk membela kedua pengawal perempuan itu,"Semua ini salahku Bu Warsi.Aku mencoba bersembunyi dari mereka,karena aku ingin menemui kedua orang tuaku.Pelajaran etika membosankan untukku"ucap Kay pelan.

Tapi suara Kay tidak  didengarkan oleh Bu Warsi yang mengabaikannya.

"Kesalahan yang dilakukan oleh Nona Kay sekecil apapun.Mulai sekarang akan menjadi kesalahan kalian berdua,karena kalian tidak bisa menjaganya dengan baik.

Dan jika kalian melakukan kesalahan lagi.Aku tidak akan segan mengadukan hak ini semua pada Nyonya muda untuk memecat kalian!"gertak Bu Warsi tegas.

Kedua pengawal perempuan itu meminta maaf dan menundukkan kepala dengan lesu.

Kay menatap penuh rasa bersalah pada kedua pengawal itu.

"Ini semua salahku.Aku harus minta maaf pada kedua pengawal perempuan itu.Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi"batin Kay.

Kemudian Kay kembali ke ruangan sebelumnya untuk kembali belajar etika.

Kay menghela nafas panjang.

***

Di kamar Nenek Ben,dia duduk seorang diri sambil mengusap lembut foto mendiang suaminya.

Air matanya jatuh perlahan.

"Sayang….besok cucu kita akan menikah dan janjimu akan terpenuhi.Semoga kau bisa tenang disana"ucap Nenek Ben pelan sambil mendekap foto itu lalu menciumnya.

Ben yang sudah pulang, memandangi neneknya dari balik pintu tanpa diketahui oleh sang nenek. 

Sementara Itu,kedua orang tua Kay sedang beristirahat di kamar mewah yang sudah disiapkan oleh keluarga Ben untuk menjamu keduanya.

"Keputusan Kay untuk menikah tidak salah kan ayah.Putri kita akan hidup bahagia di rumah ini…ah..tidak di istana ini"ucap Ibu Kay tersenyum bahagia sambil berjalan mengamati furniture mewah di sekelilingnya.

Sebaliknya Ayah Kay hanya terdiam memikirkan apa yang sedang dilakukan Kay saat ini.

Di kamar kedua orang tua Ben. Mama Ben sedang memijat lembut kepala suaminya,yang sedang duduk bersandar pada sofa bed. 

"Sebaiknya papa beristirahat sekarang,karna besok hari pernikahan Ben.Papa pasti akan sangat lelah"saran Mama Ben. 

Papa tersenyum melihat ke wajah Mama Ben.

"Kau tahu kan,kalau aku ini sangat keras kepala.Tapi kali ini aku akan mendengarkan istri kesayanganku ini"kata Papa Ben sambil mengecup lembut punggung tangan sang istri.

 Mama Ben tersenyum senang sambil mengusap lembut wajah suaminya.

"Papa harus selalu menjaga kesehatan.Apalagi sekarang Ben sudah menikah.Tidak lama lagi,kita akan memiliki cucu.Mama ingin terus bersama papa,menikmati saat itu tiba dan melihat Ben bahagia".

Papa Ben mengangguk mengiyakan dan mengecup lembut punggung tangan sang istrinya lagi.

Lalu Papa Ben bertanya pada istrinya.

"Bagaimana dengan pendidikan pelatihan etika yang Kay ikuti?apakah berjalan dengan baik?".

Mama Ben menghela nafas pendek,"Pendidikannya baru saja dimulai dan akan terus berlanjut hingga Kay menjadi istrinya Ben.Mama sudah memilihkan guru yang sangat profesional,semoga saja dia dapat cepat belajar.Mama khawatir jika besok Kay membuat kesalahan,hal itu tentu akan merusak reputasi keluarga kita,terutama di hadapan relasi bisnis dan teman dekat kita".

Papa Ben tersenyum mendengar ucapan Mama Ben,lalu melingkarkan tangan kanannya di pundak sang istri kemudian mendekap tubuh Mama Ben dengan mesra.

"Mama tidak perlu terburu-buru dalam mendidik Kay.Pelan-pelan saja,biarkan Kay beradaptasi dengan keluarga kita lebih dulu,karna semua ini pasti tidak mudah untuknya"ucap Papa Ben.

Mama Ben mengangguk pelan dan menyandarkan kepalanya di dada Papa Ben.

"Mama rasa Ben juga memerlukan pendidikan etika.Kelakuannya masih belum dewasa,padahal dia akan menjadi seorang suami.Putra mu terlalu tidak peka dengan sekelilingnya.Dia begitu dingin dan cuek"ujar Mama Ben.

Papa Ben tertawa mendengarnya.

"Papa rasa dengan kehadiran Kay di hidupnya.Putra kita akan berubah seiring waktu dan memberi warna baru dalam kehidupan Ben."

"Benarkah?tapi mama tidak yakin.Sepertinya gadis itu hanya akan membawa masalah untuk Ben"kata Mama Ben ketus.

"Jangan berkata seperti Itu.Kay akan menjadi menantu kita,dia juga putri kita.Kita harus menyayangi dan memperlakukannya layak nya putri kandung kita sendiri.Papa tahu Mama nanti pasti akan sangat peduli dan menyayangi Kay". Papa Ben mengecup lembut kening istrinya.

Mama Ben diam tak bergeming dan hanya memejamkan kedua matanya,menikmati kehangatan dalam dekapan sang suami.

***

Di ruangan tempat Kay berada.

Kay duduk dengan lesu.Wajahnya terlihat lelah karna dia belum beristirahat sepanjang hari ini.

Bu Warsi datang membawakan minuman teh hijau hangat untuk Kay.Dan menyeduhkannya langsung di hadapannya.

"Nona Kay sudah belajar dengan keras dan pasti merasa lelah.Minumlah dulu teh hijau hangat ini"pinta Bu Warsi pelan.

Kay mengangguk sambil melihat kearah Bu Warsi,"Apakah pelajaran pelatihan penampilan diri dan etika nya sudah selesai?"tanya Kay yang bersiap menyeruput teh dari cangkir yang dia pegang. 

"Iya"jawab Bu Warsi membenarkan sambil menganggukan kepala.

Kay tersenyum senang mendengarnya dan langsung menyeruput teh hangat dari cangkir di tangannya.

Tiba-tiba Bu Warsi berkata,"Tapi setelah ini Nona Kay harus mempraktekkan pelajaran yang sudah Nona Kay pelajari di hadapan saya.Karna saya harus melaporkan semua hasil belajar nona pada Nyonya muda".

"HAH?LAGI!Ughhh….."eluh Kay dengan ekspresi lucunya.

Kedua pengawal perempuan yang berada di dekat Kay tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Kay. 

Meskipun lelah Kay tetap melakukan apa yang diminta oleh Bu Warsi dengan baik.

Dan membuat kepala pelayan wanita senior itu tersenyum senang.

"Ternyata Nona Kay adalah gadis yang pintar dan cepat belajar"puji Bu Warsi.

"Tentu saja Bu Warsi.Aku tidak akan mengecewakan semua orang.Dan membuat orang lain dapat masalah karena tindakanku"ucap Kay pelan menatap wajah kedua pengawal perempuannya.

Bu Warsi tersenyum lagi,lalu permisi untuk menyiapkan kebaya yang akan dicoba oleh Kay di ruangan lain.

Sementara Bu Warsi pergi,Kay langsung meminta maaf pada kedua pengawal perempuannya.

"Maafkan aku…karena kesalahan yang ku lakukan,kalian tadi dimarahi Bu Warsi"ucap Kay dengan tulus dan sungguh-sungguh.

Kedua pengawal perempuan itu merasa tidak keenakan pada Kay dan tersenyum.

"Tidak apa-apa Nona Kay,kami mengerti..Semua ini pasti sangat sulit untuk mu.Kami berdua akan selalu ada untuk menjaga dan mendukung nona mulai saat ini"ucap salah satu pengawal perempuan itu bersamaan dengan anggukan pengawal perempuan lainnya ,yang setuju dengan kata-kata temannya.

Kay tersenyum tipis dengan matanya yang berkaca-kaca,lalu memeluk erat kedua pengawal perempuan itu. 

"Terima kasih untuk pengertiannya…mulai sekarang kalian berdua akan menjadi sahabat ku".

Kedua pengawal perempuan itu kaget dengan sikap ramah Kay,yang membuat keduanya terharu.

Kemudian Kay berbalik dan terkejut melihat Ben berdiri di depan pintu.

"Apa yang kau lakukan disitu?Apa kau sedang menguping?"tanya Kay.

Ben terdiam sesaat memandangi Kay yang terlihat berbeda dari biasanya. 

"Apa yang kau lakukan disitu pria sombong?"tanya Kay lagi.

Kedua pengawal perempuan Kay terkejut mendengar ucapan Kay yang kasar pada Ben.

"Nona Kay sangat berani dan tidak takut pada Tuan Muda Ben"bisik salah satu pengawal perempuan itu.

"Iya,tapi yang anehnya.Tuan muda Ben tidak bergeming dan marah pada Nona Kay.Padahal tidak ada seorang pun yang berani berkata kasar pada Tuan Muda.Apalagi membentaknya!"balas pengawal perempuan lainnya dengan berbisik.

Kemudian Ben berjalan menghampiri Kay dan meminta kedua pengawal perempuan untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

Kedua pengawal perempuan itu segera mematuhi perintah Ben karena takut,meski Kay meminta keduanya untuk tetap berada disana.

"Aku tidak menyangka kalau gadis brutal seperti mu dapat berkata lembut"ejek Ben.

Kay menjauh dari Ben,"Kenapa kau berada disini? Tidak seorang pun diizinkan ke ruangan ini".

Ben tersenyum sinis dan berjalan mendekati Kay.

"Aku bukan orang biasa yang memiliki kriteria spesial"jawab Ben datar.

"Aku sedang malas berdebat dengan pria sombong ini.Aku sangat lelah dan ingin beristirahat!".

Kay tersenyum meremehkan,lalu beranjak pergi.Tapi Ben menghentikannya dan menarik tangan Kay.

Kay berusaha menghindar dan membuat tubuhnya linglung hampir terjatuh.

Tapi Ben dengan sigap memegangi tubuh Kay.Untuk sesaat keduanya saling menatap.

Tanpa sengaja Ben memegang siku tangan Kay yang terluka akibat terserempet mobil sebelumnya. 

"AUW!"Kay mengaduh sambil memegangi sikunya yang belum sempat dia obati.

Ben kaget melihat siku tangan Kay.

Kemudian menarik tangan Kay pelan dan memintanya untuk duduk.

Kay menolak tapi Ben memaksanya.

"Duduk disini!bagaimana kau bisa membiarkan tanganmu terluka seperti ini".

Lalu Ben berteriak memanggil  kedua pengawal itu untuk mengambil kotak P3K.

Ben berdiri memungut tote bag yang dia bawa,terjatuh saat menyangga tubuh Kay agar tidak terjatuh.

Kay melihat Ben dengan wajah lelahnya.

Ben kembali menghampiri Kay dan duduk di sampingnya,lalu menyerahkan tote bag berukuran kecil untuk Kay.

Kay menatap heran dan bingung.

1
Yuni Andrianih
annyeong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!