Rayyan mendadak menceraikan Ayu begitu saja sepulangnya dari tempat pekerjaannya sambil membawa Wanita yang sedang hamil. Akankah Ayu bertahan dengan pernikahannya yang sudah berjalan selama 16 tahun itu, atau lebih memilih untuk berpisah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meyliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Kemana Bu Lastri
Ayu menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bu Lastri. Berpikir, mungkin Bu Lastri belum sempat sarapan.
"Ibu belum sarapan di rumah, ya ?" mendengar ucapannya, Ayu menoleh kearah Marni yang terlihat masih kesal dengan Bu Lastri. Apakah pikiran mereka berdua sama ?
"Sudah, Marni. Hanya saja sekarang jadi lapar lagi, mungkin karena tadi Ibu sempat berjalan kaki. Ibu sudah lama tidak berkunjung kemari, suasananya jadi berubah. Bahkan tadi Ibu sempat tersesat, Ibu pikir yang disebelah itu rumah Ibumu, Yu"
"Ibu tersesat ?" Ayu terkejut mendengar ucapannya. Bu Lastri hanya menganggukkan kepalanya.
"Eh Yu. Kamu tahu, tadi Ibumu nyelonong masuk begitu saja kerumah ku. Dan langsung teriak teriak gitu memanggil manggil namamu. Untungnya Ibuku sedang pergi jalan jalan membawa Eka dan Eki dan Mas Rahman juga sedang pergi ke sawah. Coba jika mereka sedang ada di rumah, bisa ribet banget urusannya." Ayu sungguh tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Ya, namanya juga Ibu lupa, Marni. Kamu kan sudah kuberi tahu dari tadi, kenapa masih dibahas lagi sih ?" Bu Lastri terlihat sewot mendengar ucapan Marni.
"Marni hanya menceritakan kejadian tadi pada Ayu, bukan membahasnya." mendengar ucapan keduanya, Ayu jadi sedikit mengerti dengan apa yang terjadi diantara mereka berdua.
"Jadi, itu tadi yang kalian ributkan di depan rumah ?"
"Ya." keduanya menjawab dengan serempak. Mendengar ucapan keduanya, Ayu menghela nafasnya berat. Ada ada saja tingkah Bu Lastri itu.
"Yu, kemana Ayah dan Ibumu. Kenapa Ibu tidak melihatnya ?" mendengar ucapannya, Ayu berkata,
"Mereka pergi ke sawah, Bu. Biasanya sebelum Dzuhur sudah sampai di rumah." Bu Lastri menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari Ayu.
"Assalamu'alaikum." mendengar ucapan salam, ketiganya menoleh bersamaan kearah pintu masuk. Melihat kedatangan Mia, Ayu bergegas menghampirinya.
"Mbak." setelah bersalaman keduanya saling berpelukan dengan eratnya.
"Bagaimana keadaanmu, apakah baik baik saja ?" mendengar ucapannya, Ayu melerai pelukan diantara mereka.
"Baik, Mbak."
"Syukurlah, tapi sekarang kamu terlihat kurus." Mia memindai penampilan Ayu yang kurus tapi terlihat semakin cantik.
"Bener Yu, kamu kurusan lho. Diet ya ?" Marni menghampiri keduanya kemudian bersalaman dengan Mia.
"Apa kabar Mbak Mia ?"
"Marni, kamu disini ?" melihat kehadiran Marni, Mia merasa senang. Setidaknya seseorang menghibur Ayu. Tapi, tidak dengan kehadiran Bu Lastri.
"Ayo duduk, Mbak." Mia mengangguk kemudian menghampiri Bu Lastri. Setelah bersalaman, Mia pun segera duduk disampingnya. Sedangkan Ayu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Mia.
"Apa kabar Bu ?" Bu Lastri tersenyum kearah Mia.
"Kabar baik, Mia."
"Apa yang dilakukan Bu Lastri disini ?" Mia merasa heran dengan adanya Bu Lastri disini. Sedangkan kedua orang tuanya tidak memberi tahukan tentang hal ini kepadanya.
"Apa yang bisa Ibu lakukan jika ingin bertemu dengan Ayu ? Ibu keinget dengan dia terus. Tadinya Ibu mau pergi ke pasar, eh tahunya malah sampai disini."
Ayu yang kembali dengan membawa minuman untuk Mia mendengar apa yang diucapkan Bu Lastri. Setelah meletakkannya diatas meja, Ayu pun kembali duduk di samping Marni.
"Kasihan juga Yu, Ibu Mertuamu jauh jauh datang kesini hanya untuk sekedar bertemu denganmu." mendengar ucapan Bu Lastri, Marni berbisik di telinga Ayu. Ayu hanya menoleh sekilas kearah Marni.
"Ibu pasti lelah sudah jauh jauh datang kesini. Jika mau beristirahat dulu silahkan." setelah mengatakannya, Mia menoleh kearah Ayu, kemudian berkata,
"Yu, kamu antar Bu Lastri ke kamar. Biarkan beliau beristirahat."
"Iya, Mbak." Ayu pun bangkit dari tempat duduknya kemudian menghampiri Bu Lastri,
"Ayo, Bu."
"Terimakasih Nak Mia, kalau begitu Ibu istirahat dulu sebentar."
"Silahkan, Bu." Bu Lastri pun segera bangkit kemudian Ayu menggandeng tangannya membawanya masuk ke dalam kamar tamu.
"Ibu silahkan istirahat dulu disini, ya." Bu Lastri berbaring di tempat tidur.
"Iya, Yu. Ibu merasa lelah, mungkin setelah istirahat beberapa saat akan lebih baik. Nanti bangunkan Ibu ya."
"Baik, Bu."
"Maafkan Ibu, selalu merepotkan kamu,Yu."
"Tidak apa-apa, Bu. Kalau begitu, aku tinggal ya." Bu Lastri hanya mengangguk sambil tersenyum kearah Ayu. Ayu pun segera keluar dari kamar dan kembali menghampiri Mia dan Marni yang masih berada di ruang tamu.
* * *
Sepeninggalnya Ayu dan Bu Lastri, Marni berbicara dengan Mia.
"Kasihan Bu Lastri ya Mbak."
"Iya. Bagaimana tidak, mungkin beliau yang paling kepikiran dengan perpisahannya Rayyan dan Ayu." mendengar ucapannya, Marni terkejut.
"Jadi, mereka berpisah Mbak ?" Mia melihat kearah Marni kemudian berkata,
"Ayu belum memberi tahumu ?" Marni menggelengkan hanya kepalanya.
Setelah beberapa saat Ayu pun kembali menghampiri Mia dan Marni dan langsung duduk di samping Marni.
"Kamu yang sabar ya." setelah mengatakannya Marni memeluknya erat. Ayu terheran melihat tingkahnya itu. Melihat kearah Mia, dia hanya mengendikan bahunya.
* * *
Ditempat lain, sepulangnya Pak Wahyu dari sawah dia bergegas membersihkan diri. Setelah itu pergi ke dapur bermaksud untuk membuat kopi. Saat ini, Pak Wahyu sedang berada di rumahnya. Tadi pagi, dia dan Bu Lastri kembali ke rumah.
Melihat keadaan rumah yang sepi, Pak Wahyu merasa heran. Diapun mencari keberadaan Istrinya itu di setiap ruangan di dalam rumahnya.
"Bu, kamu dimana ?" Biasanya siang hari begini, Bu Lastri menikmati waktu luangnya dengan menonton televisi. Berpikir, mungkin sepulangnya Bu Lastri dari pasar dia ikut dengan Mira kerumahnya. Tadi pagi, karena dia dan Istrinya kembali ke rumah Mira pun memutuskan untuk pulang. Di karenakan jalan kerumahnya searah dengan pasar, Bu Lastri berangkat bersama dengan Mira berboncengan motor.
Duduk di sofa ruang tamu, Pak Wahyu memutuskan menghubungi Mira untuk menanyakan Bu Lastri. Setelah beberapa saat, panggilan pun terhubung.
"Ra, kamu sudah sampai rumah ?"
"Sudah dari tadi kok. Ada apa, Yah ?"
"Ibumu ikut kesana ya ?"
"Tidak. Tadi setelah menurunkan Ibu di depan pasar, aku langsung pulang. Memangnya kenapa dengan Ibu ?"
"Ibumu tidak ada dirumah, Ra."
"Mungkin saja Ibu sedang di rumah Rayyan. Coba Ayah temui disana."
"Ah, Ayah tidak berpikiran kesana. Baiklah kalau begitu, Ayah tutup panggilannya ya Ra."
"Iya, kalau ada apa-apa langsung kabari Mira." setelah mengakhiri percakapan, Pak Wahyu langsung bergegas menuju rumah Rayyan.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di rumah Rayyan. Melihat pintu rumah yang terbuka, tanpa mengucapkan salam Pak Wahyu langsung saja masuk ke dalam. Di ruang tamu, Rayyan sedang berbaring di pangkuan Intan. Sedangkan Intan, dengan santainya memijat kepala Rayyan.
"Rayyan dimana Ibumu ?" mendengar ucapan Pak Wahyu keduanya menoleh kearahnya bersamaan. Rayyan seketika bangun dan langsung duduk ditempat semula.
"Ibu tidak ada disini. Bukankah tadi ikut bersama Mbak Mira ?" mendengar ucapannya, Pak Wahyu menghela nafasnya berat kemudian duduk di sofa.
"Ayah sudah menghubungi Mbakmu barusan menanyakan padanya perihal Ibumu. Dia bilang setelah sampai di pasar, langsung pulang ke rumahnya. Dia menyangka Ibumu berada disini, karena itu Ayah kemari." Rayyan terkejut mendengar penjelasan dari Pak Wahyu.
"Kalau begitu Ibu kemana ?"
"Ayah juga tidak tahu. Kalau hanya ke pasar seharusnya sudah pulang dari tadi. Ayah semakin khawatir karena Ibumu pergi tidak membawa ponsel." Intan menoleh ke arah Rayyan kemudian berkata,
"Mas sebaiknya kamu temani Ayah mencari Ibu. Tanya tetangga atau mencarinya disekitar dekat pasar, siapa tahu Ibu berada disana."