Selingkuh Dengan Ayah Mertua

"Maafkan aku, aku mohon jangan pernah lagi membuat aku cemburu.. Walaupun dengan Andra sekalipun.." Bisik Haris sambil mengecup kepala Tania berulang kali

"Aku hanya sebentar saja berbicara dengannya, kenapa kamu terus memata-matai ku.. Kenapa kamu melakukan semua ini, apa yang sebenarnya kamu inginkan...?" ucap Tania yang masih terisak walau tidak sekencang tadi.

"Aku hanya ingin menjagamu dan memastikan kamu tetap aman, tetap berada di dalam jangkauan ku.. Aku mohon maafkan aku sayang..." ucap Haris yang kembali mengecup puncak kepala Tania dan di akhiri dengan sebuah kecupan di kening.

Mendengar Haris memanggilnya dengan panggilan sayang membuatnya membuka mata lebar-lebar, dia langsung melihat ke arah Haris dengan penuh tanya sedangkan yang sedang di tatap malah tersenyum manis.

Jujur saja sebenarnya Haris juga merasa malu memanggil Tania dengan panggilan sayang, tapi dia juga tidak ingin membiarkan janda muda satu ini terlalu bebas, Tania harus tahu kalau dia adalah miliknya.

"Kamu memanggil ku apa...?" tanya Tania memastikan

"Sayang.." ucap Haris sambil tersenyum

"Kenapa tiba-tiba kamu memanggil ku seperti itu...?" tanya Tania polos

"Karena aku memang sangat menyayangimu, sekarang lebih baik kamu beristirahat dan setelah masa Iddah mu selesai aku akan segera menikahi mu.." ucap Haris sambil memandang wajah Tania dengan penuh cinta, dia juga menghapus setiap jejak air mata yang sudah mulai mengering di pipi wanita itu dan mengecup kedua mata Tania dengan sangat mesra di akhiri dengan sebuah kecupan di kening milik janda muda itu.

"Apa itu tidak terlalu cepat... Maksud ku kita sama sekali belum saling mengenal satu sama lain dan lagi bagaimana reaksi mas Andra jika mengetahui semua ini..?" tanya Tania binggung.

Mendengar perkataan Tania barusan malah membuat Haris kembali tersulut emosi, tanpa aba-aba dia langsung menerkam bibir Tania dengan rakusnya, bahkan sangat panas dan penuh hasrat. Yang dia pikirkan saat ini hanya ingin memiliki wanita yang kini sedang di cumbunya dengan begitu rakus, itu semua karena dia merasa sangat cemburu dan kesal dengan perkataan Tania barusan.

"Panggil aku mas... Ingat mas... Mas... Mas....!!!" ucap Haris yang baru saja melepaskan Tania ketika wanita itu sudah hampir kehabisan napas.

"Kenapa sih kamu itu lebih suka marah-marah, lama-kelamaan aku juga bisa meninggalkan kamu dan pergi jauh. Lama-lama aku juga bisa lelah dengan sikap kamu yang seperti ini..." ucap Tania marah dengan sikap Haris yang selalu berubah-ubah hanya dalam hitungan detik

Haris yang mendengar Tania memarahi nya malah tidak menduga kalau wanita mungil ini akan berani membentak nya bahkan sampai dia tidak bisa berkata apapun lagi saking takjubnya dengan wajah Tania yang terlihat sangat menggemaskan dimata Haris.

Tapi bukannya takut Haris malah merasa geli dan gemas kepada wanitanya ini, Haris pun mencubit kedua pipi Tania dengan lembutnya.

"Sekarang kamu sudah berani marah-marah sama aku ya..?" ucap Haris

"Kenapa aku harus tidak berani, aku marah karena kamu sangat menyebalkan dan terus membuatku kesal..." ucap Tania yang langsung menyingkirkan kedua tangan Haris dari pipinya.

Dia segera berjalan kearah sofa dan langsung duduk begitu saja tanpa menghiraukan keberadaan Haris yang kini sedang menatapnya dengan lembut dan penuh cinta bahkan kini Haris tersenyum manis kepada wanita itu.

Bisa di bayangkan bagaimana bucin nya Haris terhadap gadis ini, bahkan Tania lebih pantas di sebut sebagai putrinya. Haris yang selalu bersikap dingin dan tegas terhadap lawan kerja maupun lawan jenis lainnya kini berubah menjadi kucing manis yang imut jika berhadapan dengan seorang Tania.

"Aku akan membiarkan kamu menikmati kebebasan mu sebelum nanti aku menikahi mu.." ucap Haris

"Kamu sangat yakin sekali aku akan menerima lamaran darimu..!" sinis Tania

Bahkan sekarang dirinya belum berpikir untuk menikah lagi dalam waktu sedekat ini, apalagi berpikir untuk menikah dengan mantan mertuanya ini. Bagaimana jika nanti Andra sampai tahu, apa yang akan di katakan nya dan bagaimana juga tanggapan orang-orang tentang dirinya.

"Asal kamu tahu, aku tidak menerima penolakan. Kamu harus mau menikah dengan ku...!" paksa Haris tanpa mau di bantah

"Kenapa kamu terus memaksa ku...??"

"Karena aku memang suka sekali memaksa dan kamu juga tidak ada hak untuk menolak semua keinginan ku itu..!! Sekarang kamu nikmati saja kebebasan mu tapi ingat jangan berani-berani nya kamu keluar tanpa adanya ijin dariku, kamu tahukan orang ku ada dimana-mana jadi aku akan selalu tahu apa saja yang kamu lakukan..." ucap Haris penuh penekanan.

Tania hanya bisa menghela nafas, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa dia juga sudah malas berdebat dengan Haris.

"Aku akan pergi, jika ada apa-apa atau kamu perlu apapun segera hubungi aku.." ucap Haris dengan di akhiri sebuah kecupan di kening Tania dengan sangat lembut

"Iya mas..."

Tania baru tersadar kalau dia baru saja memanggil Haris dengan panggilan 'mas', bahkan Haris yang sudah melangkah menjauh dari wanita itu langsung menoleh bahkan wajahnya sudah merona hanya dengan panggilan sederhana yang Tania ucapkan.

Entah kenapa ketika Tania memanggilnya dengan panggilan 'mas' terdengar lebih manis dan juga menyenangkan.

"Tidak buruk.." ucap Haris sambil tersenyum dan setelah itu dia pun segera pergi meninggalkan Tania seorang diri.

"Ya ampun kenapa aku ini bisa keceplosan seperti itu, sungguh memalukan sekali..." ucap Tania setelah melihat Haris pergi

Dia menutup wajahnya karena malu, bisa-bisa Haris salah paham terhadap dirinya karena sudah memanggil pria tua itu dengan panggilan 'mas'. Setelah cukup lama dan bisa menguasai dirinya sendiri akhirnya Tania pun pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan juga beristirahat saat ini yang dia butuhkan hanya beristirahat yang cukup agar kembali segar setelah bangun nanti.

Sedangkan Haris tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya tersebut, bahkan sepanjang hari ini dia terus saja tersenyum. Sikap manis Tania benar-benar membuat hatinya tidak karuan, bahkan seorang Tania yang dia anggap lemah dan hanya bisa menurut saja ternyata bisa berubah menjadi seekor singa juga ketika dia sedang marah.

Bahkan kini Haris sendiri tidak begitu yakin bisa mengatur wanita itu jika sudah menikah nantinya, Haris terus saja tersenyum bahkan dia tidak sadar kalau sekertaris nya itu sudah masuk kedalam ruangannya. Tentu saja sikap Haris yang seperti ini membuat Rina menjadi sangat binggung.

Dia binggung kenapa bosnya ini bisa senyum-senyum sendiri bahkan tingkahnya membuat Rina merasa takut sendiri, dia takut jika bos nya itu malah kerasukan setan yang sedang lewat.