NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

tok...tok...tok

"masuk"

seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan bosnya

"permisi bos"

"bagaimana, apa kamu sudah melacak nomor yang aku berikan...?" tanya Zidan

"sudah bos, terakhir aku melacaknya kemarin, pemilik nomor itu berada di wilayah B. tapi tadi saat aku memeriksa ulang, titik temunya hilang karena sepertinya kartu yang digunakan telah dihancurkan untuk menghilangkan jejak"

"sialan...siapa sebenarnya si brengsek itu. cari siapa saja yang mencurigakan di wilayah B. laporkan secepatnya padaku" ucap Zidan

"baik bos"

laki-laki itu keluar dari ruangan Zidan.

"aku harus percepat mas Adnan untuk menjadi pimpinan perusahaan ini, kalau tidak, aku yakin orang tersebut pasti mengincar semua harta mas Burhan"

Zidan mengambil handphonenya dan menghubungi ayah Adnan. mereka akan bertemu di tempat biasa mereka bertemu.

"bagaimana Zidan, sudah ketemu orang yang menghubungimu itu...?" tanya ayah Adnan

mereka sekarang telah berada di tempat biasa mereka sering bertemu.

"lokasinya sudah di temukan. dia sekarang berada di wilayah B. namun sekarang titik temunya hilang, dia sengaja menghancurkan kartu yang digunakannya untuk menghubungiku agar menghilangkan jejaknya" jawab Zidan

"di wilayah B... sepertinya aku pernah ke tempat itu" ucap ayah Adnan

"aku akan mencari dia di tempat itu" ucap Zidan

"bagaimana caranya menemukannya sedangkan di sana banyak manusianya" timpal ayah Adnan

"aku juga tidak tau. yang jelas aku akan mencarinya sampai dapat. aku tau apa yang orang itu inginkan. dia menjadikan Dirga sebagai tahanan agar dapat memeras aku dengan menyerahkan semua harta peninggalan mas Burhan" ucap Zidan

"manusia berhati iblis....dia tau kelemahan mu. lalu apa yang harus kita lakukan...?" tanya ayah Adnan

"apa mas sudah berbicara dengan istri mas mengenai yang aku katakan" Zidan menatap ayah Adnan

"belum... entahlah aku ragu untuk mengatakannya" jawab ayah Adnan

"kita tidak punya banyak waktu mas. mas harus bisa memutuskan secepatnya dan aku berharap keputusan mas tidak mengecewakanku" timpal Zidan

"hah" ayah Adnan menghela nafas panjang. ia menatap Zidan yang juga sedang menatapnya penuh pengharapan

"baiklah, aku siap menjadi pimpinan perusahaan mas Burhan" ucap ayah Adnan

seketika senyuman Zidan mengembang. ia sangat senang mendengarnya.

"terimakasih mas. aku akan selalu ada di belakang mas Adnan" Zidan tersenyum senang

******************************************

karena merasa simpati, pemilik warung mengajak El untuk mengistirahatkan Alana di salah satu kamar yang ada di dalam. itu untuk kenyamanan Alana karena kalau di luar mungkin akan tidak nyaman karena banyak pengunjung yang datang.

"terimakasih banyak Bu atas bantuannya" ucap El

"sama-sama. ini selimutnya, kasian dia, nanti kedinginan" ibu itu memberikan selimut kepada El

El menyelimuti Alana, ia genggam tangan adiknya itu yang belum juga sadarkan diri.

"ibu keluar dulu ya, mau melayani para pembeli"

"iya Bu, silahkan" ucap El

ibu itu keluar meninggalkan mereka semua.

"jadi, bisa ceritakan kepada kami sebenarnya apa yang terjadi, kamu tau kan mata kami tidak dapat melihat sejauh mata ketiga mu" ucap Leo

"mata ketiga...?" tanya starla kebingungan

El menghela nafas. meskipun disembunyikan tapi sepertinya untuk keadaan sekarang ia tidak dapat menyembunyikan lagi.

Adam duduk di samping Alana. ia hanya akan menjadi pendengar.

"starla...gue...gue bisa melihat makhluk gaib" ucap El

"apa... makhluk g-gaib......?" tanya starla

"iya" jawab El

"maksud elu semacam setan begitu...?" tanya starla

"iya, gue dapat melihat mereka" jawab El

"j-jadi elu indigo...?" tanya starla memastikan

"lebih tepatnya begitu" jawab El

"sejak kapan...?" tanya starla

"sejak gue mengalami kecelakaan" jawab El

"jadi waktu elu nggak masuk hampir sebulan itu karena elu kecelakaan...?"

"iya"

"kalian berdua sudah tau semuanya ini...?" starla menatap El dan Leo

"dia sahabat kami, jelas kami tau" jawab Vino

"sekarang giliran gue yang bertanya. siapa Adam, dari tadi elu nyebut nama Adam terus. sebenarnya siapa dia...?" tanya Leo

El melihat ke arah Adam, haruskah dirinya menceritakan tentang teman hantunya itu.

"terserah padamu" ucap Adam seakan tau kalau El meminta pendapatnya

"El, bengong aja lu. jawab pertanyaannya gue" ucap Leo

"Adam itu.....teman gue" jawab El

"teman...?" ucap Leo, Vino dan starla

"jangan bilang itu teman gaib lu" ucap Vino dan El mengangguk

"gila lu El, elu sampai berteman dengan makhluk seperti mereka. cukup melihat mereka saja El, nggak perlu sampai berteman segala" ucap Leo

"tapi dia baik. dia beda dari makhluk yang lainnya" timpal El.

"darimana elu tau kalau dia baik. emang elu udah tau asal usulnya waktu masih hidup gimana. El, kita tau kalau makhluk tak kasat mata itu punya banyak tipu daya, mereka nggak bisa dipercaya" ucap Leo

"lalu kenapa waktu itu kita bisa mempercayai kak Bima, bahkan elu berdua bilang kak Bima nggak jahat padahal gue waktu itu belum sepenuhnya yakin. elu tau sendiri kan kalau kak Bima yang nolongin gue waktu gue dikerjain sama hantu di rumah sakit itu. nggak semua mereka itu jahat Le, percaya sama gue" jawab El

"itu karena kak Bima meminta tolong agar dirinya kembali ke sisi Tuhan, dia nggak minta kita berteman dengannya" timpal Leo

"dia nggak jahat Le, tadi saja dia nyelamatin Lana yang hampir mati gara-gara nenek itu" ucap El

"darimana elu tau kalau dia nggak jahat. bisa jadi dia meminta imbalan dari perbuatan baiknya itu. pokoknya gue nggak setuju elu berteman dengan yang namanya Adam itu" ucap Leo

Adam tanpa menyela pun hanya mendengarkan mereka saja. ia menatap El yang begitu membelanya.

"maaf Le, tapi gue nggak bisa lakuin apa yang elu minta" ucap Leo

"emang gue sama Vino masih kurang begitu sampai elu harus berteman dengan makhluk gaib" ucap Leo

"bukan gitu Le"

"terus kenapa....kita memang hidup berdampingan dengan mereka tapi nggak harus berteman juga. alam kita sama mereka beda El" ucap Leo

"maaf gue menyela... daripada kalian terus berdebat. apa tidak sebaiknya kita lihat dulu bagaimana rupa sosok yang bernama Adam itu...?" starla menengahi

"gimana mau lihat, mata kita kan nggak tembus pandang" timpal Vino

"iya juga sih" starla menggaruk kepalanya

"kak" panggil Alana lirih

"dek, kamu sudah sadar. syukurlah, kamu baik-baik saja kan, nggak ada yang sakit kan...?" tanya El memegang tangan Alana

"leher Lana sakit banget" Alana memeganggi lehernya yang merah

"itu karena nenek tadi mencekiknya dengan sangat kuat" ucap Adam

"jangan dipegang, nanti juga sembuh. kamu istirahat ya" El mencium kening Alana

"Lana takut" Lana menggenggam tangan El dengan kuat

"ada kakak di sini, jangan takut. tidur ya, kakak akan jagain kamu" ucap El

tubuh Alana memang masih lemah, apalagi dia baru saja dirasuki membuat energinya terkuras karena nenek tua tadi.

Alana memejamkan matanya, hingga akhirnya dirinya benar-benar terlelap.

"dimana nenek tadi...?" tanya El kepada Adam

"apakah kamu bicara dengan sosok yang bernama Adam...?" tanya starla

"iya. Adam, dimana nenek tadi...?"

"kamu tau dimana dia, karena kamu manusia pertama yang dapat melihatnya" jawab Adam

"baiklah. gue mau bertemu dengan nenek itu, gue minta tolong agar kalian menjaga Alana sebentar"

"gue ikut" ucap Vino

"gue juga" ucap Leo

"terus gue...?" tanya Alana

"elu di sini temani adik gue" ucap El

"hah baiklah. dia calon adik ipar gue, jelas gue harus menjaganya" jawab starla

"menghayal lah sepuasmu, sebelum menghayal itu dilarang" ejek Vino

"ck... suka-suka gue" starla menatap Vino kesal

El dan kedua sahabatnya serta Adam meninggalkan starla dan Alana yang sudah terlelap tidur. saat keluar El sudah dapat melihat nenek itu yang duduk di tempat seperti biasanya.

El melangkah mendekatinya, Leo dan Vino mengikutinya saja meskipun mereka tidak tau dimana nenek itu berada. mereka berhenti di sebuah tempat yang berada di pojokan.

El duduk di ikuti Leo dan Vino, sementara Adam duduk di samping nenek tua itu.

"apakah nenek itu ada di tempat duduk ini sekarang...?" bisik Vino di telinga Leo

"sudah pasti, buktinya El berhenti di sini" jawab Leo pelan

"kamu datang juga" ucap nenek tua dengan senyuman di wajahnya

"wajah nenek tidak seseram tadi" ucap El

"maafkan nenek telah membuat kalian takut"

"jadi apa yang bisa aku bantu untuk nenek...?" tanya El

"emmm El maaf menyela. bisakah elu membuat kami bisa melihat nenek itu. kami berdua seperti orang bodoh yang melihat elu berbicara dengan angin" ucap Vino

"gue nggak tau caranya membuka mata batin" jawab El

"aku bisa, itupun kalau mereka mau. karena setelah mata batin mereka terbuka maka mereka akan sama dengan dirimu" ucap Adam

"Adam bilang, dia bisa membuka mata batin kalian. gimana, kalian setuju...?" El menatap kedua sahabatnya

"El, haruskah kita percaya dengan makhluk yang bernama Adam itu...?" tanya Leo

"percaya sama gue. elu selalu percaya kan sama gue...?" El menatap Leo yang terlihat ragu

"gue selalu percaya sama elu, makanya sampai hari ini kita tetap sahabat karena ada rasa kepercayaan antara kita" timpal Vino

"baiklah, gue akan percaya sama dia. tapi kalau seandainya dia berbuat jahat maka gue sendiri yang akan melenyapkannya" ucap Leo

"tentu, gue serahkan padamu nanti" jawab El tersenyum

"tapi ada yang harus kalian berdua tau" lanjut El

"apa itu...?" tanya keduanya

"setelah mata batin kalian dibuka maka secara otomatis kalian akan sama dengan gue" jawab El

"maksudnya...?" tanya Vino

"kalian akan melihat mereka yang tidak terlihat, entah itu yang rupanya cantik atau hancur semuanya akan kalian lihat. jadi bagaimana, apa kalian bersedia...?" ucap El

"sebenarnya gue penakut banget, kalian tau itu. tapi demi membantu sesama sahabat maka gue bersedia. kita sudah melewati banyak hal, mulai dari awal persahabatan kita. dari senang dan susah, sedih dan kecewa kita bertiga sudah lalui itu dan kita tidak pernah saling meninggalkan bagaimanapun keadaan kita. hanya kejadian mistis kita belum pernah lalui, baru kali ini kita alami. jadi ya, anggap saja ini adalah racikan bumbu dari persahabatan kita. jadi gue bersedia" ucap Vino menatap kedua sahabatnya

mendengar perkataan Vino, Leo jadi teringat akan persahabatan yang mereka jalani selama 5 tahun ini. semuanya memang telah mereka lalui bersama dan bertahannya persahabatan mereka itu karena kepercayaan yang mereka miliki satu sama lain.

"maaf sudah meragukan mu tadi El. gue juga bersedia" ucap Leo

"nah gitu dong. kita hapuskan ketegangan yang ada. gue nggak mau ya persahabatan kita hancur hanya karena beda pendapat dan gue nggak mau memilih salah satu diantara kalian berdua" Vino yang berada di tengah-tengah merangkul kedua sahabatnya

mereka bertiga saling merangkul. sungguh indah persahabatan dengan adanya kepercayaan dari diri masing-masing.

"mereka bersedia dam. jadi bisa elu lakukan sekarang...?" tanya El.

"baiklah"

Adam mendekati Leo dan Vino. ia menutup mata mereka berdua dengan tangan dinginnya dan itu yang dirasakan keduanya.

Adam membaca sesuatu entah apa yang dibacanya karena hanya pergerakan bibirnya yang terlihat. setelah selesai Adam menjauh dan mengatakan kepada El untuk menyuruh keduanya membuka mata.

"sudah selesai, mereka bisa membuka mata" ucap Adam yang kembali ke tempatnya

"sekarang, buka mata kalian" ucap El

perlahan namun pasti Leo dan Vino membuka mata. hal pertama yang mereka lihat adalah dua makhluk tak kasat mata yang berada di depan mereka.

"jadi dia nenek tua itu...?" tanya Vino yang

"senang bisa berkomunikasi dengan kalian cu" ucap nenek tua

"lalu dia...?" Leo menunjuk Adam

"dialah Adam" jawab El

"halo...aku senang kalian bisa melihatku" Adam menyapa Leo dan Vino dengan senyum pucatnya

kini El-Syakir sudah tidak sendiri lagi. kedua sahabatnya sekarang sudah sama seperti dirinya, memiliki mata ketiga untuk melihat mereka yang berbeda alam.

1
Silvi Vicka Carolina
kepala bukan kelaparan
Silvi Vicka Carolina
kehabisan batrei ...mknya lemes
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Mey Ana: bagus ceritanya....seru....
total 1 replies
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!