Hidupku hancur, setelah pernikahan keduaku diketahui oleh istriku, aku sengaja melakukan hal itu, karena aku masih mencintainya. Harta yang selama ini kukumpulkan selama 10 tahun. Lanhsunh diambil oleh istriku tanpa tersisa satu pun. Lebih parahnya lagi, aku dilarang menafkahi istri siri dan juga anak tiriku menggunakan harta bersama. Akibatnya, aku kembali hidup miskin setelah mendapatkan karma bertubi-tubi. Kini aku selalu hidup dengan semua kehancuran karena ulahku sendiri, andai waktu bisa ku ulang. Aku tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal untuk pernikahanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 KEDATANG SISKA KE RUMAH RAHMA
"Kamu nggak perlu meminta maaf, Mas. Jujur saja, aku sudah muak mendengar kata maaf darimu, tujuan aku datang ke restoran ini hanya ingin mengatakan padamu, bahwa aku akan ikut mengelola Resto ini seperti dulu!"
"Apa!"
"Kenapa? Kamu enggak suka kalau aku ikut terjun mengelola resto ini seperti dulu lagi?"
"Bukan begitu, tapi kenapa tiba-tiba."
"Aku melakukan ini hanya berjaga-jaga saja supaya pengeluaran resto dan juga keuntungan tidak bisa digunakan sembarangan begitu saja. Itulah sebabnya aku ikut turun tangan untuk mengelola restoran ini. Aku harap kamu bisa menerimanya."
"Apa kamu sudah tidak percaya sama aku lagi? Kalau kamu ikut mengelola restoran, lalu siapa yang mengurus rumah dan juga Angga di rumah bahkan keperluanku?"
"Bukankah kamu sudah mempunyai dua istri. Kenapa kamu tidak minta saja kepadanya untuk memenuhi kebutuhan kamu?"
"Aku tahu, tapi kamu itu kan masih menjadi istriku sudah kewajiban kamu untuk memenuhi kebutuhan aku."
"Sayangnya, aku tidak bisa memenuhi kebutuhanmu lagi, karena aku akan sibuk untuk urusan bisnis, jadi jangan berharap banyak tentang diriku yang akan terus memenuhi kebutuhan kamu."
"Kamu benar-benar sudah berubah, kamu bukan Siska yang dulu lagi."
"Siska yang dulu sudah mati, jadi jangan berharap lebih dariku, lebih baik kamu fokus aja sama istri mudamu itu atau kamu juga harus memikirkan cara bagaimana kamu menjelaskan kepada keluarga besarmu kalau kamu sudah mempunyai istri dua. Cepat atau lambat semua kebohonganmu akan terbongkar! karena aku yakin sekali status kamu yang mempunyai istri dua sudah tersebar di mana-mana, apalagi banyak karyawanmu yang melihat!"
...****************...
"Mas, kamu di mana? Sudah seminggu kamu enggak datang ke sini, kamu sudah janji sama aku untuk datang ke sini," ujar Rahma dari dibalik telepon. memang benar, sudah seminggu lebih aku belum bertemu lagi dengan Rahma semenjak kejadian perdebatan di resto itu.
"Maaf, aku belum bisa pulang ke sana."
"Kenapa? Kamu pasti dihasut ya sama Mbak Siska untuk tidak bertemu denganku?"
"Bukan, Siska tidak pernah melarangku untuk bertemu kamu di sana, hanya saja aku belum bisa datang ke sana karena ada beberapa masalah."
"Masalah apa lagi sih, Mas? Mbak Siska masih belum terima kalau aku sudah menjadi istri kamu."
"Nanti aku hubungin kamu lagi ya." Aku langsung menutup panggilan darinya, semenjak Siska ikut mengelola restoran ini, aku menjadi tidak bebas seperti biasanya, setiap kali aku ingin ikut menghitung pendapatan Resto Siska selalu melarangku, jika aku menginginkan uang aku harus melewati Siska dulu dan memberikan alasan yang jelas untuk apa aku meminta uang. Itulah sebabnya aku belum bisa datang ke rumah istri keduaku, karena aku yakin dia pasti akan meminta uang dan mengajak jalan-jalan keluar, sedangkan diriku saja sudah tidak bisa memegang uang sebebas dulu seperti sebelumnya.
Dan lebih parahnya lagi, 2 hari lagi aku harus membayar angsuran rumah yang ditempati oleh Rahma saat ini, jika aku meminta uang untuk membayar rumah yang ditempati oleh istri keduaku, aku yakin Siska tidak akan mau memberikannya.
Hampir setiap waktu Rahma selalu menghubungiku, tapi tidak pernah aku angkat atau balas pesannya, saat ini aku benar-benar tidak ingin diganggu dan aku memutuskan untuk menonaktifkan ponselku. Di saat aku tengah santai di ruang tv aku melihat Siska turun dari lantai 2 dengan penampilan yang sangat rapi.
"Kamu mau ke mana dengan penampilan seperti ini, Mah?" tanyaku melihat betapa cantiknya istriku, sayangnya aku tidak bisa menikmati keindahan yang ada di tubuhnya. Siska sudah tidak mau lagi melayaniku sebagai seorang suami. Ia malah menyuruhku untuk meminta kepada Rahma.
"Mintalah pada gundikmu untuk memenuhi kebutuhan, Mas. Tugasku yang sekarang, hanya untuk menjaga harta dan anak kita. Jadi jangan pernah meminta pelayanan dariku." itulah kata-kata dia beberapa waktu lalu, membuat diri ini semakin galau. Aku kira akan terasa indah jika kita mempunyai istri dua. Sayangnya semua itu tidak sesuai ekspektasi
"Ada urusan yang harus aku selesaikan."
"Urusan apa? Apa ini ada hubungannya dengan Resto?"
"Untuk sekarang kamu nggak perlu tahu, kalau masalah ini sudah selesai kamu pasti akan tahu sendiri," jawabnya dengan tatapan datar, selesai berbicara denganku Siska langsung melenggang pergi begitu saja. Padahal aku ingin sekali berbicara dengannya mengenai hubungan rumah tangga yang sudah mulai agak merenggang. Aku ingin sekali kembali seperti dulu tapi hal seperti itu sangatlah mustahil.
...****************...
Pov Athor.
"Aduh, Mas Danu ke mana sih! Susah banget dihubungi?" keluh Rahma, berkali-kali ia mencoba menghubungi suaminya tapi ponselnya tidak pernah aktif, membuat hati Rahma semakin gusar. belum lagi keluarganya yang selalu saja meminta uang kepadanya. Padahal dia sendiri saja tengah bingung. Sudah seminggu lebih suaminya tidak pernah mentransfer uang, padahal setiap minggu Rama selalu mendapatkan jatah. Begitu juga dengan keluarganya, tapi tidak saat ini.
tok ... tok ...
Disaat keadaan Rahma tengah genting, tiba-tiba saja terdengar suara pintu rumah ada yang mengetuk. Rahma begitu heran, tidak biasanya ada orang yang mengetuk pintu rumah, apalagi di komplek perumahan ini tidak ada yang menyukai Rahma. Tidak mungkin jika tetangganya mampir ke rumah ini. Ketukan pintu rumah terus saja berbunyi, karena Rahma belum juga membukanya.
"I ... Itu siapa yang datang ke rumah aku?" Rahma begitu penasaran, walau pun hatinya begitu takut. Rasa penasarannya jauh lebih besar, sungguh sangat aneh jika ada seseorang mengetuk pintu rumahnya. Kalau pun ibunya yang datang, pasti langsung masuk begitu saja. akhirnya Rahma memberanikan diri untuk membuka pintu karena ia penasaran. Siapakah yang datang ke rumah dia.
Tok ... Tok...
"Iya, tunggu sebentar." Ketika tangan Rahma sudah berhasil membuka pintu. Betapa terkejutnya ia melihat siapa yang datang ke rumahnya.
"Ka ... Kamu--" Jari Rahma bergetar ketika jarinya menunjuk ke arah seseorang. Ia tidak menyangka orang yang ia benci saat ini ada di hadapannya.
"Selamat pagi Rahma, apa kabar?"
"Kenapa Mbak Siska bisa datang ke rumah ini?" Wajah Rahma masih terlihat shok dengan kedatangan Siska yang begitu tiba-tiba.
"Memangnya tidak boleh kalau saya datang ke rumah kamu?"
"Mbak Siska tahu dari mana aku tinggal di sini?"
"Sudah saya bilang, saya ini tahu kok semua tentang kamu, jangankan rumah yang kamu tinggali kehidupan kamu sebelum menikah dengan Mas Danu saya juga tahu kok seperti apa." Bibir Rahma terasa kelu, untuk mengeluarkan kata-kata saja ia cukup sulit karena saking syoknya melihat Kakak madunya datang ke sini.
"Mbak lebih baik kamu pulang, aku nggak mau ada orang lain melihat kamu di sini." Mata Rahma terus saja melihat ke arah sekitar, ia takut ada beberapa tetangga yang melihat kedatangan Kakak madunya di sini. "Pulanglah Mbak, aku sedang tidak menerima tamu." Rahma mencoba untuk menutup pintunya, tetapi langsung ditahan oleh Siska.
"Kenapa kamu ingin menutup pintu? Apa kamu tahu, saat ini aku tamu di rumahmu."
"Mbak aku mohon pulang dulu kalau ingin bicara denganku, kita bisa bertemu di luar." Wajah Rahma terlihat ketakutan, matanya terus saja melihat ke jalanan, ia tidak siap jika ada orang lain melihat keadaan ini. "Mbak, please jangan seperti ini kita bertemu saja di luar."
"Kalau aku nggak mau, kamu mau apa?" Siska terus saja menahan pintu agar tidak ditutup oleh madunya, ia begitu senang melihat wajah Rahma yang sudah mulai pucat. Apalagi matanya terus menatap ke arah jalan.
menceritakan wanita kuat.
recommended banget
bodoh yg berkepanjangan sekarang rasakan akibatnya