NovelToon NovelToon
Senja Untuk Elang

Senja Untuk Elang

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

IG ☞ @embunpagi544


Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.

Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.

Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!

Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 (LDR 4,Siap Kena Semprot)

"Siapa sih ganggu aja!" kesalnya sambil menoleh. Ia langsung menelan ludahnya kasar begitu melihat siapa yang menarik tangannya. Gisel hanya bisa nyengir kemudian.

"Pulang!" ucap laki-laki tersebut dengan tegas. Dari nadanya saja sudah di pastikan dia sedang menahan marah.

"Abang?" Gisel benar-benar terkesiap melihat siapa yang mencekal tangannya. Sungguh! Rasanya saat ini juga Gisel ingin menenggelamkan dirinya ke dasar bumi, kenapa bisa Rega dan Gavin mengetahui kalau dia sedang berada di kelab tersebut.

"Ayo pulang!" Rega mengulangi kata-katanya.

"Kenapa kau datang ke tempat seperti ini? Kau tahu akibatnya jika mommy sama daddy tahu?" ucap Gavin tak kalah kesalnya.

"Aku cuma nonton, tak lebih!" Gisel membela diri.

"Bantu jelasin dong," bisik Gisel menyenggol kedua temannya yang malah sibuk mengagumi ketampanan dua pria di depan mereka tersebut.

"Ya ampun Sell, kenapa hidupmu beruntung banget sih, di kelilingi pria-pria tampan," gumam Viona tanpa Sadar dan di dukung sebuah anggukan oleh Nathali.

Gisel berdecak mendengar omong kosong tak bermanfaat Viona. Kedua sahabatnya tersebut memang selalu kehilangan kendali setiap kali melihat laki-laki di sekeliling Gisel, tanpa terkecuali Alex yang sudah berumur sekalipun.

"Jelaskan nanti, sekarang keluar dulu dari sini" ucap Rega, kali ini wajahnya datar tanpa ekspresi. Dan itu sangat di benci Gisel. Ia lebih memilih di marahi, di umpat atau diceramahi daripada harus melihat ekspresi datar laki-laki yang ia gadang-gadang sebagai calon imamnya tersebut. Karena jika Rega sudah begitu, itu artinya dia benar-benar kecewa.

Gisel tak punya pilihan selain mengikuti langkah Rega yang menggandeng tangannya untuk keluar diikuti oleh Gavin di belakang. Dan kedua sahabat Gisel hanya mengekori mereka tanpa bersuara.

Senja yang baru saja keluar dari toilet, tak mendapati Gisel ketika irisnya berusaha mencari keberadaan sang adik ipar. Yang ia lihat hanyalah laki-laki yang tadi mengajaknya bicara, yang kini tengah mengudarakan senyum manisnya ke arah Senja. Senja tak memberi respon atas senyuman yang entah apa.maksudnay tersebut. Ia sibuk celingak-celinguk mencari keberadaan Gisel.

"Kalian pulanglah sendiri, biar Gisel pulang bersama kami," ucap Gavin kepada dua sahabat Gisel saat sampai di parkiran mobil. Keduanya pun mengikuti titah Gavin.

"Biar Gisel semobil denganku," ucap Rega kepada Gavin. Dan Gavin hanya bisa menyetujuinya.

"Lalu mobilku?" tanya Gisel.

"Akan ada orang mengambilnya," jawab Rega.

Saat mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil, tiba-tiba seperti mendapat pencerahan secara bersamaan, mereka ingat sesuatu. Ya, mereka ingat tugas utama mereka ke kelab tersebut adalah menjalankan titah sang tuan muda Elang untuk menjemput paksa istrinya.

Mereka langsung turun dari mobil dan saling menatap satu sama lain.

"Dimana kakak ipar?" tanya Gavin.

"Dimana Senja?" Rega pun ikut bertanya.

"Kakak ipar sepertinya masih di dalam," ucap Gisel yang merasa bersalah karena bisa keluapaan jika Senja masih berada di dalam kelab.

"Kalian tunggu di sini, biar aku yang masuk," ucap Rega.

"Ck, dasar pembuat masalah," cebik Gavin melirik ke arah Gisel.

"Masalah apa, aku cuma mengajak kakak ipar nonton, dia bosan di rumah, kakak yang menyuruhku mengajak kakak ipar jalan,"

"Tapi tidak menyuruhmu mengajak ke tempat yang penuh maksiat seperti ini, coba kalau ada orang jahat bagaimana? Tunggu saja bagaimana kakak akan menghukum kamu,"

"Gavin...!"

"Apa? Kau seperti tidak tahu kakak saja, malah cari masalah," ucap Gavin.

Mereka berdua pun kembali diam, Gavin bersandar di samping mobil dengan tangan di lipat di dada, sedangkan gisel duduk menyamping di mobil dengan kaki menjuntai keluar sambil menunggu Rega menjemput Senja.

Sementara itu di dalam kelab, laki-laki itu kembali mendekati Senja.

"Kau mencari adik iparmu? Dia sudah keluar bersama dua pria yang menjemputnya," ucapnya.

"Dua pria? Siapa?" tanya Senja dalam hati.

"Terima kasih sudah memberi tahu saya, permisi," Senja melewati pria tersebut untuk menyusul Gisel.

"Tunggu!"

Senja pun menoleh.

"Mau aku antar? Barangkali adik iparmu sudah pulang," tawarnya.

"Tidak perlu!" seru Rega yang baru saja tiba dan mendekat ke arah Senja. Meski belum begitu mengenal Rega, tapi Senja tahu siapa Rega.

"Kau mau pulang dengannya? atau aku antar?" laki-laki itu masih saja usaha.

"Senja ayo pulang, Gisel dan Gavin sudah menunggu di luar. El menyuruhku menjemputmu," ucap Rega tanpa mempedulikan keberadaan laki-laki yang entah siapa namanya tersebut.

Senja pun sama, ia tak mempedulikan laki-laki tersebut, ia lebih memilih mengikuti Rega yang sudah berjalan duluan.

"Ck baiklah, tidak sekarang, mungkin nanti!" seru laki-laki tersebut tersenyum sambil menatap punggung Senja yang tak menoleh sama sekali.

"Halo pa..." laki-laki tersebut mengangkat teleponnya yang bergetar.

"Hem, sebentar lagi Ervan pulang, nanti Ervan telepon lagi," ucapnya dan langsung mematikan panggilan dari ayahnya dan memasukkan ponselnya kembali ke dama saku celananya.

"Senja, nama yang cantik seperti orangnya," gumamnya tersenyum teringat saat tadi Rega menyebut nama Senja.

🌼🌼🌼

Senja, Rega dan Gisel kini sudah berada di dalam mobil Rega sementara Gavin mengendarai mobilnya sendiri karena dia masih ada urusan yang tadi terpaksa ia tinggalkan setelah mendapat telepon dari Elang. Pun dengan Rega yang tadi sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit terpaksa harus putar arah menuju ke kelab setelah mendapat telepon dari Elang. Mereka berdua sampai di kelab secara bersamaan tanpa di sengaja.

Bisa di bayangkan bagaimana perasaan Elang saat ini sampai semua orang ia hubungi, tapi ia masih berpikir waras dengan tidak menghubungi kedua orang tuanya.

Suasana di dalam mobil sangat hening tanpa suara. Lagi-lagi Gisel merasa kesal, ia tak suka jika Rega hanya diam dan diam seperti itu.

"Abang..." rengek Gisel.

"Maaf..." ucapnya menunduk.

Rega hanya fokus mengemudikan mobilnya tanpa menoleh ke Gisel yang duduk di sampingnya.

"Maaf ga, ini salahku," ucap Senja karena tak tega melihat Gisel yang sejak tadi berusaha mengajak Rega bicara tapi di cuekin.

"Aku tahu kau tak mungkin ke sana jika tidak di ajak dia, jangan membela kesalahannya, biar dia belajar bertanggung jawab perbuatannya," ucap Rega tegas.

"Iya kakak ipar, ini salahku, tadi kakak sudah memperingatkan aku, tapi aku yang bandel," ucap Gisel mengakui kesalahannya.

"Syukur kalau kau menyadari kesalahanmu, jangan diulangi lagi," ucap Rega.

"Nanti El pasti akan marah, kau diam saja jangan menjawab apalagi melawan. Kau tahu seperti apa kakakmu,"

"Iya bang, Isell tahu,"

Ngomong-ngomong soal Elang, Senja mengecek ponselnya dan ia langsung memejamkan matanya sekejap saat melihat ada begitu banyak panggilan dari nomor Elang yang bekum sempat ia simpan tadi.

Rega yang melihat raut wajah Senja berubah dari kaca mobil langsung bertanya kenapa.

"Sejak tadi El menelepon, tapi tidak aku angkat. Ponselnya aku silent ketika ke toilet tadi," jawab Senja.

"Tadi aku sudah mengirim pesan kepadanya jika kalian sudah pulang bersamaku," ucap Rega lalu membunyikan klakson mobilnya, memberi perintah kepada penjaga untuk membuka gerbang.

Layar ponsel Senja kembali menyala, tanda ada panggilan masuk dan itu dari Elang.

Senja tak langsung mengangkatnya, karena kini mereka telah memasuki gerbang kediaman Erlangga. Setelah sampai di dalam barulah akan ia angkat pikir Senja. Siap tidak siap ia harus menerima jika Elang marah, apalagi sudah ada belasan panggilan dari Elang yang pastinya bisa di bayangkan seperti apa rupa mimik wajah suaminya tersebut sekarang. Ia hanya perlu menyiapkan mental karet, yang akan mental jika mendapat semburan amarah dari Elang.

Benar saja, Elang tampak berkali-kali mengumpat ketika panggilannya tak kunjung di angkat oleh istrinya. Hingga panggilannya yang terakhir tak juga di angkat, ia melempar ponselnya ke atas tempat tidur. Sejak meeting tadi pikirannya sudah kacau, sampai meeting pun ia percepat waktunya, ia hanya takut jika istri dan adiknya kenapa-kenapa karena dunia kelab itu sangat berbahaya bagi perempuan sepolos mereka. Tapi, ketika membuka pesan dari Rega, ia bernapas sedikit lega meskipun tetap saja kesal karena Senja mengabaikan panggilannya.

🌼🌼🌼

💠Jangan lupa like, komen, tip ataupun votenya terima kasih 🙏🙏

Salam hangat author 🤗❤️❤️

note: Buat yang belum update MT ataupun NT yuk buruan update, karena sekarang pemeberian tip menggunakan bunga mawar, kopi dll. Jika belum update maka vote kalian tidak terhitung...

1
MARWAN ERMADI
ini ngapain si ervan yg sibuk sedangkan disana ada ke2mertuanya senja
Soraya
hadiah buat pernikahan mereka
Soraya
mampir thor
khaerani suherman
aku udah baca cerita ini berkali kali seneng ceritanya
mimi
Kecewa
mimi
Buruk
vanilla althea smith
kecelakaan tuan Bailey dan nyonya Bailey ada unsur kesengajaan
vanilla althea smith
tebakan ku senja anak dari pemilik perusahan tersebut sebelum diambil oleh dady nya ervan dan diganti simbol nya
vanilla althea smith
Kendra mutung el
vanilla althea smith
bambang suaminya mama megaa ayah nya ritsuki natsuki
vanilla althea smith
typo nya menyeramkann
vanilla althea smith
jadi bego dongg
vanilla althea smith
makanan yang dibawa sekalian lempar ke wajah niko biar gregett
Ruby Vee
kenapa nggak ditunjkin aja fotonya nona senja gimana to
Ruby Vee
oalah elang
Elistiani
gak ngerti aku Thor,masa budak corporate ga tau black card,bodoh kali lah,masuk perusahaan pake jalur org dalem kali ye
Suwardiono
Luar biasa
Ruby Vee
kayaknya sarah jodohnya kendra ini
Can Can Takarai
Luar biasa
Can Can Takarai
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!