Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19.
Setelah salat magrib Laila pun menyiapkan barang yang akan dibuat ke rumah orang tuanya. Lauk yang tadi sudah ia masak kan iya bawa semuanya ke rumah sang ibu.
Dengan semangat yang besar Laila pun memasukkan masakan yang tadi ia masak di dalam rantang, dan menyusunnya dengan rapi.
Dan di saat itu pun Dewa datang dengan menggunakan pakaian casual, kaos polos warna hitam dengan di balut jaket warna coklat serta celana jeans warna hitam begitu cocok di kulit putih Dewa membuat Laila terpanah dengan ketampanan Dewa yang menggunakan pakaian tersebut, yang biasanya menggunakan jas, kini menggunakan pakaian itu membuat dirinya menjadi lebih mudah seperti anak kuliahan, padahal umurnya sudah lebih dari 28 tahun.
Lalu berjalan mendekat di Laila yang sedang menyusul makanan di rantau, tanpa Laila sadari Dewa menatap laila dengan tatapan tajam, karena melihat Laila yang diam saat melihat dirinya.
Dengan jahil dewa pun mengagetu Laila.
" Awas Iler kamu jatuh tu di bawa." ujar dewa.membuat Laila tersadar dari bengongnya.
Sedangkan laila yang kaget akan hal tersebut, langsung mengelap bibirnya dengan tangannya, namun tidak merasakan pada air liur yang jatuh, sedangkan Dewa sudah berjalan ke arah ruang tamu sambil tersenyum di kedua bibirnya, entahlah kenapa Dewa suka sekali membuat muka Laila menjadi kesel sendiri.
Laila sendiri sudah kesal sendiri dengan dewa yang sudah ngerjai diriinya padahal mana pernah ia ngiler,ada ada aja suaminya dingin ya itu. sambil ngedumel dalam hati Laila pun dengan cepat menyiapkan rantang itu dengan cepat.
" Bisa lebih cepat gak? Saya masih ada urusan lain setelah ini,bukan hanya menemani kamu saja."kata dewa dengan nada tinggi dari ruang tamu, sedangkan Laila hanya memendam kekesalan di hati nya melihat tingkah dewa yang sudah mengerjai dirinya.
Tampa menjawab pertanyaan dari dewa Laila pun keluar dari apartemen,dengan melewati dewa yang berada di ruang tamu,m dengan diam. dewa sendiri hanya masa bodoh dengan Laila, walau sempat kesal dengan Laila yang tidak menjawab pertanyaan darinya,dan setelah itu pun dewa beranjak dari sofa,dan meninggalkan apartemennya untuk menyusul Laila yang sudah turun duluan.
Beberapa menit yang lalu,Laila pun hanya duduk di bangku samping parkiran apartemen dengan perasaan dongkol terhadap sang suami.
"Astagfirullah menyebut Laila nyebut, gak boleh begini kamu Laila bagaimanapun dia tetap suami kamu, dan surga kamu berada di telapak kaki dirinya takut di laknat oleh malaikat jalo masih marah kamu sama suami mu itu udah maafkan aja mungkin dia hanya iseng aja di itu muka nya aja tidak ada senyuman sama sekali, seperti kanebo kering." ucap Laila dalam batin, sambil menunggu sang suami yang belum datang, tadi dia tinggalin orang itu,saking keselnya tadi.
Mana sih ini orang, kok nggak ada yang datang apakah gak jadi nganterin, katanya tadi mau pergi,dan dah setuju. apa jangan-jangan dia marah ya karena ucapannya nggak dijawab tadi." Cicit Laila dengan pelan.sambil melihat kanan kiri sekitar apartemen tersebut yang terlihat sepi padahal masih jauh 07.00 malam, tapi kayak tidak ada orang sama sekali, apa orangnya padahal kagak keluar ya.sambil bergridik ngeri melihat depan sana yang sunyi.
Terlihat sebuah mobil keluaran terbaru berhenti tepat di samping ya Laila duduk, membuat Laila menjadi bingung siapakah orang itu, lalu terbuka kaca jendela mobil itu, dan terlihatlah seorang pria dengan kacamata di hidung mancung nya, yang tidak lain ialah Dewa yang berada di dalam mobil tersebut.
"Jadi pergi nggak,kalau nggak jadi pergi saya masih ada urusan lain." ucap dewa, Tampa melihat ke arah Laila berdiri di samping mobilnya.
Laila masih berdiri di tempat, Tampa mengikuti ucapan dari dewa,dan memandang dewa dengan sebel, pingin nampol wajah pria itu, saking gemesnya dengan wajah datarnya tersebut.
Kerdil merasa tidak ada pergerakan dari Laila Dewa pun melihat ke samping, dan benar saja Laila masih berdiri tegak sambil memegang rantang yang ia siapkan untuk sang mertua. Membuat dewa menjadi kesal sendiri dengan Laila,yang dari tadi sudah ia tungguin namun yang ditunggu tidak masuk membuat dia hampir mengeluarkan amarah. Namun masih bisa bertahan sampai tangan yang menggenggam setir memutih karena marah dengan Laila.
"Saya hitung sampai tiga kalau kamu tidak masuk saya tinggal pergi. 1,2,tig..."
Tiba-tiba saja pintu mobil dibuka dari samping, dan masuklah laila setelah memasang sabuk pengaman, lalu menutup pintu mobil dengan sedikit kerasa, membuat Dewa terjengat kaget. lalu tanpa berlama-lama lagi Dewa pun melajukan mobilnya dengan kencang karena masih menyimpan emosi terhadap Laila yang susah dibilangi hanya ada keheningan di dalam mobil tersebut tanpa ada pembicaraan di antara dua pasutri tersebut.
Laila yang merasa dewa sedang marah pun menjadi takut, apa lagi dewa mengemudi kan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuat Laila pucat pasih sambil memegang tangan dewa Tampa sadar sampai mengeluarkan keringat dari pelipis nya.
Sedangkan Dewa yang terkejut saat Laila memegang tangannya pun menoleh ke arah samping dan melihat Laila yang ketakutan ,karna ia membawa mobil denganm kecepatan tinggi.
Dan tak lama kemudian mobil yang dikendarai oleh Dewa pu ,dengan perlahan mulai menurunkan kecepatannya,membuat Laila menjadi sedikit tenang.
Sampai Laila pun kaget saat tangan nya memegang tangan dewa, Tampa sengaja pun melepaskan dengan cepat karna sangat malu pada dewa sendiri sampai ada semburat kemerahan di kedua pipi Laila. dewa yang melihat itu pun tersenyum tipis saking tipisnya sampai tidak bisa kelihatan oleh orang lain. dan melupakan amarah yang ada di hatinya,karna melihat kegemasan dari laila.
Dan selama di perjalanan menuju rumah kedua orangtuanya, Laila hanya menundukkan kepalanya kebawah,karna saking malu terhadap dewa.
Dan Tak lama kemudian,mobil yang dikendarai oleh Dewa pun sampai di depan rumah kedua orang tua Laila.
Lalu dengan cepat-cepat Laila pun keluar dari mobil dewa, untuk menyembunyikan wajah malunya.dan berjalan ke arah rumah ayahnya, meninggalkan dewa yang masih berada di mobil.
" Assalamualaikum,ayah ibu,dan kak Raka,ila pulang." ucap Laila dengan semangat.sambil mengetuk pintu rumahnya.
Ckerek
Suara pintu di buka dari dalam
" Ibu Laila kanget banget sama ibu." saat tau yang membuka pintu adalah sang ibu,Laila pun langsung memeluk sang ibu dengan erat.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu datang nak,karna ibu sudah menunggu kedatangan kamuibu juga kanget banget sama anak gadis ibu yang satu ini apa lagi dengan kakak kamu yang dulunya selaku ngerusuhin kamu jadi pendiam saat kamu tidak ada lagi di rumah ini."kata sang ibu dengan bahagia,sambil menceritakan apa saja yang terjadi di rumah ini,saat dia tidak ada.
" Iya kah buk, padahal dulu kk Raka itu,suka iseng dengan Laila loh, masa tiba tiba jadi kanget saat ila gak ada, sangat sulit di percaya." awab Laila,dengan muka kurang percaya dengan sang ibu.
"Nanti juga kamu bakal tau,kali udah sampai di dalam oh ya ibu baru sadar suami kamu kemana nak kok gak ada." tiba-tiba saja,sang ibu bertanya membuat Laila kaget,tentang sang suami yang tidak ada, sedangkan tadi saja ia tinggal kan sendirian dewa di mobil, apa di masih marah ya dengan dirinya,Daan tidak jadi ke sini." dalam hati Laila ntah bagaimana ia kan menyampaikan kabar itu pada sang ibu kalo sang suami tidak ikut dengan dia untuk ke sini.
" Nak kenapa diam,apa suami kamu gak ikut." tanya sang ibu sekali lagi pada sang anak yang masih terdiam belum menjawab pertanyaan darinya.
" Emm,itu buk kalo mas dewa ti..." Tiba-tiba saja ucapan Laila terhenti karena mendengar orang yang berisik bicarakan nggak ada di belakang tubuhnya.
" Assalamualaikum Bu gimana kabar ibu dan keluarga." kata dewa,pada sang mertua mambuat Laila tberdiam di tempat karena mendengar ucapan dan kelakuan Dewa yang menyalin tangan sang ibu dengan lazim dan sopan.
....