Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Aku mencintaimu Erik.
Setelah mengetahui kalau tunangan Erik adalah Agatha, Aluna pun bertekad untuk merebut pria itu dan menjadikannya suami. Dan hari-hari yang ditunggu Aluna pun tiba, kesempatan untuk bisa mendekati Erik akhirnya datang melalui Sky. Kakak iparnya itu bisa membuat seorang Erik mau menemuinya, dan mereka pun membuat janji di Cafe Happiness.
"No, bagaimana penampilanku?" tanya Aluna dengan wajah berseri pada supirnya.
"Namaku Revano Nona, bukan No," jawab sang supir sembari menatap nona Aluna yang duduk dibelakang melalui kaca spion.
"Nama Revano terlalu bagus untukmu," sahut Aluna dengan jujur. Karena untuk ukuran seorang supir nama Revano terlalu keren dan lebih cocok digunakan untuk seorang yang berprofesi sebagai CEO, dokter, dan banyak lainnya.
"Memangnya nama yang cocok untukku apa, Nona?"
"Em, Sapri atau mungkin Paijo lebih cocok untukmu." Aluna tertawa membayangkan nama supirnya itu Paijo. Tapi jika dilihat-lihat memang nama Revano lebih pas untuk wajah sang supir yang terlihat tampan dengan usia yang lebih muda tiga tahun darinya.
Ya, wajah supir nya itu terbilang tampan. Bahkan Aluna sempat mengira kalau Revano itu bertugas menjadi bodyguard nya, dan Aluna juga sempat berpikir anak pelayanannya itu tertukar dengan anak seorang konglomerat.
"Kalau begitu lebih baik aku dipanggil No saja." Revano memilih dipanggil No dari pada Sapri atau Paijo, karena menurutnya kedua nama tersebut lebih cocok untuk nama bapak-bapak.
"Ya.. ya, sekarang jawab bagaimana penampilanku?"
"Cantik." Jawab Revano dengan jujur. Karena tidak dapat dipungkiri empat wanita kembar keturunan Ricardo memang terkenal dengan kecantikannya.
"Bagus kau sudah jujur." Aluna memberikan lima lembar uang berwarna merah sebagai rasa terima kasih atas kejujuran sang supir.
Revano menerima uang tersebut dan langsung di masukkan kedalam saku tanpa mengalihkan konsentrasinya dalam mengemudi.
"Anda sangat cantik sekali," Revano memuji kembali, berharap nona Aluna akan memberikannya uang lagi. Dan ternyata harapannya itu terkabul, lembaran uang berwarna merah kembali masuk ke dalam saku pakaiannya. "Anda juga sangat—"
"Uang receh ku habis..." potong Aluna dengan cepat, membuat Revano diam tak lagi memuji.
Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit, akhirnya mobil yang ditumpangi Aluna sampai ditempat tujuan. Ia pun segera masuk ke dalam cafe dimana Erik telah menunggunya di salah satu meja yang ada di dalam Cafe tersebut.
"Maaf, aku terlambat." Aluna segera duduk di samping Erik, tanpa mempedulikan keterkejutan dan ketidaknyamanan pria itu.
"Bisakah kau pindah!" pinta Erik sembari menunjuk bangku kosong yang ada dihadapannya.
"Tidak bisa," tolak Aluna.
Erik pun menghela napasnya dengan kasar, mengingat betapa keras kepalanya seorang Nona Ricardo, ia pun memutuskan untuk pindah ke bangku kosong tersebut dari pada duduk berdekatan dengan Aluna.
"Eh, mau kemana?" Aluna menarik tangan Erik, mendudukkan pria itu kembali di tempatnya.
Erik pun diam, tak melawan sembari menatap Aluna dengan jengah.
"Dengar Nona Aluna, aku datang kemari atas perintah Tuan Sky."
"Aku tahu, teruskan!" sahut Aluna tanpa mengalihkan tatapan matanya dari Erik, dari wajah tampan yang terlihat datar tanpa ekspresi.
"Tuan Sky menyuruhku untuk berkencan dengan Anda, tapi aku tidak —"
"Aku mencintaimu Erik, maukah kau menikah denganku? Menjadi suamiku?" potong Aluna dengan cepat sebelum pria itu mengatakan kata-kata penolakan.
"Apa?" Erik yang terkejut sampai membelalakkan kedua matanya dengan mulut yang menganga lebar.
Oh come on, bagaimana tidak terkejut saat seorang wanita tiba-tiba saja meminta untuk dinikahi, dengan kata lain wanita tersebut tengah melamarnya. Sesuatu yang aneh dan tidak masuk diakal bukan? Karena dimana-mana pria lah yang melamar seorang wanita, bukan sebaliknya.
Pada hal dlm cerita kamu cantik kaya lagi , ckckckckkck