Sultan Zayid Athalah, diusianya yang hampir 30 tahun dia didaulat untuk memimpin perusahaan menggantikan sang ayah Bima Athalah yang memutuskan untuk lengser dari jabatannya dan pindah ke kota kecil untuk menikmati masa tuanya di sebuah perkebunan anggur bersama dengan ibunya Kinanti Athena Athalah
Sultan mempunyai perangai yang buruk, dia adalah seorang pria yang angkuh, suka bertindak semena-mena dan suka bergonta-ganti pasangan serta menghamburkan uang sehingga dengan sangat terpaksa sang ayah harus mengutus seorang bodyguard untuk menemani dan mengawasinya kemanapun dia pergi.
Sultan tak menyangka jika bodyguard yang diutus oleh sang ayah adalah seorang wanita yang menurutnya sangat kaku, tidak cantik bahkan tidak modis sama sekali. Dia selalu berpakaian serba hitam, jas dan celana panjang hitam serta kemeja dan sepatu kulit hitam dengan rambut pendek cepak seperti seorang pria.
" Cih...jangan harap aku bisa dekat denganmu!"
" Saya disini bukan untuk mendekati Anda tuan "
Gila...kaku banget ini mahluk! Sultan membatin
WARNING!
Tidak ada korelasi nya dengan agama dan budaya manapun!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Javier
Saat pertama kali kakek Sultan menginjakkan kakinya di negara itu, Simon ayah Javier telah menjadi pengawal pribadi dirumah yang dibeli oleh Bratayuda. Sang pemilik mansion telah menjual semua harta kekayaannya kepada Bratayuda, berikut para pengawal dan pegawai yang ada disana. Saat itu Javier masih remaja, dia disana menemani sang ayah untuk melayani tuan muda barunya Bima. Javier dan Bima hampir seumuran.
Kekayaan yang dimiliki oleh Bratayuda termasuk perkebunan anggur dan pabrik pengolahan nya serta beberapa pabrik pengolahan besi saat itu, baru setelah Bima diberikan kuasa atas semua perusahaannya dia mulai mengembangkan nya menjadi seperti sekarang ini. Selain pabrik yang dulu diwariskan kepada nya, dia pun membuat pabrik pembuatan mobil, mengakuisisi beberapa hotel bintang lima dan restoran mewah.
Javier didaulat untuk tetap mendampingi Bima, boleh dibilang mereka itu hidup dan tumbuh bersama disana. Bahkan saat Bima mengejar cinta Kinanti saat itu diapun sedang berusaha untuk mendekati kekasih hatinya Margo, wanita itu telah lama menjadi incaran Javier.
" Ayolah Jav, kenapa kamu tak bilang terus terang saja padanya?" Bima menggoda Javier karena dia tidak juga berani mengungkapkan perasaan nya pada Margo.
" Tidak tuan, percintaan hanya akan mengalihkan perhatian saya pada anda " Javier tetap fokus pada kemudinya, dia sedang mengantar Bima untuk menemui Kinanti dirumahnya.
" Jav, apa kamu tak ingin menikah dan mempunyai keturunan? Aku perlu pengawal untuk anak-anakku nanti " Kali ini pertanyaan Bima benar-benar membuat Javier mempertimbangkan kembali keputusan nya untuk menyatakan cintanya kepada sang kekasih.
Dulu ayahnya pun menjadikan Javier sebagai pengawal pribadi Bima, dan Simon sendiri mengawal tuan besar ayah dari Bima. Bisa jadi anak-anaknya nanti pun akan mengawal anak-anak tuan mudanya.
" Saya akan mempertimbangkan nya tuan muda " Javier memarkirkan mobilnya dihalaman rumah keluarga Kinanti. Dia keluar dari mobil lalu berjalan memutar untuk membukakan pintu tuannya.
Sepeninggalnya sang tuan muda, Javier memutuskan untuk menemui Margo setelah sebelumnya dia meminta ijin kepada Bima dan akan kembali untuk menjemputnya satu jam mendatang.
Javier menemui Margo dirumahnya, sebuah rumah sederhana yang terletak dipinggiran kota.
" Selamat malam tuan Javier" Seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan nya, dia adalah ibunda dari Margo.
" Selamat malam nyonya Adams, apakah saya bisa menemui anak gadis nyonya?" Javier dipersilahkan untuk masuk dan duduk menunggu diruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga itu. Rumah sederhana ini begitu rapi dan nyaman pikirnya.
" Hallo Jav, apa yang membawamu datang kemari?" Margo datang untuk menyapa nya, Javier mencari seseorang yang menyambut kedatangannya tadi.
" Dimana ibu dan saudaramu Margo?" Ayah Margo sudah meninggal setahun yang lalu, saat ini dia hanya tinggal bersama ibu dan adik laki-laki nya yang masih remaja.
" Mereka ada dikamarnya, mau aku panggilkan?"
" Iya... Tolong panggil mereka Marg, aku ingin berbicara dengan kalian semua " Margo meninggalkan Javier disana untuk memanggil ibu dan saudara nya.
Margo adalah teman kecil Javier, dulu ibunya adalah pembantu dirumahnya dan sering mengajak Margo untuk membantunya disana. Seiring dengan usianya sang ibu berhenti untuk bekerja digantikan oleh Margo dan saudara laki-lakinya itu.
Dulu Javier sering mengajak Margo untuk bermain ketika semua pekerjaan sudah diselesaikan, lama-kelamaan Bulir-bulir cinta tumbuh di keduanya tetapi Javier urung untuk menyatakan cintanya. Dia berfikir jika dia menikahi gadis itu maka perhatiannya terhadap tuan mudanya akan terganggu. Sementara Margo tetap setia menunggu nya.
" Kedatangan ku kemari malam ini adalah untuk melamar putri mu nyonya, aku ingin menikahinya jika anda mengijinkan " Javier menatap wajah cantik kekasihnya, malam itu senyuman terukir diwajahnya tak seperti biasanya yang sedikit kaku.
Nyonya Adams langsung menerima pinangan Javier untuk anak gadisnya, dia sangat bahagia karena putri sulung nya dinikahi oleh anak majikannya. Ini merupakan kejadian langka pada saat itu, dimana status merupakan hal terpenting dalam memilih pasangan hidup.
Javier memutuskan untuk menikahi Margo setelah Bima menikah dengan Kinanti. Pesta pernikahan sederhana yang mereka selenggarakan tidak mengurangi kekhidmatan upacara pernikahan tersebut.
Margo adalah istri yang baik dan patuh serta penyayang, dia sangat mendukung pekerjaan sang suami sebagai pengawal pribadi dari seorang tuan muda terkaya di kotanya. Setiap pagi dia akan mempersiapkan semua kebutuhan Javier dari makanan hingga pakaian yang akan dipergunakan dan dengan setia menunggu nya pulang.
" Terimakasih sayang...kau adalah istri yang berbakti..." Javier memeluk nya erat, dia semakin menyayangi sang istri. Satu-satunya wanita yang sangat dia cintai selain ibunya.
Bima sangat senang dengan perubahan pada pengawal pribadi sekaligus sahabatnya itu, dulu Javier sangat kaku dan sulit untuk tersenyum. Sekarang dia lebih terbuka dan ceria, senyuman selalu terukir diwajahnya apalagi ketika dia baru datang di pagi hari.
" Sepertinya kamu sangat bahagia kawan, aku senang melihat senyuman mu setiap hari " Dan Javier tersenyum dengan pernyataan tuan mudanya.
Tak lama Margo mengandung anak mereka, meski kehamilan nya cukup menyulitkan Margo, tetapi wanita itu dengan senang hati menikmati proses nya. Kandungan Margo agak lemah, dia diharuskan untuk beristirahat total selama beberapa waktu. Bima seringkali memberi nya cuti agar Javier dapat selalu berada disampingnya.
" Maafkan aku tuan..." Satu hari ketika Javier terpaksa meminta jatah cuti kembali.
" Tak apa Jav, istrimu yang paling penting. Sampaikan salam ku untuk Margo "
Belum 9 bulan masa kehamilannya Margo sudah merasakan kontraksi di perutnya, Javier segera melarikannya ke rumah sakit terdekat agar dia secepatnya mendapatkan penanganan karena Margo terlihat sangat pucat.
Atas permintaan Bima, Margo mendapatkan penanganan khusus sebagai pasien VIP dirumah sakit tersebut.
Margo terpaksa harus menjalani operasi Caesar untuk mengeluarkan bayi dalam perutnya karena komplikasi yang terjadi saat proses kelahiran normal anaknya, ternyata sang bayi dalam posisi melintang dan tak mau menempati posisi nya dijalan lahir setelah berbagai cara ditempuh. Suasana menjadi panik saat itu, Javier terlihat sangat mengkhawatirkan istrinya.
Sejam kemudian dokter keluar dan menemui Javier yang ditemani oleh Bima dan Kinanti serta ibunda Margo dengan membawa berita duka, baik anak maupun istrinya tidak dapat diselamatkan. Sang bayi meninggal sesat setelah kelahirannya disusul dengan sang ibu yang terbaring lemah disana.
Kabar duka ini sangat mempengaruhi kehidupan Javier kedepannya, dia tak lagi menyunggingkan senyumannya di pagi hari seperti biasanya dan dia terlihat lebih kaku dan dingin dari sebelum dia menikah dengan Margo. Javier tidak lagi mempunyai pasangan hidup setelah kejadian itu, Bima menyimpulkan bahwa dia tetap dalam kondisi berduka hingga sesaat setelah dia membawa Shakira ke mansion nya.
" Ijinkan aku membantunya tuan " Itu permintaan Javier ketika Bima menanyakan perihal yang sebenarnya kepada pengawal nya itu.
Bima melihat senyuman mulai sedikit hadir diwajah sahabatnya, hubungan mereka terlihat jelas layaknya ayah kepada anaknya.
.
.
.
To be continued 😉
Hai kakak-kakak terimakasih udah meninggalkan jejak kalian disini yah 😘
Happy Reading 🤗
tp yg penting bagus kok ini ceritanya 🥰🥰🥰