Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peluk Uncle
"Iya Uncle " Jawab Zidan.
Kenan mengambil laptop Zidan kemudian memeriksanya.
'Ini kan laptop gw, yang gw kasi ke Zidan, apa dia Zidan yang sama?' batin Kenan.
"Zidan tau nggak siapa yang ngasih laptop ke Zidan." Tanya Kenan.
Zidan menggeleng.
"Kok Uncle tau kalo Zidan di kasi laptop?" Selidik Zidan.
"Kerena yang ngasih laptop ke Zidan itu Uncle. Zidan ingatkan, uncle bilang gini 'Zidan sekarang laptopnya untuk Zidan aja, nggak usah bayar, om ngasih ke Zidan karena Zidan sangat sayang dengan Mommy Zidan' ingat kan?" Kenan mengingatkan Zidan.
Zidan terdiam sejenak lalu segera memeluk Kenan.
"Makasih Uncle, Zidan sangat senang ketemu Uncle." Semangat Zidan.
"Kenapa Zarah bengong, sini peluk Uncle juga." Ucap Kenan membuat Zarah juga ikut berpelukan dengan mereka.
"Sekarang kita main ya?" Ucap Kenan setelah melepaskan pelukannya.
"Oke." Serentak keduanya.
Mereka bermain bersama-sama sambil bercanda, sekali-kali Kenan mengerjai mereka. Kenan sangat senang karena bisa dekat dengan anak-anak Cathlea.
'Kamu hebat mendidik mereka Lea, anak-anak kamu sangat baik dan pintar.' Batin Kenan.
"Wah, kalian berdua sangat jago mainnya. Uncle jadi kalah." Kenan pura-pura kesal padahal ia memang kalah.
"Hahahaha.. Uncle payah." Ledek Zarah.
"Iya Uncle sangat payah." Zidan geleng-geleng kepala.
"Iya deh Uncle ngaku kalah, nanti kita main lagi ya? Uncle pasti bisa menang." Ucap Kenan penuh percaya diri.
"Iya Uncle." Ucap keduanya.
"Sekarang kalian boleh kembali ke kelas belajar, karena Uncle juga harus pergi, nanti kita ketemu lagi. Tapi jangan bilang ke Mommy dulu ya? soal pertemuan kita, biar jadi surprise, Ok?" Kenan menaikkan jempolnya.
"Oke Uncle." Zidan dan Zarah ikut menaikkan jempolnya.
"Peluk Uncle dulu baru kalian ke kelas." Ucap Kenan merentangkan tangannya.
Zidan dan Zarah segera memeluk Kenan, lalu keluar dari ruangan kepala sekolah menuju ke kelasnya.
Setelah kepergian Zidan dan Zarah, Adit dan Bu Ratna masuk kedalam.
"Bu, aku ingin mereka mendapatkan pendidikan terbaik di sekolah ini, Soal biaya biar aku yang menanggungnya." Jelas Kenan.
"Sebenarnya tidak perlu Tuan, Mereka sudah mendapatkan beasiswa dari sekolah, karena mereka memang layak mendapatkannya, bahkan kemarin mereka memenangkan lomba Memory Championship antar sekolah, Zidan pemenang juara pertama dan Zarah juara ke dua." Jelas Bu Ratna.
"Ya sudah, kalo begitu aku pamit Bu. Tapi jika ada masalah dengan mereka, tolong hubungi saya. Dan mengenai saya datang ke sini menemui mereka, tolong jangan katakan pada Lea." Ucap Kenan.
"Baik Tuan." Ucap Bu Ratna.
Kenan dan Aditya keluar menuju parkiran kemudian melajukan mobilnya kembali ke perusahaan KN group.
"Ken, Setengah jam lagi Tuan Bisma dan asistennya akan datang untuk meeting. Kali ini mereka akan membahas kelanjutan proyek di Singapure." Jelas Aditya.
"Oke, siapkan ruang meetingnya sekarang." Ucap Kenan.
Setengah jam berikutnya, mereka menghadiri meetingnya bersama Tuan Bisma pemilik salah satu perusahaan terbesar di Singapore dan hasilnya Minggu depan mereka akan memulai proyek pembangunan Mall di sana.
Setelah meeting Kenan dan Aditya Keluar makan siang di salah satu restoran favorit
mereka.
Saat sampai di restoran mereka duduk sambil menunggu pesanan mereka.
"Dit, persiapkan keberangkatan kita ke Singapore, 3 hari lagi kita ke sana." Ucap Kenan.
"Oke, gw akan persiapkan semuanya sebelum kita berangkat. Lo nggak mau ketemu Lea sebelum pergi? kita bisa sampai sebulan di sana." Ucap Aditya.
"Belum waktunya, gw nggak mau ikut campur urusan rumah tangga mereka." Jawab Kenan.
"Setidaknya Lo ada di dekat Lea disaat dia susah, sekalian Lo deketin dia." Ucap Aditya.
"Tapi gw nggak mau merusak persahabatan gw dengan Hendra. Dia pasti marah jika tau gw mendekati Lea." Kesal Kenan.
"Emang kenapa kalo dia marah? rumah tangga mereka memang sudah hancur sebelum Lo dateng. Gw aja sangat kesel dengan kelakuan Hendra." Kesal Aditya.
Tidak lama kemudian pelayan datang membawa makanan lalu menatanya di atas meja.
"Silahkan Tuan." Kata pelayan restoran.
Setelah pelayan pergi mereka menikmati makanannya.
"Gw bisa temenin Lo ketemu Lea di butiknya Ririn." Ucap Aditya setelah mereka selesai makan.
Kenan mengernyitkan keningnya.
"Ririn? sahabat Lea saat kuliah?" Tanya Kenan.
"Iya, dia pacar gw sekarang." Jawab Aditya.
"Sejak kapan Lo pacaran?" Selidik Kenan yang tidak pernah tau urusan pribadi Aditya.
"Kepo banget sih Lo! Sejak satu tahun yang lalu, setelah acara reunian kampus. Sudah jangan bahas gw." Kesal Aditya.
"Lo pacaran selama satu tahun dan gw nggak tau? kenapa Lo nggak bilang." Kesal Kenan.
"Ngapain juga gw bilang, itu masalah pribadi bro." Jelas Aditya.
"Kan gw sahabat Lo, apapun yang terjadi dengan Lo gw harus tau." Ucap Kenan.
"Ia sorry, gimana mau nggak ketemu dengan Lea?" Tanya Aditya.
"Nanti aja setelah gw balik dari Singapore." Ucap Kenan.
"Sikap Lo yang seperti ini nih, yang membuat Lo kehilangan Lea, selalu menunda bicara dengan Lea dan akhirnya keduluan Hendra. Lo mau Lea di deketin laki-laki lain lagi?" Kesal Aditya.
"Terserah Lo deh." Pasrah Kenan.
"Ayo kita ke butik sekarang." Ajak Aditya yang sebenarnya sangat merindukan Ririn. Sudah seminggu mereka tidak ketemu karena kesibukan masing-masing. Ririn sibuk di butik sedangkan Aditya sibuk dengan Kenan.
Aditya berdiri lalu menuju kasir, setelah membayar mereka keluar dari restoran menuju parkiran.
"Lo sudah siapkan? ketemu Lea?" Tanya Aditya saat mereka di dalam mobil.
"Cepetan jalan, jangan banyak omong Lo." Kesal Kenan.
Aditya melajukan mobilnya menuju butik.
Saat sampai di butik, para pengunjung dihebohkan dengan kedatangan pebisnis muda yang sedang naik daun di dunia bisnis. Siapa yang tidak kenal dengan wajah Kenan, Pria tampan, hidung mancung, tubuh tinggi dan kekar, tatapannya tajam dengan wajah datar dan dingin yang sering muncul di tv dan majalah bisnis di berbagai negara.
"Ada apa sih?" Tanya Cathlea Karen para pembeli sedang berkumpul di pintu masuk butik. Cathlea juga ikut mendekat.
"Deg"
Cathlea dan Kenan tertegun.
Pandangan mereka bertemu tanpa memperdulikan lagi sekitar mereka.
Detak jantung Kenan berdetak begitu kencang, ia memegang dadanya untuk merasakan rasa itu, rasa yang pernah ia coba untuk melupakannya namun tetap masih ada.
"Khemmm." Dehaman Aditya membuyarkan lamunan keduanya. Sedangkan para pengunjung sedang sibuk mengambil gambar Kenan di layar ponsel mereka.
"Sampai kapan kalian tatap-tatapan di sini? Ayo kita ke atas, disini banyak pengunjung." Bisik Aditya di telinga Kenan.
Mereka berjalan menaiki tangga ke ruangan Ririn. Sedangkan Cathlea kembali melayani pembeli.
"Tok.. tok.. tok.."
Aditya mengetuk pintu lalu masuk.
"Hai sayang." Sapa Aditya mengagetkan Ririn.
"Kamu di sini? kok nggak bilang mau ke sini?" Tanya Ririn.
"Surprise dong! " Seru Aditya langsung memeluk Ririn.
"Sudah kangen-kangenannya? kalo sudah panggilkan Lea ke sini." Kesal Kenan.
"Oh ia, sorry ternyata ada bos gw disini, gw lupa." Aditya pura-pura lupa lalu melepaskan pelukannya.
"Apa kabar Ken, lama tak jumpa, kapan balik dari Jepang?" Sapa Ririn.
"Baik, gw sudah seminggu di sini." Jawab Kenan lalu duduk di sofa.
"Sayang panggil Lea ke sini. Ada yang kangen." Bisik Aditya ke Ririn namun suaranya masih terdengar oleh Kenan.
Ririn geleng-geleng kepala sambil tersenyum, lalu menelpon ke kasir untuk menyuruh Lea naik ke ruangannya.
Ririn melirik Kenan yang sedang duduk bersandar di sofa.
"Jangan kangen ke Lea, nanti ada yang marah." Sindir Ririn.
"Siapa yang marah sayang, Hendra?" Tanya Aditya.
"Bukan, pacar atau istrinya Kenan mungkin." Tebak Ririn.
"Hahahaha, dia itu jomblo akut, nggak bisa move on dari seseorang." Ejek Aditya.
Kenan yang melihat pulpen diatas meja langsung melempar ke arah Aditya.
"Wetttss, santai dong bos, emang kenyataannya kayak gitu." Ejek Aditya kembali.
Tidak lama kemudian Cathlea datang mengetuk pintu lalu masuk.
"Deg"
.
.
.
Bersambung....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.