Almayira seorang gadis yang sangat religius, dia tidak pernah melepaskan niqobnya.
Namun di suatu hari ketika dia mengantar temannya, untuk menemui seorang laki_laki justru dirinya yang malah direnggut kehormatannya secara paksa sehingga
menyebabkan dia hamil saat masih sekolah, demi menutupi kehamilannya dia selalu menggunakan jaket.
Bagaimana nasib mayira? Apakah pria itu akan bertanggung jawab?
Penasaran? makanya baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehormatan Yang Terenggut
Di kediaman mayira suasana tampak baik_baik saja, semua orang didalamnya tampak melakukan aktifitas seperti biasa. Sarah ibunya mayira tengah berkutat di dapur untuk membuat kue, di bantu oleh mertuannya dira. Hari ini adalah ulang tahun putri satu_satunya sarah dan rendra, ulang tahunnya memang tidak dirayakan meriah seperti orang_orang diluar sana.
Cukup mengadakan pengajian dan santunan anak yatim piatu, hanya saja sarah ingin membuat hal yang spesial makanya dia membuat kue sendiri.
"Mayira beneran gak dirumah? tanya ibu dira.
"Iya mah semalam dia ngabari kalau mau nginep ditumah temennya, mungkin sekarang sedang sekolah.. jawab sarah, yang tangannya masih sibuk membuat adonan.
"Pasti mayira senang banget, kan dia itu sangat suka sama anak_anak.. ucap dira sambil mengulas senyumnya.
Taap taapp
Terdengar seorang menaiki anak tangga menuju lantai atas, dengan begitu cepat Mayira terburu-buru masuk ke kamarnya. Sesampainya di dalam kamar Mayira melepaskan cadarnya lalu ia masuk ke kamar mandi, dan mengunci pintu disana. Dia menyalakan sower begitu deras, bertujuan supaya suara tangisnya tersamarkan.
Mayira meringkuk diatas lantai yang dingin, dengan tubuh yang terguyur air dari pancuran sower. Dia mendekap tubuhnya erat merasa dirinya sudah kotor saat ini, tubuhnya bergetar dengan hebat air matanya semakin deras mengalir. Kenapa jadi seperti ini? dia yang berniat membantu temannya, namun kenapa malah dirinya menjadi korban kebejatan laki_laki yang bernama bara itu.
Rasanya sangat sakit, sakit fisik dan juga sakit batinnya. dia dilecehkan rasanya remuk redam, menaham amarah yang tertahan.
Yang di pikiran mayira saat ini, bagaimana reaksi keluarganya saat tau akan hal ini. Bagaimana ia bisa menghilangkan rasa kecewa pada orang tuannya, dirinya sudah gagal menjaga kehormatannya. Yang diambil dengan cara yang sangat menjijikan, mayira semakin menenggelamkan wajahnya. Pada lututnya yang ia tekuk, mayira semakin erat memeluk dirinya sendiri.
"Hiks..
"Sakit..
Satu jam lamanya mayira membiarkan dirinya berada dibawah air sower, dia berharap bisa menghapus noda dalam dirinya meskipun dia tau. Noda itu akan tetap membekas selama hidupnya, seperti sebuah kotoran yang menempel di baju putih tak kan bisa seputih semula lagi.
Astrid menggigit ujung kukunya, pikirannya berkelana memikirkan sahabatnya_mayira. Bagaimana tidak hari ini sahabatnya itu tidak masuk sekolah, dan tanpa keterangan apapun tidak biasanya seperti ini.
Malam tadi astrid lupa mengabari mayira, kalau dirinya tidak bisa kembali ke hotel. Karena harus menemani mamanya dirumah sakit, tadi pagi saat selsai sholat subuh. Astrid berusaha menghubungi mayira, tapi tidak diangkat.
Sampai sekarang sudah menjelang siang, mayira tetap tak bisa di hubungi. Astrid berinisiatif untuk pergi, mengunjungi mayira dirumahnya sehabis pulang sekolah nanti.
"Astrid, kamu dengarin saya ngga? dari tadi saya menerangkan tapi kamu tidak memperhatikan". seru pak santo.
"Mampus.. suara pak santo di depan membuyarkan lamunannya, tentang sahabatnya mayira.
"Anu pak, saya dengerin kok.. jawa astrid tergagap.
Di rumah mayira:
Sarah mengernyitkan keningnya mendengar artnya bilang, bahwa mayira tadi berlarian ke kamarnya dengan tergesa_gesa.
"Aneh sekali apa mayira tidak sekolah? ucap sarah lirih, tapi masih bisa di dengar.
"Bu, non mayira sudah satu jam di dalam kamarnya.
Sarah makin dibuat aneh dengan tingkah anaknya, sarah bergegas ke lantai atas menuju kamar mayira. Di susul oleh dira langkah sarah begitu tergesa, dalam sekejap dia sudah berada di atas.
Sampainya di depan pintu kamar Mayira, tidak perlu pikir panjang lagi Sarah langsung mengetuk pintu kamarnya Mayira.
"Kamu di dalam sayang?.. tanya sarah.
"buka pintunya nak!.. panggilnya lagi.
"Mayira tidak sekolah? namun tak ada jawaban dari dalam, beberapa menit mereka menunggu tidak ada jawaban dari kamar membuat sarah semakin khawatir. Dan kembali mengetuk pintunya dengan keras, Dira yang melihat menantunya kalang kabut mencoba menenangkan dengan cara mengusap dengan lembut.
"Mungkin dia lagi tidur... ucap Dira pada menantunya. Sarah berpikir sejenak mungkin dirinya saja yang terlalu berlebihan, mungkin benar apa yang dikatakan mertuanya.
"Ya sudah Sayang kalau kamu tidak mau buka pintunya, kamu istirahat saja ya.. ucap sarah akhirnya.
"Astaghfirullah al adzim, kuenya di tinggal sarah langsung turun ke bawah sambil menepuk jidatnya. Dia berlari menuju ke arah dapur, Dira terkekeh melihat tingkah menantunya itu. Dira menoleh sebentar ke arah pintu kamar Mayira, lalu menghembuskan nafas pelan.
Setelahnya dia juga berlalu pergi menyusul Sarah, sedangkan di dalam kamar Mayira. Suasana hening hanya terdengar suara percikan air dari dalam kamar mandi, lalu di kamar mandinya sendiri ada tubuh mayira yang terkulai lemas di bawah keucuran air. Air shower yang masih menghujani tubuh mayira, darah segar terus mengalir dari hidungnya.
"Auuwww.. terdengar rintihan lolos dari mulut Mayira, matanya perlahan terbuka. Mayira mencoba memfokuskan pandangannya yang terasa mengabur, Mayira masih merasakan nyeri di kepalanya. Tenaga Mayira yang sudah terkuras habis, tidak menyisakan sedikitpun.
Tubuhnya terasa sangat lemas..
"Bunda.. hiks.
"Ayah..hiks. lirih Mayira dengan suara Parau, dan hampir hilang. Mayira berusaha mengumpulkan tenaganya untuk bisa bangkit, Setelah berhasil sedikit demi sedikit Maira mencoba untuk berdiri. Walaupun sekujur tubuhnya, tidak punya tenaga sama sekali.
Mayira berhasil berdiri dengan jalan sempoyongan, Dia menuju ke arah tempat tidurnya. Dengan susah payah dia berpegangan pada dinding, dengan jalan tertatih Maira keluar dari kamar mandi menuju ke ranjangnya. Maira menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang King size miliknya yang empuk, Mayira masih menggunakan pakaian lengkap yang basah.
Berbaring dengan air mata yang terus mengalir tubuhya, bergetar hebat kepalaya terasa cenat-cenut. Darah menetes pada permukaan bantal, semua itu tidak lebih sakit dari hati Mayira.
Kekecewaan Mayira pada dirinya sendiri, rasa bersalah Mayira pada kedua orang tuanya. dan keluarganya serta Tuhannya.
"Astagfirullah, ya Allah..
"Ampuni, Mayira...
"Mayira takut kemurkaanmu ya Allah..
Mayira berusaha memejamkan matanya, membawa segala kesadarannya ke dalam mimpi. Namun nihil bayangan perbuatan Bara sang kakak kelas, malam tadi terbayang-bayang selalu di ingatannya.
Begitu menusuk_nusuk hatinya, hatinya terasa sakit dan nyeri. Tangannya memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, matanya menerawang jauh ke atas langit-langit kamar. Bukankah perempuan dihormati karena kehormatannya terjaga, lantas bagaimanakah dengan dirinya sekarang.
Tidak pantas lagi untuk dihormati, dari kecil Mayira sudah diajarkan tentang Marwah dan kehormatan. Seorang perempuan harus menjaga kehormatannya, sampai kelak diserahkan kepada pacar yang telah halal di malam pertamanya. Namun apa? apa yang terjadi sekarang, kenapa cobaan ini datang kepadanya?.
Sekarang hari sudah menunjukkan pukul 16,25, menandakan sebentar lagi acara akan dimulai. Di kediaman keluarga Almayira, ratusan anak yatim piatu yang diundang telah datang satu persatu meramaikan taman di belakang rumahnya.
____Tbc____