Demi mendapatkan biaya pengobatan ibunya, Arneta rela mengorbankan hidupnya menikah dengan Elvano, anak dari bos tempat ia bekerja sekaligus teman kuliahnya dulu.
Rasa tidak suka yang Elvano simpan kepada Arneta sejak mereka kuliah dulu, membuat Elvano memperlakukan Arneta dengan buruk sejak awal mereka menikah. Apa lagi yang Elvano ketahui, Arneta adalah wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam di salah satu tempat hiburan malam.
"Wanita murahan seperti dirimu tidak pantas diperlakukan dengan baik. Jadi jangan pernah berharap jika kau akan bahagia dengan pernikahan kita ini!"
Follow IG @shy1210_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Perempuan Hina
Pulang dari mengantarkan Cahya, El tidak langsung pulang ke kediamannya. Dia memilih bertemu dengan kedua teman baiknya sejak sekolah dulu di sebuah coffe shop yang berada tidak terlalu jauh dari rumah Cahya berada.
"El, akhirnya kamu datang juga!" Ezra tersenyum menatap kedatangan El. Begitu pula dengan Ben.
El tersenyum tipis. Kemudian menjatuhkan bokong di atas kursi yang bersampingan dengan Ben.
"Pasti kamu kelonan dulu sama istri kamu makanya lambat banget dateng ke sini!" Cibir Ben. Walau dia tahu El menaruh perasaan tidak suka pada istrinya, tapi dia tetap saja suka menggoda El.
Tatapan mata El berubah tajam menatap Ben. Dia tidak suka setiap pria itu membahas tentang istrinya. "Jangan sembarangan bicara kamu! Tidak sudi aku kelonan sama dia!"
Ben menutup rapat kedua bibirnya. Jika El sudah memasang wajah sangar seperti ini, dia memilih tidak melanjutkan candaannya.
"Udah deh, jangan bertengkar!" Ezra lekas melerai. Jangan sampai niat mereka yang ingin nongkrong, justru berakhir dengan adu jotos.
El lekas mengalihkan pandangan dari Ben. Tingkahnya itu membuat Ben tersenyum sinis.
"Lagian aku heran sama kamu, El. Kenapa juga kamu terus gak suka sama istri kamu. Bagaimana pun juga, Arneta udah jadi istri kamu sekarang. Sebaiknya kamu lupakan saja masa lalunya. Belum tentu juga kan dia masih berprilaku buruk seperti dulu." Ezra berkata dengan hati-hati. Walau saat itu dia juga melihat di saat Arneta bekerja di tempat hiburan malam, namun tak membuatnya berpikiran buruk pada Arneta.
"Tidak bisa. Sampai kapan pun aku gak akan bisa menerimanya. Menurutku, dia hanyalah sumber masalah dalam kehidupanku. Dan secepatnya, aku akan menyingkirkan dia dari hidupku!" Balas El. Wajahnya terlihat menyimpan amarah yang begitu besar saat berbicara. Ezra jadi dibuat bingung melihat sikap El yang seperti itu.
"Di dalam keluargaku, tidak ada satu pun dari mereka yang menikah dengan wanita yang tidak benar. Dan sekarang, aku sebagai cucu laki-laki satu-satunya di keluarga kami, harus terjerat dengan wanita hina seperti dia!" El kembali mengeluarkan uneg-unegnya pada Arneta. Melihat bagaimana sikap El saat menjatuhkan harga diri Arneta, membuat Ezra dan Ben yakin jika kebencian di dalam diri El pada Arneta sudah semakin membesar dan sulit untuk dihilangkan.
Pukul sebelas malam, Arneta telah kembali ke kediamannya dan El. Setibanya di rumah, dia mendapati kondisi rumah dalam keadaan gelap. "Apa El belum pulang?" Gumam Arneta. Ia merasa jika dugaannya itu benar. Karena bila El sudah pulang ke rumah, pri itu pasti menghidupkan lampu ruangan tengah rumah.
Arneta lekas menghidupkan lampu. Kemudian gegas menuju kamarnya berada. Mengingat saat ini El belum pulang ke rumah, Arneta berpikir untuk menunggu El pulang setelah mengganti pakaian lebih dulu di dalam kamar.
"Aku harus membahas tentang keinginan ibu pada El malam ini juga. Kalau menunggu besok pagi, dia pasti gak akan bisa diajak bicara." Pikir Arneta.
Sampai waktu menunjukkan pukul setengah satu malam, El belum juga menampakkan batang hidungnya. Arneta pun senantiasa menunggunya sambil menahan kantuk di ruangan tengah rumah.
Saat mendengar suara deru mesin mobil di depan rumah, Arneta lekas bangkit dan melangkah menuju ke arah pintu. Dia berniat untuk membukakan pintu suaminya yang baru pulang itu.
Bukannya mendapatkan ucapan kata terima kasih dari El, Arneta justru mendapatkan tatapan mata yang sangat tajam dari El.
"Minggir!" Usir El karena merasa Arneta menghalangi jalannya.
Arneta lekas menggeser tubuhnya. Kemudian mengejar langkah El saat pria itu melewatinya begitu saja. "El, tunggu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" Kata Arneta sedikit berteriak karena langkah El sudah semakin jauh dari dirinya.
El menghentikan langkah tanpa menatap wajah Arneta.
"El, ibuku sudah bisa keluar dari rumah sakit dua hari lagi. Apa aku boleh membawa ibuku untuk tinggal di sini bersama kita setelah keluar dari rumah sakit?" Tanya Arneta takut-takut.
El sontak memutar tubuh ke arah belakang dan menatap wajah Arneta tajam. Tatapan matanya yang tidak bersahabat itu, membuat Arneta jadi meringis melihatnya. "Kamu pikir rumahku ini adalah tempat penampungan sehingga kamu mau membawa ibu kamu tinggal di sini?!" Sentak El.
Arneta terjingkat kaget. "Tapi ibuku sekarang sudah menjadi ibu kamu juga, El. Lagi pula, ibu gak punya siapa-siapa lagi selain aku."
Brak!
Tanpa diduga, El mendorong tubuh Arneta dengan kasar hingga membuat Arneta terjerambab. "Sampai kapan pun aku gak akan pernah menganggap ibu kamu sebagai ibu aku! Jadi jangan berpikir jika kamu dan ibu kamu bisa mengatur hidupku. Dan untuk kamu, wanita murahan yang tidak tahu diri. Aku juga tidak akan pernah menganggap kamu sebagai istriku. Sungguh, aku sangat tidak sudi memiliki istri wanita murahan seperti kamu!!"
Darah Arneta terasa berdesir mendengar hinaan yang kembali El lontarkan kepada dirinya. Dia lekas bangkit dari posisi duduk dan menatap El dengan mata menyalang tajam. "Tutup mulut kamu, El. Aku bukan wanita murahan seperti yang kamu katakan!"
Gigi El bergemelatum mendengar Arneta berani membentak dirinya. Tanpa kata, El meraih wajah wanita itu menggunakan tangannya dan mencengkramnya kuat. "Berani kamu membentakku? Kamu pikir kamu itu siapa, huh!!" Dengan kasarnya, El kembali mendorong tubuh Arneta hingga kembali terjerambab.
Arneta meringis kesakitan karena dorongan El kali ini terasa lebih kuat dari sebelumnya.
"Sekalinya wanita murahan, kamu tetap adalah wanita murahan. Jika saja Papa tidak memaksa dan mengancam aku agar menikah dengan kamu, aku pasti tidak akan mau menikahi kamu. Mimpi apa aku mendapatkan wanita hina seperti kamu yang sudah digilir oleh banyak pria. Bahkan dengan tidak tahu dirinya, hanya demi mendapatkan uang, kamu rela memperjualbelikan tubuh kamu begitu saja!"
"Cukup, El. Cukup!!" Arneta kembali berteriak. Semakin sakit saja hatinya mendengar hinaan El. Bagaimana bisa suaminya itu menghinanya seperti itu. Andai saja El tahu, jika apa yang ia lihat saat itu tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan.
"Aku bilang jangan berani membentakku!!" Suara El sudah naik satu oktaf. Dia tidak suka mendengar wanita itu bersuara, apa lagi sampai membentak dirinya.
"Aku hanya meminta kelembutan hati kamu untuk mengizinkan aku membawa ibuku tinggal di sini, El. Tapi kenapa kamu sampai menghinaku seperti itu." Lirih Arneta.
"Jangan pernah berharap aku akan mengizinkan ibu kamu tinggal di sini. Memangnya kamu pikir rumahku ini tempat penampungan sehingga kamu mau membawa orang lain tinggal di sini!!" Setelah mengatakan hal tersebut, El segera berlalu dari hadapan Arneta. Sepertinya sampai kapan pun itu, dia tidak akan memberikan kesempatan bagi Arneta untuk bisa membawa ibunya tinggal bersama mereka.
Arneta hanya bisa menangis menatap kepergian El. Hatinya terasa sakit sekali mendengar hinaan pria itu. Ditambah kini, El menolak keinginannya untuk membawa ibunya tinggal bersama dengan cara hina.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
*Gedegbgntsamael*
tapi penasaran sama hubungan el dan evan.apa el merasa orang tuanya bertindak tidak adil padanya yaa karena emang anak angkat,, semoga kedepan mereka berdua selalu rukun dan saling menjga