Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Melda mencoba mendekati Irlan lewat Ig.Karena semua kontak Irlan telah hilang.
Minta maaf,adalah kata-kata pertama yang harus di ucapkan.Memelas untuk bertemu dan memberi penjelasan. Menurut Melda itu jurus ampuh meruntuhkan amarah Irlan. Dan benar saja Irlan pun melunak dan ingin bertemu Melda.
Flashback off
Dan disinilah Melda sekarang bersama Irlan mengeluarkan jurus ampuhnya untuk mendapat maaf Irlan.
Irlan yang memang tidak bisa melihat Melda menangis seperti sekarang ini pun memaafkan Melda.
Melda merasa senang karena Irlan mau memaafkannya.
"yes..langkah pertama sukses." batin Melda senang.
Sebenarnya tentang orangtua Melda yang bercerai dan ayah Melda yang memiliki hutang banyak hutang adalah benar,itu lah alasannya Melda pergi ke club untuk menghilangkan stres nya dan disitu lah Melda bertemu Irlan.
Namun pada bagian Melda menjadi tumbal ayah nya untuk melunasi hutang dan ibunya mengajak ke singapore serta Melda yang mengalami kecelakaan hingga amnesia adalah sebuah kebohongan.
Polosnya Irlan yang langsung percaya kepada Melda. Ya mungkin Irlan terlalu mencintai Melda.
Cinta bisa membuat orang yang memiliki IQ tinggi menjadi bodoh.
------------------------------------------------------------------------------
Irlan mengantar Melda pulang. Bukan ke apartemen atau ke hotel melainkan ke kontrakan kecil. Ya.. Melda mengontrak sebuah rumah petak,yang tidak bisa di masuki mobil karena berada di dalam gang.
"kamu tinggal disini?" tanya Irlan heran seorang Melda mau tinggal disini.
Sebenarnya ini hanyalah pencitraan Melda,agar Irlan benar-benar percaya dengan ceritanya.
Melda mengangguk.
"mau aku sewain apartemen yang lebih layak dari ini?" tawar Irlan.
"ish kok cuma disewain sih,dibeliin kek.." batin Melda mulai serakah.
"gak usah Lan,uang aku cuma cukup sewa kontrakan ini" kata yang keluar dari mulut Melda berbeda dengan hatinya barusan.
"gak usah mikirin biaya sama aku Mel,aku yang akan biayain kamu." jawab Irlan meyakinkan Melda.
"terserah kamu ajalah Lan,aku nolak pun tetap kamu gak akan terima dengan penolakan aku.." kata Melda. Padahal dalam hatinya berjingkrak kegirangan karena Irlan mau membiayai dirinya. Itu berarti dirinya tidak perlu mencari pengusaha-pengusaha untuk dijadikan sugar dady.
Irlan duduk di ruang tamu,tidak ada sofa. Melda menggelar tikar untuk Irlan duduk.
"masih suka kopi hitam kan?" tanya Melda
"iya."
"gulanya masih satu sendok?"
"iya Mel..aku yang sekarang masih sama kayak aku yang dulu.." jawab Irlan seraya menggombal tipis-tipis.
"ish kamu bisa aja.." Melda memukul pundak Irlan manja.
Melda kebelakang membuat kopi untuk Irlan.
Kopi pun siap,Melda kembali ke depan membawa nampan berisi secangkir kopi dan biskuit kelapa kesukaan Irlan.
"masih suka biskuit kelapa juga kan?" tanya Melda sambil menaruh kopi dan biskuit di hadapan Irlan.
Irlan mengangguk. Tersenyum sumringah.
"aku seneng kamu masih inget semua kesukaan aku." kata Irlan.
"wajar lah,kamu kan satu-satunya laki-laki di hati aku. Jadi cuma kesukaan kamu aja yang aku inget."
Hampir dua jam Irlan bertamu di kontrakan Melda.
"aku pulang dulu yah Mel..udah mau jam 11. Gak enak sama tetangga mu." pamit Irlan
Melda mengangguk.
"hati-hati."
"Lan..." panggil Melda lirih ketika Irlan sudah berdiri.
"kenapa?" tanya Irlan menghentikan langkahnya yang ingin ke pintu.
Cup..
Satu kecupan singkat mendarat di bibir Irlan.
Irlan melongo ketika mendapat kecupan dari Melda.
"maaf..aku lancang yah?" tanya Melda merasa bersalah.
Irlan menggeleng. Dia kembali mendekati Melda.
Kecupan singkat yang Melda berikan berhasil membuat hasratnya bangkit.
Irlan menarik tengkuk Melda. Mendaratkan ciuman lembut di bibirnya,me**mat,meny***p dan saling memb**itkan lidah mereka.
Melda tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Dia membuka satu persatu kancing kemeja Irlan,meraba dada bidangnya. Menurunkan ciumannya ke leher Irlan kemudian ke dada Irlan.
"aaaakkh.." Irlan mendesah mendapat rangsangan dari Melda.
Namun saat tangan Melda mulai meraba juniornya,Irlan pun tersadar bahwa ini salah.
Irlan melepaskan tubuhnya dari Melda.
Mengusap wajahnya kasar.
"maaf Mel,ini salah..." kata Irlan menyesal.
"apa yang salah Lan? kamu masih cinta kan sama aku?" tanya Melda penasaran kenapa Irlan menolak dirinya
Padahal waktu mereka berpacaran dulu mereka sering melakukan pemanasan seperti ini. Walau tidak sampai berhubungan in*im.
"aku udah nikah Mel.." lirih Irlan.
Melda yang sudah tau pura-pura terkejut.
Dia mulai mengeluarkan airmata buaya betinanya.
Irlan yang tidak tahan mendengar tangisan Melda memeluk Melda.
Melda meronta-ronta tak ingin dipeluk,tapi Irlan semakin mengeratkan pelukannya.
"jangan gini Mel,nanti dikira tetangga aku ngapa-ngapain kamu.."
"kamu jahat Lan,kamu kasih aku harapan palsu. Kalau kamu udah nikah kenapa kamu mau ketemu aku. Aku kira kamu mau ketemu aku karena memang kamu masih cinta sama aku." Melda menangis di pelukan Irlan.
"aku nikah dijodohin Mel..sejujurnya aku masih cinta sama kamu. Sampai saat ini hanya kamu yang bertahta di hati aku." jawab Irlan sambil mengelus punggung Irlan.
"tinggalin aku Lan,kita lupain hubungan kita.." pinta Melda.
Irlan menggeleng.
"aku gak mau ngelepasin kamu Mel..gak akan."
"kamu harus milih Lan,gak mungkin kamu jalanin hubungan sama dua wanita."
"kasih aku waktu Mel,aku akan cari cara untuk menyatukan cinta kita." kata Irlan menenangkan Melda.
Setelah Melda tenang Irlan pun pulang kerumahnya.
Hatinya tidak menentu. Ada rasa bahagia karena bisa kembali dengan Melda,namun ada rasa takut karena kalau sampai orangtuanya tau hubungannya dengan Melda habis lah dia.
Sampai lah Irlan di rumahnya.
Begitu masuk ke dalam rumah,dia melihat Nia tertidur di sofa ruang keluarga. Sepertinya Nia menunggu kepulangannya.
"Nia.." panggil Irlan lembut
tak ada respon dari Nia.
"dasar beruang hibernasi." Irlan terkekeh mengingat Nia kalau tidur susah dibangunin.
Tidak mau tekanan darahnya naik,Irlan menggendong Nia ala bridal style menuju kamar Nia.
Irlan menaruh Nia diatas ranjang dan menyelimuti tubuh Nia.
Mamatikan lampu dan menyalakan lampu tidur yang ada di nakas.
"maaf.." lirih Irlan sambil mengusap pipi Nia sebelum meninggalkan kamar Nia.
Irlan pun masuk ke kamarnya,kemudian ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Dikamar mandi dia ingat kejadian saat bersama Melda. Dia senyum-senyum sendiri seperti abege yang sedang jatuh cinta.
Kembali membangunkan si junior.
"akh sial,,bangun lagi dia..." Irlan menjambak rambutnya kasar.
Dia pun bermain solo untuk menjinakkan juniornya.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻