Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang Indah
Beberapa hari kemudian..
Hari ini adalah hari terakhir Alwi berada di Jakarta, besok dia sudah harus berangkat ke Batam bersama ibunya.
Hari ini, Alwi mengajak Salma untuk jalan seharian seperti janjinya waktu itu sebelum dia pergi.
Alwi mengajaknya ke pantai, wahana permainan dan beberapa tempat hiburan.
Saat di tepi pantai, Alwi dan Salma duduk berdampingan di atas pasir menghadap ke arah lautan. Salma juga menyenderkan kepalanya di pundak Alwi.
"Mas Alwi tau gak terakhir Salma duduk di pantai seperti ini"
"Kapan?, pasti sama pacarnya ya?"
"Ih bukan, waktu itu Salma masih remaja masih SMP, waktu itu Salma nyender kaya gini di pundaknya Abah"
"Hmm.. Terus?"
"Waktu itu seminggu setelah Umi meninggal Salma sama Abah pergi kesini, Abah selalu khawatir sama Salma karena waktu itu Salma nangis hampir tiap waktu. Dan akhirnya Salma bisa berhenti menangis ketika duduk di pantai ini"
"Kok bisa langsung berhenti nangis?"
"Waktu itu Abah bilang, kalaupun misalnya umi ada di ujung sana yang pasti sekarang Salma lihat seperti air yang gak ada ujungnya, Abah pasti lakukan berbagai cara untuk menjemput umi disana, Abah mau melakukan apa saja agar Umi kembali, Tapi semuanya gak bisa, umi pun sama sekali tak terlihat di ujung sana"
"Hmmm"
Alwi pun menggenggam tangan Salma
"Terus Abah bilang, Walaupun Umi tak terlihat di ujung sana, tapi Abah yakin Umi bisa melihat kita berdua dengan kebesaran Allah, Kalo Salma terus menangis seperti ini, Umi pasti melihat kita juga sambil menangis, Salma gamau kan melihat Umi menangis?"
"Terus Salma jawab apa?"
"Dari situ Salma sadar dan bilang sama Abah, kalau mulai hari ini Salma gak mau menangisi Umi lagi, Salma berdoa sama Abah agar Umi disana di buat selalu tersenyum dan selalu bisa melihat kita, dan gak tau kenapa Salma ngerasa waktu itu Salma sedang berada di samping Umi, Salma membayangkan Umi lagi tersenyum di balik laut sana"
Salma bercerita sambil mengusap air mata...
"Yang sabar ya, Sekarang juga Umi pasti sedang tersenyum melihat Salma disana, Umi pasti seneng banget melihat Salma yang sekarang sudah dewasa, jadi Salma jangan nangis ya udah, kan Salma gamau melihat Umi nangis di sana"
"Salma hanya ingat aja ko, Salma gak sedih. Makanya Salma pengen berusaha terus untuk bisa bahagiain Abah tiap waktu walaupun seadanya, Salma gak kebayang betapa sakitnya Abah waktu itu di tinggalkan oleh Umi"
"Salma udah buat Abah bahagia ko, Salma itu anak yang baik, jangankan Abah, Ibunya Mas Alwi aja selalu bangga sama Salma"
"Hmm.. Iya Mas Alwi makasih"
"Udah ya jangan sedih lagi, kita kan ke sini tadinya mau seneng-seneng,"
"Hmm iya"
Alwi pun mengusap pipi Salma hingga dia tersenyum, kemudian kembali menyenderkan kepala Salma di pundaknya. Salma dan Alwi sama-sama nyaman berada disini, hati mereka menjadi tenang walaupun hanya memandang ai laut yang berada di depan mereka.
Setelah dari pantai, mereka melanjutkan perjalanan ke pusat permainan, mereka bermain game bersama saling bercanda dan tertawa, Bisa di bilang hari itu hari paling indah untuk mereka berdua.
Sampai tak terasa waktu malam pun tiba, terakhir mereka berada di sebuah taman yang ada di pusat kota, Saat Alwi mengajak Salma untuk pulang, tiba-tiba Salma memegang kedua tangan Alwi dan memandangnya.
"Kenapa Sal?"
"Em, makasih banyak ya Mas, Salma bahagia sekali hari ini"
Alwi kemudian memegang kedua pipi Salma sambil berkata....
"Mulai saat ini, Salma jangan pernah sedih lagi ya, suatu hari nanti, Mas Alwi insyaallah bakal jemput Salma dan Mas Alwi mau mengulang momen seperti ini lagi bersama Salma, bahkan kalo bisa lebih dari ini"
"Iya, Salma gak akan sedih lagi, Salma bakal selalu menunggu Mas Alwi disini"
"Selalu senyum seperti ini ya sayang, Mas Alwi tenang sekali bila melihat Salma tersenyum seperti ini"
"Em.. Iya Mas"
Alwi pun memeluk erat Salma, sambil mencium kepala atas Salma, Salma merasa ada yang melindungi dirinya saat ini, Bahkan Salma menganggap Alwi ini orang yang paling berharga setelah Abahnya.
Singkat cerita, Saat di perjalanan dan kira-kira 200 meter lagi sampai di gang rumah mereka, tiba-tiba motor Alwi mogok.
Tapi disini mereka tidak panik malah jadi becanda..
"Yah Sal gimana dong?"
"Ya mau gimana lagi Mas"
"Kebiasaan emang, tiap mau sampe pasti ngadat ini motor"
"Hmmm.. Tapi gapapa sih malah Salma seneng"
"Ko seneng? Hmmm"
"Kalo gini kan kita jadi jalan kaki, terus lebih lama lagi berduaannya"
"Yee dasar bisa aja, Yaudah bantu dorong berarti ya?"
"Hmmm"
Sambil sedikit cemberut dang menggaruk kepala...
"Katanya tadi seneng?"
"Iya iya seneng ko, Ayo jalan"
Mereka berdua pun berjalan sambil mendorong motor, disini Alwi selalu bercanda dengan Salma sampai mereka tertawa lepas sepanjang jalan. Hingga mereka sampai di rumah Salma...
"Sal, kayanya ini motor marah deh soalnya mulai besok gak akan di pake lagi, makanya ngadat"
"Kasian ya, tapi motor Mas Alwi simpen disini aja ya jangan di jual, nanti Salma rawat deh tapi cuma di lap doang sih hehe"
"Hmm.. Terserah ah tadinya Mas Alwi mau kasih ke tetangga sebelah"
"Eh jangan, mending kasih Abah aja, biar Salma juga bisa ikut rawat"
"Hmm.. Buat apa coba motor jelek gini"
"Biarin, kalo Salma kangen sama Mas Alwi kan bisa naikin motor ini"
"Hmm ada-ada aja, yaudah ah terserah Salma aja"
mungkinkah aku meminta,,
kisah kita selamanya,,,
tak terlintas dalam benakku, bila hariku tanpamu,,
Sabar ya Wi, semua itu ujian
aku mampir Thor, semangat🔥
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/