Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 04 : Tidak Takut Berpisah
Tokoh Pendamping :
Adinda Aliqa (18 tahun)
Sahabat baik Emilia sejak SD, bodoh seperti Emilia dulu. Oon dan polos tapi baik hati.
***
Emilia makan nasi goreng ayam dengan lahap. Tak tanggung-tanggung, dua piring sekaligus dia lahap hingga habis.
"Kamu makan apa?" tanya Agam yang tiba-tiba datang. Agam kembali dibuat terkejut melihat Emilia makan dengan lahap.
"Nasi goreng ayam," jawab Emilia singkat.
"Tumben, padahal Kamu benci makanan berlemak, karena Kamu ingin menjaga berat badanmu."
"Hidup cuma sekali. Jangan sia-siakan kehidupan ini untuk hal tidak berguna seperti itu. Makan makanan enak salah satu cara menikmati hidup."
"Terserah Kamu." Agam kembali mengabaikan Emilia, dia menyantap menu sarapan miliknya dengan perlahan.
"Kenyang," kata Emilia. Dia mengelus-elus perutnya yang kekenyangan. Emilia kemudian bersendawa hingga suara sendawanya membuat Agam terkejut.
"Emilia, ada apa sama Kamu? Kamu melakukan trik baru untuk menarik perhatianku?"
"Trik baru? Aku tidak mengerti."
"Tidak usah sok polos. Sudah tiga bulan Kamu melakukan berbagai cara untuk menarik perhatianku. Ingat perjanjian Kita, jika dalam setahun Kamu tidak berhasil menarik perhatianku, ceraikan Aku. Kamu tau sendiri Aku tidak mungkin menceraikan mu."
"Tenang saja, 9 bulan lagi Kamu pasti bebas dariku. Atau mau Ku bebaskan sekarang?" tawar Emilia.
"Apa otak Kamu terluka?"
"Tuan Agam, sekarang Aku sudah sadar kalau cinta tidak bisa di paksakan. Aku sudah menyerah menarik perhatianmu. Aku sudah berpikir selama di rumah sakit, Aku dan Kamu tidak pernah bisa bersatu. Aku setuju berpisah denganmu."
"Trik Kamu benar-benar hebat kali ini. Padahal dulu Kamu yang tidak mau berpisah dariku."
"Aku yang dulu sudah mati. Aku malas ribut sepagi ini. Aku pergi sekolah dulu."
"Emilia! Jangan sampai Kamu menyesali semua ini."
"Tidak akan! Aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku siap berpisah kapan saja. Beritahu Aku kapan Kamu punya waktu untuk berpisah karena Aku selalu punya waktu." Emilia meninggalkan meja makan.
Agam mengepalkan tangannya erat. Entah kenapa sikap dingin Emilia padanya membuat harga dirinya terluka. "Emilia, menarik sekali. Tidak akan Ku biarkan Kamu membuangku. Hanya Aku yang boleh membuangmu duluan." Nafsu makan Agam sudah hilang. Dia pun pergi ke kantor tanpa menyelesaikan sarapannya.
Emilia diantar oleh supir pribadinya menuju sekolah. Sepanjang perjalanan entah kenapa hati Emilia sedih. "Kenapa ini? Kenapa hatiku sakit sekali. Mungkin ini perasaan Emilia asli. Dia sedih akan berpisah dengan Tuan Agam. Emilia ... jangan sedih ... Kamu cantik dan punya segalanya. Jangan mengemis cinta Tuan Agam lagi. Aku yakin perasaan Kamu padanya akan hilang seiring berjalannya waktu."
Emilia terus memegang dadanya yang terasa sesak, hingga akhirnya tiba ke sekolah.
Emilia terkagum-kagum melihat sekolah elit di depan matanya. SMA Bima Sakti adalah sekolah impiannya dulu. Karena miskin, dia tidak mampu masuk ke sekolah ini walau dirinya cerdas. SMA Bima Sakti juga milik Graha Group.
"Akhirnya impian ku terwujud. Aku sekolah di SMA Bima Sakti. Lihat saja, setelah bercerai dari Tuan Agam, Aku akan mencari suami yang lebih tampan dari Tuan Agam."
"Bercerai dari Kak Agam? Kamu gila?"
Suara sahutan seseorang di belakangnya membuat Emilia terkejut. Ternyata itu suara Adinda, sahabat Emilia.
"Emilia, dulu Kamu bilang hanya Kak Agam yang tampan di matamu. Apalagi tidak ada yang lebih kaya dari Kak Agam. Apa tadi Aku salah dengar?" tanya Adinda memastikan.
"Adinda, Kamu tau sendiri Kak Agam tidak mencintaiku. Aku sudah lelah."
"Kamu yakin? Emilia, Kak Agam lah yang memberi kehidupan baru untukmu. Dia menyumbang sumsum tulang belakangnya untukmu saat Kamu menderita Leukimia waktu kecil. Katamu Kamu harus membayar jasanya seumur hidup dengan menjadi istrinya. Itulah alasan Kamu tergila-gila padanya walau sampai sekarang dia belum mencintaimu. Perjodohan itu Kamulah yang menciptakannya."
Emilia terdiam, dia sempat lupa dan akhirnya ingat. Alasan terbesar dirinya sangat mencintai Agam yang dingin.