NovelToon NovelToon
GAIRAH NAKAL CALON AYAH MERTUA

GAIRAH NAKAL CALON AYAH MERTUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:44.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ria Mariana

DIBUANG ANAKNYA, DIKEJAR-KEJAR AYAHNYA?

Bella tak menyangka akan dikhianati kekasihnya yaitu Gabriel Costa tapi justru Louis Costa, ayah dari Gabriel yang seorang mafia malah menyukai Bella.

Apakah Bella bisa keluar dari gairah Louis yang jauh lebih tua darinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Hari yang dinanti tiba, tapi Bella masih merasakan ada beban berat di hatinya. Di dalam ruang rias yang mewah, ia duduk di depan cermin besar. Bayangan dirinya yang kini mengenakan gaun pengantin putih terpampang di sana. Make-up sempurna menutupi wajah murungnya, sementara rambutnya ditata indah oleh penata rias terbaik yang dipesan khusus untuk hari ini.

"Semua ini terasa seperti mimpi, tapi bukan mimpi yang kuinginkan," Bella bergumam pelan.

"Mungkin Louis benar, mungkin ini memang yang terbaik. Dia bilang akan melindungiku, dan aku harus percaya itu, kan?"

Dalam cermin, senyumnya tampak samar, seperti seseorang yang sedang berusaha menerima kenyataan meskipun tidak sepenuhnya ikhlas.  Namun kini, ia tahu jalan yang telah dipilihkan untuknya.

Bella memaksakan diri untuk menenangkan pikirannya, mencoba melihat sisi baik dari semua ini. Mungkin, Louis memang bisa memberikan kehidupan yang lebih stabil baginya. Ia akan memiliki tempat yang aman, tanpa perlu khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ia berdiri dari kursinya, memperbaiki letak gaun pengantinnya yang menjuntai anggun ke lantai. Terdengar suara ketukan di pintu, membuatnya tersadar kembali dari lamunannya.

"Sudah siap, Nona Bella?" suara seorang pengawal Louis terdengar dari balik pintu.

"Ya, aku siap."

Bella melangkah keluar dari ruang rias, berjalan melewati lorong panjang menuju kapel yang dipenuhi tamu undangan. Sepatu hak tinggi yang dipakainya membuat langkahnya terdengar jelas di lantai marmer. 

Di ujung lorong, ia melihat Louis berdiri di depan altar, mengenakan setelan jas hitam yang rapi. Wajahnya terlihat tenang seperti biasanya. Dia tampak mengawasi Bella dengan tatapan yang sulit ditebak, seolah dia juga mencoba memahami apa yang ada di dalam hati Bella saat ini.

Saat musik pernikahan mulai mengalun, Bella menarik napas dalam-dalam dan melangkah dengan anggun menuju altar, ditemani oleh tatapan para tamu yang memandangnya dengan kekaguman. 

Sesampainya di depan altar, Bella dan Louis saling menatap.

"Jangan khawatir! Mulai hari ini, kamu akan aman bersamaku," kata Louis.

"Aku tahu, Louis. Semoga kita bisa saling memahami setelah ini," jawabnya lirih.

Pendeta mulai membacakan kata-kata sakral. Suaranya menggema di seluruh kapel, namun di telinga Bella, semuanya terasa samar. Di benaknya, ia hanya bisa memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah kehidupan yang dijanjikan Louis akan memberinya rasa aman yang selama ini ia cari? Ataukah ia hanya akan menjadi seorang istri yang hidup dalam bayang-bayang Louis, terikat oleh janji yang tidak pernah ia buat dengan sepenuh hati?

"Lewat ikatan ini, kita akan bersama dalam suka dan duka, hingga akhir hayat memisahkan kita..." 

suara pendeta kembali menyadarkan Bella dari lamunannya. Louis menggenggam tangannya dengan erat, tatapan matanya penuh keyakinan.

"Bella, apakah kamu bersedia menerima Louis sebagai suamimu, dalam keadaan apa pun?" tanya pendeta itu.

Bella menatap Louis sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah para tamu yang menunggu jawabannya.

"Aku bersedia."

"Louis, apakah kamu bersedia menerima Bella sebagai istrimu, dalam keadaan apa pun?" pendeta bertanya kepada Louis.

"Aku bersedia," jawabnya tanpa ragu.

"Kalau begitu, dengan ini saya menyatakan kalian sebagai suami istri. Silakan cium mempelai wanita," ucap pendeta, tersenyum lembut ke arah mereka.

Louis mendekatkan wajahnya ke arah Bella, memberikan kecupan lembut di bibirnya. Para tamu bertepuk tangan dengan riuh.

Saat Louis merangkulnya, Bella menyadari satu hal yaitu kehidupan barunya sudah dimulai, entah siap atau tidak. Dia hanya bisa berharap bahwa di balik semua ini, ada harapan kecil yang bisa ia pegang. Meski di balik senyum dan kebahagiaan di wajah tamu undangan, hatinya masih terasa hampa.

Namun, Bella bertekad untuk menjalani hidup yang telah ia pilih. Meski tidak sempurna, ini adalah jalannya sekarang, dan mungkin, perlahan-lahan, ia bisa menemukan alasan untuk tersenyum yang lebih tulus lagi.

Louis berbisik pelan di telinganya, "Selamat datang di hidup yang baru, Bella. Aku harap kamu bisa mulai terbiasa."

Beberapa saat kemudian.

Resepsi pernikahan berlangsung megah di sebuah aula hotel mewah. Para tamu, kebanyakan kolega dan rekan bisnis Louis, tampak menikmati hidangan yang mewah dan mengobrol dengan suasana yang formal. Louis menyapa mereka dengan senyum penuh wibawa, sementara Bella duduk di sudut ruangan, tersenyum tipis kepada para tamu yang sesekali menghampirinya.

Di balik senyumnya, Bella tampak melamun, matanya menerawang jauh, seolah pikirannya melayang ke tempat yang berbeda. Gaun pengantin putihnya memantulkan kilauan lampu-lampu kristal di atasnya, namun perasaan hampa di hatinya tetap terasa berat.

Di sisi lain ruangan, Louis memperhatikan Bella dari kejauhan. Dia menyadari betapa berbeda ekspresinya saat ini dibandingkan dengan hari-hari sebelum semua ini terjadi. Sesaat, bayangan kemarahannya ketika terakhir kali membentak Bella terlintas di pikirannya. Sebuah perasaan bersalah menghantamnya keras.

Louis menarik napas dalam, lalu berjalan menghampiri Bella.

"Bella," ucap Louis.

"Ada apa?" tanya Bella.

"Mau berdansa denganku?"

"Aku tidak bisa berdansa, Louis," jawab Bella.

"Tidak apa-apa, aku bisa mengajarimu. Anggap saja sebagai permintaan maafku karena aku sadar aku salah kemarin."

Bella menatap Louis, sedikit tidak percaya. "Kamu meminta maaf?"

"Iya, aku menyesal karena sudah membentakmu. Jadi, maukah kamu berdansa denganku?"

"Baiklahm tapi jangan salahkan aku kalau aku menginjak kakimu," jawab Bella.

"Aku akan mengambil risiko itu," balasnya sambil menggenggam tangan Bella.

Louis membimbingnya ke tengah lantai dansa. Musik lembut mulai mengalun membuat suasana terasa lebih intim. Louis menempatkan satu tangan di pinggang Bella dan yang satu lagi menggenggam tangannya dengan lembut, sementara Bella mencoba mengikuti gerakan langkah Louis dengan canggung.

"Kamu tidak perlu tegang. Ikuti saja irama musiknya," bisik Louis.

Bella berusaha untuk rileks, tapi gerakannya masih kaku. "Aku tidak tahu kenapa ini terasa sulit. Aku merasa semua orang melihatku."

"Mereka tidak akan memperhatikan. Mereka hanya melihat seorang pengantin wanita yang cantik. Lupakan mereka, hanya fokus pada kita berdua."

Louis menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya ke arah Bella. Bibirnya menyentuh bibir Bella, lembut namun penuh keyakinan. Ciuman itu singkat, tapi terasa nyata, seperti keinginan Louis untuk menunjukkan perasaannya yang selama ini tersembunyi di balik sikap dinginnya.

Bella terdiam sejenak, matanya membesar, tapi ia tidak menolak. 

Di sudut lain aula, mata Gabriel tak lepas dari Bella dan Louis, terutama saat ciuman singkat itu terjadi di tengah lantai dansa.

"Bella..." bisiknya pelan.

Dengan cepat, Gabriel memutuskan untuk keluar dari aula, tak peduli pada pandangan heran dari tamu-tamu di sekitar. 

"Gabriel!" Alice memanggilnya, berusaha menyusul saat melihat Gabriel bergegas keluar dari gedung. 

Saat Alice berhasil mengejar Gabriel di luar gedung, suasana dingin malam terasa menambah keheningan di antara mereka. Alice meraih lengannya dengan cemas.

"Kenapa kamu keluar begitu saja?" tanya Alice.

"Aku tidak bisa berada di sana," kata Gabriel.

"Aku tahu hubungan kalian di masa lalu, tapi ini sudah selesai, kan? Kamu sudah bersamaku sekarang."

Gabriel akhirnya menoleh ke arah Alice. "Alice... kamu tidak mengerti. Dia bukan hanya mantan kekasihku. Sekarang, dia ibu tiriku. Bisa kamu bayangkan? Wanita yang dulu kucintai sekarang menikahi ayahku." 

1
Rahayu Anam
Biasa
Rahayu Anam
Kecewa
Rahayu Anam
huhahahaha😅makin seru.kesini nya
Rahayu Anam
wahhhhhhh tarkajut diriku thortr dengan om louis😙😂.. maen nyosor aja anak perawan
Rahayu Anam
tengang thor bella ngomong begitu😆😅
Rahayu Anam
hello thor baru mampir😁, pokoknya kalo ada mafianya pasti mampir😂suka cerita yg berbau mafia
Retno Palupi
masih penasaran siapa Bella
Rahmi Miraie
aku mikirnya bella hamil.duh kalau alex sudah mengintai..louis harus kerja ekstra buat menjaga istrinya
Rahmi Miraie
emamg sudah seharusnya louis bljr mencintai bella karena bellapun juga bgtu
juriah mahakam
Hmmm apa hami y tp ko g kthuan wkt diperiksa hhhmmm lbh baik bella jgn kemana2 dl krn bhya apalg alex sdh nekat smngt up kk
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻🙏🏻😍
Zainab Ddi
kayaky Bella hamil nih
Retno Palupi
Louis yg sabar Bella masih sangat muda bahkan dulu pacar putramu
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻😍💪🏻
Zainab Ddi
akhirnya loud mau mengikuti saran asistennya
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya
Zainab Ddi
sabar Bella yg penting dirimu aman dulu dan nikmati apa yg diberikan Luis mungkin lama2 tar jg Louis cinta padsmu
juriah mahakam
Louis blm bs mendefinisikan apa yg dirasakan slain hnya ingin bella bahgia n baik2 aja biarkan wkt yg membawa cinta kalian mungkin saat ni lbh baik bella membenahi diri agar apapun yh terjdi kedpnx qm sdh siap menghadapix smngt up kk
Rahmi Miraie
sabar ya bel suatu saat louis akan mencintai kmu bahkan melebihi cintamu kepadanya
Rahmi Miraie
aku suka gaya louis jadi suami gercep dan peka dgn keadaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!