Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 5 - Sang Casanova
Aston tidak membiarkan Ivana benar-benar datang sendiri ke sini, dia bahkan turun dari atas ranjang tersebut dan menyambut.
"Cantik," ucap Aston, satu kata yang membuat kedua pipi Ivana jadi bersemu merah. Mungkin satu kata itu terdengar biasa aja, tapi sekarang keadaan mereka sedang begitu intim.
Membuat kata-kata itu terdengar begitu istimewa. Pujian yang seolah membuat Ivana merasa dia bukan hanya sebagai pemuass nafsuu, tapi memang benar-benar diinginkan oleh Aston karena perasaan yang tulus.
Kedua tangan Aston menangkup wajah Ivana, tangan besar itu menjadikan wajah Ivana terlihat begitu kecil. Saat Aston mendekat hendak mencium bibirnya, Ivana pun menutup mata.
Tak berselang lama kemudian, disusul oleh lenguhann Ivana yang tak mampu dia tahan. "Ehm," ucapnya lembut sekali.
Entah sudah berapa lama mereka tidak bersama seperti ini, sekarang rasanya semua rindu melebur menjadi satu.
Saat tubuh Ivana jatuh ke atas ranjang, Aston menatapnya dengan sorot mata yang sayu. "Aku tidak ingin menikmatinya sendirian, ya?" pinta Aston dan Ivana hanya mampu mengangguk.
Dihentakkann Aston yang pertama saat menyatu, membuat pria itu merasa begitu puas. Karena semua rasa ini melebihi fanttasinya selama ini.
Apalagi desaahan Ivana mampu dia dengar dengan nyata, menjadikan malam ini malam yang begitu indah.
Semuanya masih terasa seperti mimpi bagi Ivana, apalagi saat dia melayang dalam kenikmatan. Hatinya bergemuruh, denyutt yang begitu memabukkan di bawah sana.
Sampai saat pagi tiba dan Ivana membuka mata, pemandangan pertama yang dia lihat adalah Aston yang masih tidur di sampingnya.
'Ternyata ini semua bukan mimpi,' batin Ivana. Akhirnya mulai bisa tersenyum kecil.
Akhirnya bisa menerima semua yang terjadi padanya. Tidak apa-apa jika dia hanya dijadikan simpanan, yang penting Aston selalu berada di sampingmu.
Tempat yang paling aman untuk Ivana.
'Aku hanya perlu patuh, Aston pasti akan terus menyayangi aku,' batin Ivana.
Sekitar jam 8 pagi Ivana dan Aston baru keluar dari dalam kamarnya.
Setelah penyatuan semalam Ivana tidak lagi merasa canggung, meskipun masih belum leluasa tapi sekarang dia sudah menerima jadi wanita simpanan Aston.
Gloria juga sudah mengetahui hubungan mereka, Ivana pikir dia pun harus memiliki hubungan yang baik dengan wanita itu.
"Akhirnya kalian keluar juga, ku pikir akan terus mengurung diri di dalam kamar," ucap Gloria yang sejak tadi sudah berada di ruang tengah. Dia memang sengaja menunggu untuk melihat Bagaimana bentuk Ivana pagi ini.
ternyata di leher wanita itu begitu banyak tanda merah, belum lagi bibirnya nampak terluka kecil. padahal seingatnya kemarin bibir itu baik-baik saja.
Menyadari bahwa semalam mereka berdua menghabiskan malam yang pannas membuat Gloria merasa geram. Terus mempertanyakan di dalam hati Kenapa bukan dia yang berada di posisi itu.
"Jangan mengintimidasi Ivana, aku sudah memintanya untuk menganggapmu sebagai adik," balas Aston tanpa ada basa basi.
Dengan kikuk Ivana coba tersenyum pada Gloria dan langsung disambut senyum pula oleh istri Aston tersebut.
"Haruskah Aku memanggilmu kak Ivana?" tanya Gloria.
"Ti-tidak perlu, panggil saja namaku," balas Ivana dengan jantung yang berdegup. Gloria terlihat sangat menawan, membuatnya merasa minder.
Padahal Aston sudah memakaikannya pakaian branded, perhiasan yang berkilau. Namun hati dan mentalnya masih belum pulih total.
"Tuan," panggil Deon yang tiba-tiba datang ke sana. Deon adalah asisten pribadi Aston.
"Tunggu aku di ruang kerja," balas Aston pada sang asisten.
"Ada yang harus aku bicarakan dengan Deon, Gloria akan mengantarmu ke meja makan. nanti aku akan menyusul," ucap Aston, bicara seraya mengelus kepala Ivana dengan lembut, bahkan mengelus sampai ke pipinya pula.
Perlakuan lembut dan secara terang-terangan yang membuat Ivana makin merasa bahwa dia istimewa.
Semakin yakin bahwa diantara Aston dan Gloria memang tidak ada apa-apa selain pernikahan bisnis.
Setelah Aston pergi Ivana langsung menatap ke arah Gloria, melihat senyum di bibir wanita itu yang telah menghilang.
"Ivana Lourine, jangan terlalu besar kepala dengan semua perlakuan Aston. Dia memang seorang Casanova andai kamu lupa, yang setelah bosan dengan mainannya dia akan langsung membuangmu," ucap Gloria.
Kalimat panjang yang membuat kepercayaan diri Ivana kembali menghilang. Dia pikir mereka bisa menjadi teman, tapi ternyata lagi-lagi angan-angannya terlalu tinggi.
Dari kata-kata Gloria, Ivana langsung bisa menangkap bahwa wanita itu sebenarnya tidak menerima keberadaannya di sini. Tapi posisinya juga lemah, karena pernikahannya dengan Aston hanya pernikahan bisnis, hingga dia tak mampu menguasai pria itu.
"Sebagai wanita simpanan, kamu harus tahu diri. Bersembunyi lah agar orang lain tidak mengetahui status hinamu itu," ancam Gloria, bicara dengan penuh penekanan. Dia tak ingin Ivana besar kepala, sampai merasa bahwa Aston adalah miliknya.
Karena meskipun dia tidak diinginkan tapi nyatanya Aston adalah suaminya.
Mendengar kata-kata itu, Ivana hanya mampu menelan ludah kasar. Sebelum akhirnya mengumpulkan semua keberanian untuk bicara.
"Aku hanya akan bertindak sesuai dengan perintah Aston, bukan perintah mu," ucap Ivana, sebenarnya dia merasa sangat takut. Tapi Ivana sadar, dia tak boleh selamanya bersembunyi dari rasa ketakutan ini.
Mungkin harga dirrinya telah hilang, tapi yang mampu mengangkat wajahnya hanyalah Dia sendiri.
Yang bisa menghentikan orang-orang untuk meremehkannya hanyalah Dia sendiri. Karena itulah sekarang Ivana mulai memberanikan diri untuk buka suara.
"Apa? dasar jallang!" kesal Gloria, dia mengangkat tangan kanannya hendak menampar Ivana, namun dengan cepat Ivana menahan tangan tersebut.
"Jangan menyakiti aku, karena Aston lah yang akan membalasmu," ucap Ivana.