Ketika cinta hanya sebatas saling menguntungkan, apa masih bisa di sebut sebuah cinta?
Yulita, terpaksa menerima pernikahan dimana dia menjadi wanita kedua bagi suaminya, pernikahan yang hanya berlangsung hingga dia bisa memberikan keturunan untuk pasangan Chirs dan Corline.
Ingin menolak, tapi dia seolah di jual oleh Ayahnya sendiri. Ketika dengan suka rela sang Ayah menyerahkannya pada seorang pria beristri untuk menjadi wanita kedua.
Pernikahan tidak akan berjalan begitu sulit, jika saja Yulita tidak menyimpan harapan terlalu besar pada suaminya. Dia yang berharap bisa mendapatkan sedikit saja rasa peduli dan cinta dari suaminya.
Namun, pada akhirnya semuanya hanya angan semu yang tak akan pernah bisa terwujud. Selamanya dia hanya wanita kedua.
"Aku rela mengandung dan melahirkan anakmu, tapi apa tidak bisa sedikit saja kau peduli padaku?" -Yulita-
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu!" -Chris-
Dan ternyata, mencintai tetap menjadi luka bagi Yulita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peduli Atau Rasa Bersalah?
Hari dimana aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Hari dimana aku tidak mempunyai pilihan, bahkan tidak bisa untuk menolak. Tapi sekarang, bahkan aku berada disini sebagai istri yang tidak dianggap. Menjadi wanita kedua yang hanya dibutuhkan untuk melahirkan seorang anak. Sekarang apa yang harus dilakukan ketika, aku malah menaruh harapan terlalu besar pada suamiku sendiri? Aku tahu ini adalah sebuah kebodohan yang besar, tapi semuanya tidak bisa aku kendalikan lagi.
*
Yulita terbangun pagi ini, perutnya terasa kram. Efek dari datang bulan selalu seperti ini. Selesai mandi, Yulita pergi keluar kamar, dia bingung harus kemana sekarang. Rumah ini terlalu luas, sampai Yulita bingung akan pergi kemana. Tangannya mengelus perutnya yang terasa sakit.
"Ekhem"
Suara deheman itu membuat Yulita menoleh, itu adalah suaminya yang datang menghampirinya. Yulita terdiam menatap suaminya itu. Pertengkaran kemarin cukup membuat keduanya tidak saling berbicara lagi.
Yulita meringis pelan saat kram di perutnya malah semakin menjadi. Melihat itu, Chris langsung memegang lengan Yulita.
"Kenapa?"
Yulita menggeleng pelan, dia menepis pelan tangan Chris yang berada di lengannya sekarang. "Tidak papa, hanya sedikit kram saja karena sedang datang bulan"
"Apa ingin pergi ke Dokter?"
"Tidak perlu, aku baik-baik saja"
Chris menghela nafas pelan, melihat sikap Yulita yang memang berubah menjadi cukup dingin padanya. Pertengkaran kemarin memang cukup membuatnya terluka.
"Kalau begitu ayo kita sarapan, nanti aku minta pelayan belikan obat untuk kamu" ucap Chris.
Yulita tidak menjawab, tapi dia biarkan saja ketika Chris ingin membantunya dengan merangkul bahunya. Padahal Yulita juga masih bisa berjalan sendiri, tanpa harus dipapah seperti ini.
Yulita menoleh, tepat beberapa centimeter saja wajah suaminya berada di dekatnya. Jantungnya langsung berdetak kencang, tidak bisa menahan gejolak di dalam dadanya ini. Kenapa? Kenapa dia harus menaruh harapan pada pria seperti Chris? Tapi, Yulita hanya menaruh harapan pada suaminya, yang seharusnya banyak perempuan lain lakukan. Tapi, pernikahan mereka jelas berbeda. Tidak seperti kebanyakan orang.
Seharusnya kamu bisa menjaga hati kamu sendiri, Yulita.
Ketika sampai di ruang makan, Yulita melepaskan tangan Chris yang berada di bahunya. Dia tersenyum dan mengangguk sopan pada semua orang yang berada disana. Yulita duduk disamping Mama, dan Chris berada di depannya.
"Bagaimana tidur kamu Nak? Nyenyak?"
"Iya Ma" jawab Yulita sambil menganggukan kepalanya.
"Dia kram perut katanya, lagi datang bulan. Carikan obat untuknya" ucap Chris pada pelayan yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Buatkan teh jahe saja, itu pereda nyeri saat datang bulan. Obat-obatan tidak terlalu baik" ucap Mama.
"Baik Nyonya"
Yulita hanya diam saja, menatap suaminya yang tiba-tiba terlihat peduli padanya. Tapi, apa itu hanya sebuah penglihatan Yulita saja. Karena rasanya tidak mungkin jika Chris bisa benar-benar berubah dan tiba-tiba mempunyai rasa peduli padanya. Tapi melihat perlakuannya barusan, cukup membuat hati Yulita tersentuh. Apalagi Chris sampai membantu menuangkan susu untuknya.
"Minumlah agar sakitmu sedikit mereda"
Yulita hanya diam dengan menganggukan kepalanya. Sedikit merasa aneh dengan sikap Chris yang tiba-tiba baik dan peduli padanya.
"Kalian akan pulang hari ini?" tanya Kakek.
"Ya, kami harus pulang. Aku juga ada pekerjaan siang ini. Ada meeting dengan rekan kerja"
"Jaga Yulita baik-baik Chris, dia yang akan melahirkan anak untuk kamu. Jadi, kamu harus menjaganya" ucap Mama.
Chris hanya mengangguk, dia juga ingin menjaga Yulita. Tapi hatinya belum bisa menerima sepenuhnya akan kehadiran Yulita. Dia terlanjur mencintai Corline, sehingga untuk membuka kembali hatinya belum bisa.
*
Mereka kembali pulang ke rumah, Yulita kembali ke kamarnya. Hanya untuk mengistirahatkan dirinya. Rasa sakit di perutnya mulai mereda.
Suara ketukan pintu membangunkan Yulita yang tertidur entah berapa lama, tapi keadaan perutnya sudah mulai mereda dan dia bisa tidur dengan nyaman. Dia bangun dan duduk bersandar di atas tempat tidur itu.
"Nona"
"Ya, masuk saja"
Weny masuk ke dalam kamar dengan sebuah nampan di tangannya. Dia berjalan ke arah Yulita sekarang.
"Ini buah dan juga teh jahe hangat untuk, Nona. Tuan Muda berpesan untuk memberikan ini pada Nona agar kram di perutnya segera mereda"
Yulita sampai mengerjap kaget, benarkah ini adalah perintah dari suaminya? Terasa sangat aneh. "Tuan Chris yang memintanya? Benarkah?"
"Iya Nona, dan nanti pas waktu makan malam, Nona juga jangan terlambat makan. Tuan akan pulang terlambat, begitu pesannya pada saya"
Yulita benar-benar terdiam mendengar ucapan Weny barusan. Masih terlalu terkejut dan tidak percaya. Benarkah suaminya melakukan ini dan mengatakan semua itu pada Weny hanya karena dia peduli? Atau hanya sebatas rasa bersalah karena pertengkaran kemarin? Entahlah, Yulita tidak bisa menebak apa isi pikiran Chris dan juga perasaannya yang sesungguhnya.
"Nona" Weny duduk di pinggir tempat tidur, menatap Yulita yang masih terlihat terkejut dan bingung dengan semua ini. "Saya yakin jika suatu saat nanti, Tuan Muda akan sedikit lebih membuka hati untuk Nona. Karena dia juga akan melihat kebaikan dan ketulusan Nona"
Yulita tersenyum tipis atas ucapan Weny barusan. "Aku hanya seorang wanita kedua dan rasanya untuk bisa mendapatkan dia dan menjadi yang pertama, itu tidak mungkin"
"Nona yang sabar aja, mungkin akan ada waktunya. Jika bukan yang terbaik bersama dengan Tuan Muda, maka Nona akan menemukan pria yang lebih baik"
Yulita hanya tersenyum saja, entah akan bagaimana hidupnya setelah melewati semua ini. Apa Yulita akan menemukan kebahagiaan lain setelah dia selesai dengan tugasnya? Ketika dia sudah memberikan seorang anak untuk keturunan Demitri? Entahlah, bahkan untuk berpikir membayangkan pada saat itu saja, Yulita merasa tidak yakin.
Yulita pergi ke Taman, menyiram beberapa bunga. Dia senang melihat bunga yang mulai bermekaran. Rasanya cukup menenangkan dan memberikan sebuah suasana yang hangat dalam dirinya.
"Nona, biar saya saja"
Yulita menoleh pada Jon yang tiba-tiba datang. "Tidak papa, aku suka menyiram tanaman"
Jon tersenyum, dia ingin mengambil alih selang ditangan Yulita, tapi di tahan olehnya, hingga tanpa sengaja ari menyemprot membahasi tubuh Jon. Yulita terkejut dengan itu.
"Ya ampun Jon, maafkan aku"
Jon tidak menjawab, dia mengambil selang air dari Yulita dan balik menyemprot tubuh Yulita. Hingga sekarang keduanya jadi basah.
"Haha.. Jon ini basah"
"Tidak papa Nona, sesekali untuk menghilangkan stres"
Dan mereka bermain air layaknya anak kecil, Yulita bisa tertawa dengan lepas saat ini. Sedikit mengurangi beban pikirannya.
Sebuah mobil yang baru saja berhenti di pekarangan rumah, dan seseorang yang berada di dalamnya jelas melihat apa yang terjadi di Taman. Tangannya mengepal kuat, dengan tatapan mata yang nyalang.
"Berani sekali mereka!"
Bersambung
Chris tuh aneh ya.. Apaan sih dia ini, kalo cemburu tinggal bilang aja. 😌
makkin gk sbar nunggu cerita ririn lion thor,,,di tunggu yaaa
pasti cewek niy calon dedek nya..sensi sama daddy nya🤣🤣🤣🤣