Apa jadinya jika seorang gadis remaja sudah bisa mengeluarkan ASI? Ya hal itu yang dialami oleh Shireen. Entah keajaiban darimana, tiba-tiba gadis berparas cantik nan manis itu bisa mengeluarkan ASI. Ia sadar dengan keanehannya, setelah sesaat ia bangun dari koma. Ia memberikan ASInya itu kepada bayi kembar seorang duda. Siapa sangka justru pertemuan Shireen dengan Sugar Daddy itu menjadi sebuah ikatan cinta.
Lantas siapakah seorang duda itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Fitnah Yang Kejam
Fania pun hanya menyengir kuda.
"Percaya 'kan lu. Lagian lo bisa dapet benda ini dari mana? Bisa-bisanya perawan punya barang gituan. Jangan-jangan, lu yang ...."
"Wussh jangan sembarangan, ini tuh sisa punya Kak Dhira!" balas Fania.
"Lho sebegitu akrabnya lu sama dia?"
"Sebenarnya gue disuruh beli benda ini sama papah, karena dia gak ngerti soal ngetes wanita hamil. Ternyata, ini buat kak Dhira. Hmm, sedih ternyata papah punya scandal rahasia sama dia."
Mata Shireen membelalak, sampai ia mendekap mulutnya. "Wow keren ya papah lo, seleranya model perawan haha. Kak Dhira hebat ya bisa dapat bapak-bapak, kaya raya lagi," godanya seakan memanasi Fania.
"Papah gue belum jadi bapak-bapak banget ya! Asal lo tau, dulunya papah gue itu seniornya om Samuel, jadi umur mereka gak beda terlalu jauh. Dan, hati-hati lo ya. Bisa aja kejadian papah gue sama kak Dhira gambaran lu nanti sama om Samuel. Mampus lu!" tandas Fania begitu puas.
"Sialan, gak mungkin!"
***
Malam hari.
Saat ini Shireen tengah berada di ruang tengah. Ia sedang bermain dengan Azel dan Azriel. Hanya mengawasi saja, nanti jika waktunya mereka lelah, kedua balita itu akan tertidur sendiri.
Sembari menunggu Samuel pulang, dan kedua bayi itu tidur. Shireen memanfaatkan waktunya dengan belajar.
Kerajinan dan kedisplinan sudah mulai menguasai jiwa Shireen. Niatnya bercita-cita menjadi dokter, memang sungguh-sungguh. Bahkan, setelah lulus nanti ia akan kuliah dengan giat agar menjadi seorang dokter spesialis.
Jika menanyakan di mana dan bagaimana keadaan Arkan dan kedua adik kembar Samuel. Untuk Arkan saat ini sedang tidak ada di rumah. Lisa dan Lia tengah berada di kamarnya, mereka jarang keluar kamar alasan malas melihat wajah Shireen. Sedangkan Arkan, lelaki itu tengah berada di luar kota. Katanya, ada urusan penting prihal tugas kuliah. Terlebih pria itu sedang sibuk magang di sebuah perusahaan.
Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok perempuan cantik nan seksi masuk ke dalam rumah.
"Apa Samuel belum pulang?"
Shireen menatap malas wanita itu. Siapa lagi jika bukan Lilian yang selalu datang malam-malam. Semenjak pertemuan itu, Lilian memang lebih sering berkunjung ke rumah Samuel. Bahkan, terkadang ia juga menginap.
"Belum. Udah, mending balik aja daripada nungguin orang yang belum pulang!" balas Shireen cetus seakan malas menatapnya. Ucapannya mengandung arti pengusiran, sebab Shireen sangat malas dengan keberadaan perempuan itu yang menurutnya merepotkan orang rumah.
"Apa hakmu mengusirku? Ingat, walaupun kau menjadi ibu ASI bayi Samuel, jangan kau merasa menjadi ibu kandungnya. Pekerja kok, seenaknya jadi Nyonya!" tandas Lilian tak terima diusir.
"Nona cantik. Aku tidak mengusirmu, jika kau merasa, berarti hatimu tidak suka dengan pengucapanku. Dan, aku memang bukan ibu kandung bayi om Samuel, tapi setidaknya air susuku sudah menjadi darah daging mereka!" tegas Shireen mampu membuat Lilian membisu.
Lilian memang sudah mengetahui pekerjaan Shireen yang sebenarnya, beberapa bulan lalu. Saat ia sering bermain ke mansion. Namun, sosok Lilian memang tidak suka dengan Shireen, terlebih Shireen yang menyusui bayi kembar pria yang masih dicintainya.
"Kedatanganku bukan hanya untuk Samuel, tapi aku juga ingin bermain dengan babynya. Jadi, aku tidak mau pulang dulu!" cetus Lilian.
"Terserah. Bilang aja emang mau nunggu om!" gumam Shireen mengumpati.
Gadis itu pun melanjutkan kegiatan belajarnya kembali, sedangkan Lilian mulai menghampiri Azel dan Azriel yang berada di karpet berbulu lembut di sana.
"Kenapa kalian begitu gemas. Sungguh sangat mirip dengan wajah tampan Sam. Apalagi jika Samuel menikah denganku, dan mempunyai anak dariku. Aaa, pasti lebih menggemaskan," gumam Lilian berhalu-halu dengan menggendong Azel.
'Idih halu!' umpat dalam hati Shireen.
Kemudian perempuan itu memangku Azel dengan duduk di sofa. Sedangkan Azriel saat itu masih asik menonton televisi. Terkadang bayi itu tertawa sendiri saat melihat film kartun kesukaannya. Sama sekali tak mau diganggu bocah itu.
"Hmm dia haus, apa ada susu yang sudah tersedia di botol?" ucap Lilian bertanya.
"Belum ada," singkat Shireen menjawab.
"Gimana sii, jadi ibu ASI kok gak becus. Belum menyediakan susu. Atau, kau sering membiarkan mereka kehausan dan tak mau menyusui saat Samuel gak ada di rumah!"
Malam ini Shireen malas untuk mengeluarkan banyak suara. Badannya tiba-tiba merasa tidak enak lagi. Sedangkan, saat ini ada pengacau datang. Gerutunya merasa terusik dalam waktu tenangnya.
"Berisik! Oke ini mau sediain!" sergah Shireen. Lalu ia melangkah kesal menuju ke kamar untuk mengambil botol susu yang baru, sekaligus memeras susunya.
"Biasanya juga Azel dan Azriel langsung nyusu sama gue. Kenapa tuh orang yang repot. Isshh kalo ini rumah punya gue, udah gue depak bokong gedenya itu ke luar!" gerutu gadis itu, saat tengah memeras susunya.
Beberapa menit kemudian, setelah sudah mendapatkan dua botol susu. Shireen kembali ke ruang tengah. Namun ia terkejut saat mendengar suara tangisan Azel. Ia pun berlari tergesa-gesa untuk menghampirinya.
"Astaga Azel!"
Shireen segera menggendong tubuh Azel yang terjatuh dari atas sofa. Objek sasaran amarahnya adalah Lilian. Ternyata perempuan itu tengah berteleponan dengan seseorang di dekat jendela rumah sana. Yang jelas pasti Lilian meninggalkan Azel di atas sofa sendirian, hingga balita itu terjatuh.
Azel pun masih menangis kejer. Shireen berusaha untuk mendiami dan mengusap-usap kepalanya.
Saat yang bersamaan, Samuel pulang dari kantornya. "Ada apa dengan anakku?" tanyanya cemas. Pria itu langsung menghampiri Shireen dan mengambil bayinya.
"Om Azel ja--"
"Sam lihatlah dia, gadis ini tidak becus menjaga anakmu. Astaga aku kaget lho, pas lihat Azel jatuh dari sofa sedangkan saat itu dia ada di sana!" Tiba-tiba tanpa merasa bersalah Lilian menuduh Shireen. Yang padahal ia tahu, jika itu kesalahannya. Ini adalah sebuah fitnah yang kejam.
"Om bukan seperti itu kejadiannya. Azel jat--"
"Aku liat sendiri Kak, Shireen ninggalin Azel sendiri di sofa sampai gak ada yang tau dia jatuh," sahut Lia. Ia baru saja turun dari kamarnya bersama sang kakak.
"Aku juga lihat Kak, ini salah dia!" timpal Lisa menyalahkan.
"Nggak Om, mereka bohong. Nggak gitu ...."
"Tidak becus. Jika anakku kenapa-napa, kau orang yang pertama aku salahkan!" tegas Samuel. "Lilian bawa Azriel ke kamarku!"
Lilian pun mengikuti Samuel ke kamarnya dengan menggendong Azriel.
Sedangkan, saat ini Shireen sudah meneteskan air matanya. "Om dengerin penjelasan aku dulu!" teriaknya. Namun tak didengar dengan sengaja.
"Puas gue sekarang. Siap-siap minggat lo dari rumah gue!" imbuh Lia.
"Kak Lilian calon suami kakak gue, jelas dia yang kita bela!" tandas Lisa.
Shireen berlari ke kamar. Ia menumpahkan semua air matanya di bawah bantal. Sekujur badannya lemas, ditambah dengan kondisi tubuhnya yang tidak baik-baik saja.
BERSAMBUNG ....