NovelToon NovelToon
Cinta Yang Kamu Pilih

Cinta Yang Kamu Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Janda / Romansa
Popularitas:756.7k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

"Ceraikan suamimu dan menikahlah denganku."

Sandiwara cinta di depan layar yang Naya Andriana lakukan bersama suaminya Rayyan seorang aktor, membuat orang-orang berpikir jika rumah tangga keduanya penuh bahagia. Tanpa mereka tahu, jika rumah tangga Naya tidaklah sebahagia itu. Sering kali Rayyan berbuat kasar padanya, tanpa peduli jika dirinya sedang hamil. Kehidupan rumah tangga indah di bayangan semua orang adalah kesengsaraan baginya.

Hingga, Rayyan di penjara atas penipuan investasi yang ia lakukan. Bertepatan dengan itu, Naya terpaksa harus melahirkan sebelum waktunya. Membuat bayinya harus di rawat Di NICU. Harta di sita, dan tak ada biaya sepeserpun, Naya hampir menyerah. Sampai, pria bernama Zion Axelo datang padanya dan menawarkan sebuah bantuan.

"Karena Rayyan sangat mencintaimu, Aku ingin membalas dendamku padanya, dengan merebut cintanya." ~Zion

"Anda salah Tuan, apa yang di lihat belum tentu yang sebenarnya terjadi. Kisah cinta kami, hanya lah sandiwara." ~Naya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba mendekati

Zira tengah menemani Zevan di ruang keluarga, bayi kecil itu kini berada di ayunan otomatisnya. Zira hanya menjaganya sembari menggambar, sementara sang bunda pergi ke dapur untuk menyiapkan puding kesukannya.

"Epan, liat! Cantik kan gambal Zila?" Zira menunjukkan gambarnya pada Zevan. Tapi, bayi itu tak tertarik dan justru menatap arah lain.

"Epaaaan! Liat kecini!" Zira yang kesabarannya setipis tisu akhirnya mengarahkan wajah Zevan pada gambarannya. Karena paksaan Zira, membuat Zevan akhirnya menangis.

"Ziraaa, di apain adeknya?" Raisa datang dengan membawa sebuah mangkok. Ia letakkan dulu mangkok itu ke atas meja barulah ia mengambil Zevan untuk di tenangkan.

"Zila mau kacih liat gambal doang, tapi malah melana begitu. Calah cendili, Zila cuman culuh liat gambal Zila bukan culuh kulas ail laut." Ucap Zira membela dirinya sendiri.

Raisa menggelengkan kepalanya, ia memberikan susu, Zevan agar bayi itu tak menangis lagi. Raisa yang usdah memilih pengalaman memiliki bayi membuatnya tak sulit mengasuh Zevan. Apalagi, Zevan adalah bayi yang anteng menurutnya.

"Zira, itu puding nya yah udah Bunda potongin. Bunda mau tidurin Adek Zevan dulu di kamar." Pamit Raisa yang akan menidurkan Zevan di kamar.

"Iya, bunda." Balas Zira tanpa mengalihkan pandangannya dari buku gambarnya.

Zira mengganbar anggota keluarganya, ada sang bunda tentunya, Zevan, Naya, juga Zion. Tapi, saat menggambar Zion, Zira hanya menggambar kotak saja yang di berikan kedua mata dan mulut.

"Om tliplek nda libet buatnya, milip tliplek." Zira terkekeh kecil melihat hasil karyanya.

Sembari menggambar, Zira pun bersenandung riang. "Coba-coba pacalan dulu, bial ku tahu cebelapa uangmu. Coba-coba ... coba apa lagi yah?" Zira terdiam, memikirkan lanjutannya.

"Bocil!" Zira terkejut melihat kedatangan Xander. Ia langsung menegakkan tubuhnya dan menatap heran asisten dari om nya itu.

"Apa? Cali om tliplek? Nda ada, lagi pacalan di lual." Jawaban Zira membuat Xander sedikit syok.

"Pacaran? Enggak kok, tadi katanya mau meeting sama klien. Om baru aja pulang nih, mau kasih berkas kantor." Terang Xander.

"Benel kok pacalan! Om Calden nda pelcaya? Tanya aja cama bunda Zila, lagi cucuin adek di kamal!"

Xander hampir tersedak lud4hnya sendiri akibat salah tingkahnya. Pria itu langsung menatap sekeliling ruangan yang sepi, dia menganggap Zira salah bicara. Baru setelah itu ia duduk di sebelah Zira dan membisikan sesuatu.

"Zira, bundamu lagi deket sama laki-laki gak?" Tanya Xander penasaran.

Zira terdiam sebentar seraya berpikir keras, "Iya! Bunda lagi deket, celing baleng juga!" Seru Zira dengan kata membulat sempurna. Xander yang mendengar itu merasa harapannya pupus.

"Siapa?" Tanya Xander dengan lemas.

"Pak Talno!"

Xander terbengong, dirinya pikir pria yang Zira maksud teman atau pria muda yang sedang dekat dengan Raisa. Tak di sangka, justru Pak Tarno lah yang Zira maksud. Xander gemas sendiri pada bocah menggemaskan itu.

"Bukan Pak Tarnooo! Maksudnya, calon papa baru Zira." Greget Xander.

"Papa balu?" Zira terdiam, ia memikirkan kata papa tang Xander katakan.

"Kata Bunda, Papa balu nya udah ledy."

"Udah ready?! Zira pernah ketemu?!" Xander begitu penasaran akan sosok pria yang nantinya akan menjadi papa baru Zira. Ia bahkan sampai menatap Zira tanpa berkedip sama sekali.

"Heum! Tapi lagi di plii oldel."

Raut wajah Xander berubah datar, dia lupa jika sedang mengobrol dengan bocah seperti Zira yang sangat tidak tertebak. Lagi, mengapa dia percaya akan omongan Zira?

"Belum ada itu namanya!" Greget Xander.

Zira menaikkan bahunya acuh, dia tak peduli dan tak mau peduli tentang hal yang belum dirinya mengerti. Tapi tiba-tiba, Zira teringat sesuatu. Ia langsung beranjak berdiri dan mengambil mangkok Raisa bawakan tadi untuknya.

"Om Calden mau? Ini agel lembut buatan Bunda Zila loh! Enak kali lacanya! Cepeltii ...,"

"Seperti?"

"Cepelti agal lah! Mau belhalap laca apa? Pale?"

Xander rasanya ingin berteriak kesal menumpahkan rasa lelahnya yang terus di kerjai bocah menggemaskan itu. Jika di samakan dengan Raisa, sungguh sifat Zira sangat jauh beda dengan bundanya yang terlihat lemah lembut. Tapi, Zira seperti memiliki sifat sendiri. Sangat jauh berbeda dari Raisa apalagi Zion yang merupakan sang paman.

"Gimana cala ambilnya ini yah?" Gumam Zira melihat sekotak puding yang sudah di potong. Tapi, ia bingung cara mengambilnya.

"Sini, berikan sama om!" Xander mengambil alih mangkok Zira dan mencoba mengambil puding itu dengan sendok.

"Om Calden! Jangan pakai cendok, nanti lucak! Cini, Zila bica cendili!" Zira merebut kembali mangkoknya, tapi sendok tetap Xander pegang.

Zira terlihat serius memikirkan cara mengambil puding itu tanpa merusaknya. Ia berpikir, jika memakai sendok akan membuat pudingnya rusak dan Zira tak menyukainya. Akhirnya, ia memilih mengambilnya dengan tangan.

"Begini lah om calden cala ..." Zira kaget saat dirinya mencoba mengambilnya. Mungkin sangking lembutnya, di ambil dengan tangan pun puding itu jadi rusak.

Zira mendongak, menatap Xander dengan tatapan polosnya. "Coba tanya bunda,"

"Heuh?"

.

.

.

Setelah lelah memutari mall, Naya dan Zion memutuskan untuk pulang. Setelah selesai memasang sabuk pengamannya, Naya melanjutkan memakan es krimnya. Sudah lama ia tak memakannya, jadi dia merasa merindukannya. Melihat Naya yang lahap memakan es krim itu, Zion terlihat bingung.

"Seenak itu?" Tanya Zion.

"Heum, mau coba?" Naya menyodorkan es krimnya biar Zion mencobanya. Tapi di luar dugaan, pria itu justru mengusap bibirnya yang terdapat noda es krim dengan ibu jarinya lalu mengarahkan pada bibirnya dan meng3cupnya.

"Enak, manis." Ucap Zion tanpa merasa canggung.

Naya tertegun, ia mengusap pipinya yang baru saja di usap oleh Zion. Khawatir ada sisa es krim lain, Naya akhirnya membersihkan mulutnya. Zion mencuri pandang pada apa yang Naya lakukan, kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. Namun, matanya justru menangkap hal yang membuat dirinya bingung.

"Nay, kenapa bajumu basah?"

"Hah?" Naya menunduk, menatap baju atasnya yang basah. Melihat itu, reflek Naya menutup d4danya. Raut wajahnya terlihat pucat, ia melupakan sesuatu.

"Nay?" Zion menyadarkan lamunan Naya.

"Pulang sekarang!" Seru Naya panik.

"Kenapa sih? Kenapa bajunya basah?" Seru Zion.

Naya memejamkan matanya, "Aku lupa tidak memompa asikuuu!" Kedua alis Zion terangkat, ia sedikit merasa terkejut mendengarnya.

"Kalau tidak di keluarkan?" Tanya Zion.

Naya menghela nafas kasar, "Keduanya nanti akan sakit. Ini sudah mulai sakit, cepatlah! Aku harus pu ...,"

"Pake cara manual aja bagaimana?" Usul Zion yang menghentikan kepanikan Naya.

"Manual gimana? Aku tidak membawa Zevan, nanti ...,"

"Kan ada aku,"

Naya meng4nga mendengar ucapan Zion yang mengobrak abrik perasaannya. Dirinya tak pernah mengira, pria itu akan memiliki ide sebegitu cerdasnya sampai dia tak bisa lagi berkata apapun.

"Apa aku salah lagi?" Bingung Zion melihat keterdiaman Naya.

______

1
neng ade
wanita itu dirimu Raisa.. tolong terima lah Xander karena dia udah lama mencintai mu.. semoga Zion pun memberikan dukungan nya
neng ade
ngakak deh klo ada Zira 😂
Hafifah Hafifah
semoga ya xander
neng ade
targetnya mama kamu Ziraa
NNR~
Adudu apa apa nih kartunnya? /Facepalm/
Hafifah Hafifah
aduh si gembul zevan udah besar nih
Tri Lestari
sabar Xander
Dwi ratna
kartun apaan si
zh4insu
Ikan Sarden rasa serundeng,,,, 😂😂
Kamu bisa aja Zevan...
Amy
tambah lagi panggilan Keramat,, sabar yaach Xandeer?
yumna
xander kmu sehat....hilang sarden tumbh celundeng🤣🤣🤣🤣🤣🤣
yumna
renginangkah...?
yumna
semoga xander
Kim nara
Lebih parah itu evan
yumna
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/....dlu zira skrang zevan
Ita rahmawati
eh udh 3 th aja 😅
Haryati
mau sahur ngakak dulu.....🤣🤣🤣🤣🤣 nasibmu Xander
nuraeinieni
yang sabar ya xander,,,dua bocah menggemaskan menyematkan nama berbeda,calden dan celundeng,tp tdk apa2 yg penting hati lagi berbunga bunga liat pujaan hati masih seperti dulu,,semoga raisa membuka hatinya utk mu dan mamamupun merestui,,,,semoga kepulanganmu membuka lembaran baru,menuju jenjang pernikahan.
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
semangat om sarden jgn pantang menyerah,kejar terus klu udh dpt jgn lupa undang kita2 yh🤣
Syifa Azahrasiyah
lha malah jauh banget nyasarnya zevan, xander kok jadi celundeng/Joyful//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!