Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6.
Beruntung, itulah yang selalu para anggota group barat katakan terhadap Julian karena memiliki isteri secantik Eleanor, selain cantik dan juga dianugerahi bentuk tubuh seperti gitar Spanyol, Eleanor juga mau belajar membuat minuman yang enak dan makanan yang lezat untuk Julian. Padahal dulu di istana keluarganya, jangankan bisa membuat minuman atau makanan sendiri makan saja masih minta disuapi oleh mommynya atau pelayan pribadinya.
Melihat para anggota group barat pada jam istirahat tampak mengerubungi sebuah foodtruck yang terparkir di halaman markas, membuat Kenneth yang sejak tadi mencari-cari para anggota group barat tidak ada didalam pabrik, penasaran ada apa di halaman sana kenapa semua berkumpul disana.
Saat perlahan para anggota group barat yang tengah mengantri itu mulai berkurang barulah dari kejauhan Kenneth dapat melihat Eleanor tengah membagi-bagikan minuman juga makanan pada mereka yang mengantri, Eleanor nampak tersenyum manis dan wajahnya begitu bercahaya, dia dibantu oleh dua orang pelayan dari rumah karena tidak mungkin Eleanor melayani anggota group barat sebanyak itu sendirian.
"Tuan Ken, mau sandwich juga? Biar saya ambilkan,"
"Kenapa gadis itu ada disini?" tanya Kenneth yang masih merasa bingung.
"Oh Nyonya Ele, beliau memang setiap hari Rabu dan Sabtu akan datang membagi-bagikan sandwich dan ice coffe untuk para anggota, Tuan!"
Kenneth berjalan perlahan masuk menerobos antrian kemudian berhadapan langsung dengan Eleanor yang nampak terkejut bukan Julian yang datang melainkan mesin pencetaknya yang datang.
"Kau," dengan suara berat.
"Ayah mertua, kau mau sandwich juga? Aku akan berikan spesial untukmu!"
Eleanor segera memberikan sandwich yang sudah dia buat lalu disodorkannya kehadapan Kenneth, akan tetapi tanpa basa-basi sedikitpun Kenneth lantas membuang sandwich tersebut hingga membuat Eleanor menyoroti tajam sikap kasar ayah mertuanya itu.
Begitu juga para anggota group barat yang tidak jadi menelan sandwich yang telah mereka kunyah sebelum melihat Kenneth melemparkan sandwich buatan Eleanor begitu saja.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa dibuang?"
"Dengar semuanya, waktu istirahat kalian sudah habis! Dan bukankah sudah ada kantin yang markas kita sediakan untuk kalian makan?" dengan suara lantang.
Para anggota group barat pun hanya bisa tertunduk melihat kemarahan diwajah Kenneth.
"Aku tidak izinkan orang asing masuk kedalam halaman markasku! Camkan itu!" sambil membelakangi Eleanor.
Setelah mengatakan itu para anggota group barat pun segera kembali masuk kedalam markas dan pabrik, mereka sangat takut terhadap Kenneth karena Kenneth dengan Julian adalah dua sosok yang sangat berbeda. Jika dengan Julian mereka bisa santai dan leha-leha, akan tetapi tidak dengan Kenneth, dibawah kepemimpinannya tidak ada waktu untuk santai apalagi bermain-main, semua harus serius dan sesuai perintah kerja yang dia buat.
Melihat para anggota group barat sampai berhamburan dan tak berani memakan sandwich buatannya, Eleanor pun segera berjalan mengikuti Kenneth yang berjalan terburu-buru untuk kembali ke markasnya, ada banyak sekali pekerjaan penting yang harus Kenneth bereskan ketimbang dirinya berlama-lama melihat wajah menantu yang tidak dia inginkan itu.
Sementara Eleanor yang tidak terima atas sikap ayah mertuanya itu, terus berjalan terburu-buru agar bisa berbicara dengan Kenneth dan memintanya untuk minta maaf atas sikap buruk Kenneth terhadap dirinya didepan semua orang tadi.
Pintu ruangan pribadi Kenneth baru saja ditutup, namun dengan berani Eleanor kembali membuka pintu tersebut dan masuk begitu saja kedalam ruangan tersebut. Mendengar ada seseorang yang membuka pintu ruangannya, Kenneth pun berbalik untuk melihat siapa sosok yang sudah berani-beraninya masuk tanpa izin.
Baru saja Kenneth berbalik arah! Eleanor sudah menarik dasi yang dikenakan oleh Kenneth kemudian menginjak telapak kaki Kenneth dan terus mencengkram leher Kenneth dengan cara menarik dasinya kuat-kuat.
"Hei, apa yang kau lakukan?" dengan suara serak akibat lehernya tercekik*k.
"Minta maaf padaku! Kau salah besar jika menganggap aku akan diam saja kau permalukan seperti tadi!" ancam Eleanor dengan kedua bola mata yang hampir gelinding keluar dari tempatnya.
Kenneth menatap wajah gadis muda pemberani itu, bisa-bisanya seorang Kenneth dicekik dan diinjak begini oleh makhluk kurcaci dihadapannya ini.
"Dengar ya Pak Tua, aku sangat menghormatimu sebagai ayah mertuaku! Dan aku juga bukan orang asing yang masuk markas ini, aku isteri dari Julian Debonson wakil ketua group barat! Jadi minta maaf padaku dan perbaiki sikap burukmu itu!" kata Eleanor.
Dengan sekejap mata satu tangan besar Kenneth menarik pinggul ramping Eleanor hingga membuat tubuh itu berputar dan akhirnya berakhir ambruk diatas meja kerja Kenneth, ditariknya tangan Eleanor yang tadi mencengkram dasi yang dikenakan oleh Kenneth kemudian kedua tangan Eleanor pun dipeganginya oleh satu tangan besar Kenneth.
"Lepas! Lepas!"
Sementara tubuh kekar Kenneth kini berada diatas tubuh Eleanor hingga membuat lutut Eleanor merasakan sesuatu yang mengeras dibawah sana dan mengenai lututnya. Sudah dapat dipastikan yang mengeras, bukanlah sebuah batu, apalagi sebuah candi karena dapat Eleanor rasakan bentuknya besar dan memanjang bak sebuah lobak import kualitas terbaik.
Glek...
Eleanor menelan salivanya karena tidak percaya dirinya harus merasakan lobak import sang ayah mertua, bila biasanya Eleanor merasakan lobak import milik Julian yang besarnya tak seberapa dan panjangnya juga terbatas, hal ini jelas membuat Eleanor gelagapan. Eleanor berusaha keras untuk melepaskan diri dari himpitan tubuh ayah mertuanya itu, akan tetapi wajah Kenneth terlihat semakin murka.
Kenneth mendekatkan wajahnya pada wajah Eleanor, yang berarti bibir keduanya pun sama-sama semakin dekat! Baik Eleanor maupun Kenneth sama-sama dapat merasakan hembusan dan tarikan masing-masing, Kenneth mencium aroma bibir Eleanor yang seperti bubble permen, sementara Eleanor dapat merasakan harum papermint dari bibir Kenneth.
"Jangan pernah datang lagi kesini! Dengar, kau hanyalah orang asing!" dengan suara berat Kenneth.
Setelah itu Kenneth pun melepaskan kedua tangan Eleanor kemudian Eleanor pun segera bangkit dari atas meja, tanpa tunggu lama Eleanor pun segera berlari pergi dari ruangan tersebut.
Kedua pelayan dan supir foodtruck yang melihat Eleanor baru saja keluar markas, bergegas menghampiri gadis yang tengah diselimuti oleh rasa kesal terhadap ayah mertuanya itu!
"Nyonya, anda tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa, kita pulang saja! Ada monster besar di markas ini sekarang," kesal Eleanor.
Setelah kembali ke rumah dan untuk melepaskan rasa kesal dihatinya terhadap Kenneth, Eleanor pun segera mandi.
"Aku tidak mengerti kenapa ayah mertuaku segitu bencinya dengan aku?? Dia memiliki masalah dengan group Limson, sementara aku sekarang sudah meninggalkan keluargaku dan group Limson, kenapa masih benci aku?" gumam Eleanor sambil berendam di air hangat.
Setelah merasa dirinya sudah lebih rilex dan tak lagi diselimuti hawa emosi, Eleanor pun menelepon seseorang yang dia kenal, sahabat lamanya yang bekerja sebagai agent mata-mata bagi siapapun yang memerlukan jasanya, dan agent tersebut juga bisa sebagai pembun*h bayaran juga, asal ada uang semua akan dia kerjakan.
"Halo,"
"Halo Elea, ada apa? Tumben kau menghubungiku,"
"Lenka, aku butuh bantuanmu! Aku akan bayar tinggi untuk pekerjaan ini,"
"Dengan senang hati Ele, katakanlah!"
"Tolong cari tau semua gerak-gerik suamiku, tapi pastikan langkahmu tidak terendus oleh anggota group barat, apalagi terendus oleh Julian sendiri!"
"Aku mengerti Ele, kau sudah tau kinerjaku bukan?"
"Ya aku tau kau hebat!! Kau memerlukan foto Julian?"
"Tidak perlu, aku masih hafal tampang suamimu itu!"