NovelToon NovelToon
CHASING YOU IN THE RAIN

CHASING YOU IN THE RAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Zoe.vyhxx

Haii…
Jadi gini ya, gue tuh gay. Dari lahir. Udah bawaan orok, gitu lho. Tapi tenang, ini bukan drama sinetron yang harus disembuhin segala macem.
Soalnya menurut Mama gue—yang jujur aja lebih shining daripada lampu LED 12 watt—gue ini normal. Yup, normal kaya orang lainnya. Katanya, jadi gay itu bukan penyakit, bukan kutukan, bukan pula karma gara-gara lupa buang sampah pada tempatnya.
Mama bilang, gue itu istimewa. Bukan aneh. Bukan error sistem. Tapi emang beda aja. Beda yang bukan buat dihakimi, tapi buat dirayain.
So… yaudah. Inilah gue. Yang suka cowok. Yang suka ketawa ngakak pas nonton stand-up. Yang kadang galau, tapi juga bisa sayang sepenuh hati. Gue emang beda, tapi bukan salah.
Karena beda itu bukan dosa. Beda itu warna. Dan gue? Gue pelangi di langit hidup gue sendiri.
Kalau lo ngerasa kayak gue juga, peluk jauh dari gue. Lo gak sendirian. Dan yang pasti, lo gak salah.

Lo cuma... istimewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoe.vyhxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

yang disini sibuk yang disana ribut

“ bagaimana persiapannya?” Tanya jeevan

Ia berdiri di dalam ruang bawah tanah yang hanya diterangi cahaya temaram, bersama Darel dan Azel. Ketiganya sudah dalam perlengkapan penuh: pakaian tempur hitam tanpa identitas, perlengkapan taktis canggih, dan wajah-wajah yang sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk

Mereka berniat menerobos masuk perbatasan windu tanpa sepengetahuan penjaga.

Dengan cekatan, Azel mulai mengotak-atik konsol sandi digital yang tersembunyi di balik panel tembok. Jemarinya menari cepat di atas papan sentuh holografik. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, tapi matanya fokus.

“Buka jalur alternatif ,” kata Jeevan.

"sesuai instruksi" azel

Darel bergerak lebih dulu, menyusuri lorong gelap yang penuh sensor gerak dan kamera tersembunyi. Dalam keheningan, ia menjatuhkan beberapa penjaga dengan presisi dingin, tanpa suara, tanpa ampun.

Sementara itu, Azel berhasil menyusup ke ruang pengawasan utama. Ia menyambungkan alat komunikasi canggih yang masih terhubung ke Jeevan dan Darel. Suaranya terdengar di earpiece mereka.

"Zona rekam aman," lapor Azel sambil menonaktifkan satu per satu sistem CCTV lawan. Tatapannya tajam, penuh konsentrasi. Kemudian ia menembus satu lagi ruangan bersandi. ruang yang konon menyimpan chip berharga yang jadi incaran mereka.

"Laporkan keberadaan chip itu," perintah Jeevan.

Azel memindai seluruh ruangan dengan alat pelacak elektromagnetik.

"Aneh. Chip itu nggak ada, Bos."

"Tunggu... Apa ruangan itu berdebu?" tanya Darel tiba-tiba, instingnya berbicara lebih dulu.

Azel memperhatikan lagi. Sesuatu terasa tidak beres.

Deghh!!

Deghh!!

Sebuah suara kecil meledak di telinganya. bukan ledakan besar, tapi cukup untuk mengacaukan sinyal. Layar monitornya berkedip. "OUT! Mundur sekarang! Dalam hitungan detik, beberapa bom aktif akan meledak!"

Ketiganya terdiam sepersekian detik, sebelum Jeevan memberi aba-aba: "Keluar! Sekarang!"

Mereka bergerak cepat. Darel segera mengaktifkan pemanggil helikopter pribadi yang standby di mansion Jeevan. Dalam hitungan menit, sayap-sayap logam helikopter membelah angin malam, membawa mereka menjauh dari lokasi ledakan yang hampir menjebak mereka.

Di dalam helikopter, Jeevan menatap Azel yang masih sibuk dengan laptopnya, sesekali terkekeh kecil. pertanda bahwa ia tengah menemukan sesuatu yang membuatnya bersemangat.

"Kamu dapat sesuatu?" tanya Jeevan curiga.

Azel mengangguk, wajahnya menyeringai. ia menatap layar curiga. Sepertinya ada yang sedang bermain main dengan dirinya. Mereka tahu. Kegilaan azel dengan sesuatu yang unik. Maka dia akan menggila secara tidak wajar.

"Done!!" Azel memencet terakhir sebelum dirinya menghela nafas lega.

 “ Akses ke sistem utama dibuka otomatis. Tapi waktu aku nemuin bom tadi, ada yang aneh… kayak ada pihak lain yang berusaha mengalihkan pandanganku.”

“ ada akses dari peretas lain yang sedang mengincar chip itu selain kita" lanjutnya

“ apa kamu kesulitan untuk memblokir dari jalan kita?”

“ tentu saja tidak bos. Serahin ke azel si cerdik. “ katanya sambil menutup laptop “ tapi kali ini motifnya berbeda” azel mengguman

“ beda?” Darell ikut berpikir. “ tunggu. Kayaknya tadi gue liat ada ruangan khusus yang belum dibuka. Emang sengaja belum lo buka atau gimana?” tanya darell

“ udah semua.”

“ ZVx40y”

“ ha?” azel membeo

“ kalo gasalah tulisan ruangannya itu”

“ untuk kali ini lebih baik kita pulang dulu. Jangan ada yang mengatakan apapun ke kian” Jeevan menatap tajam lokasi yang mereka tinggalkan.

Helikopter menjauh, membawa mereka pulang sementara kilatan ledakan kecil terlihat di kejauhan. Tapi mereka tahu, ini belum selesai. Ini baru awalnya.

..

...

......................

Malam mulai memudar. Helikopter mendarat mulus di landasan pribadi mansion Jeevan, jauh dari keramaian, tersembunyi oleh pepohonan tinggi dan pagar otomatis dengan sistem keamanan berlapis. Begitu pintu terbuka, mereka langsung masuk ke ruang taktis di lantai bawah mansion. ruangan yang hanya bisa diakses melalui retina Jeevan.

Azel masih terpaku pada layar laptopnya, jari-jarinya menari cepat, sesekali menggerutu. "Masih ada sisa jejak data dari peretas itu... dia nggak sembarangan," gumamnya.

"Bisa dilacak?" tanya Jeevan sambil melepas jaket pelindungnya.

"Sulit. Dia pakai jaringan pantulan dari sistem militer tua... kayaknya pernah kerja untuk negara. Tapi..." Azel mengetik cepat. "Dia ninggalin sidik digital. Satu nama muncul berulang, Zoyvyx."

Darel yang baru saja menuangkan air, mendadak berhenti. "Zoyvyx? Itu bukan nama acak, kan?"

Jeevan menoleh cepat. Tatapannya tajam. " bukan orang. Itu unit."

"Unit apa bang ?" Tanya darell

" Unit Bayangan. Proyek rahasia yang dikubur lebih dari sepuluh tahun lalu. Mereka bukan cuma pembunuh bayaran atau peretas, mereka eksperimen. Disempurnakan untuk satu hal, menghilang, lalu membunuh."

Hening sesaat.

"Kalau Zoyvyx masih aktif, berarti chip itu... bukan sekadar alat." Jeevan menatap layar Azel yang menampilkan struktur sistem keamanan Windu dengan bagian bertuliskan ZVx40y yang kini berwarna merah.

"Kita simpan data ini. Fokus ke penyerangan dan bertahan. Sepertinya windu belum bergerak untuk terlibat begitu dalam dengan hal ini" kata Jeevan mengakhiri.

Jeevan menutup berkas itu perlahan.

"Kita butuh satu hal lagi sebelum lanjut."

"Apa?" Darel dan azel bersamaan.

"Kita harus temui orang yang terakhir mengurus masalah ini... satu-satunya mantan anggota Zoyvyx yang masih hidup."

Darel menatap Jeevan lekat. "Siapa?"

"Ayahku."

Tok tok tok.

"Tuan muda sepertinya di mansion barat ada keributan. " Pengawal pribadi Jeevan datang dengan tergesa.

"Kian?" Jeevan segera berlari menuju ruang utama. Diikuti oleh darel dan azel.

"Berenti gak Lo? Rambut gue rusak!!! Teriak bian

"Siapa suruh Lo ngrusakin lukisan guee anjirr!!! Ganti gak!! " Kian membalas jambakan bian .

Kepala pelayan dan yang lain sudah khawatir dengan wajah cemas mengelilingi mereka. Jeevan yang sudah sampai dibuat kaget setengah mati dengan pemandangan unik dipagi hari.

Ia segera berlari untuk melerai.

"Kalo om ganteng nglerai gue sekarang, gue bakal marah satu Minggu penuh!! " Bentak kian.

Spontan Jeevan terdiam tak berani menyentuh. "Sayang. Nanti kepalamu sakit. " Jeevan berusaha membujuk kian.

"UGH! KALO DIA GAK LEPAS, GUE JUGA GAK LEPAS!! BIAR BOTAK BOTAKAN SEKALIAN!!!" teriak Kian, rambutnya udah kayak nori kusut.

"Bian. Lepaskan "

" Pak.. saya gak salah, yang salah kian"

"Heh.. elo tinggal ngajar aja ya, gausah ngrobek juga, sialan!! Ughhh!!!"

Jeevan bingung.

"Bian, lepaskan "

Tiba-tiba Kian melotot. "KALO OM MASIH BELA DIA, GUE MOGOK MAKAN, GAK MAU NGOMONG SAMA OM SEBULAN, DAN GAK MAU TIDUR BARENG!!!" Ancam kian

"Saya gak bela.. "

Bian segera mendorong kian sedikit lebih keras. Kian mundur beberapa langkah .Ia mendekat dan menjambak bian

Bian menarik kerah kian dan diikuti oleh kian. " LU NGIRIM PESAN PAKE BURUNG MERPATI PALSU ISI TULISAN 'LO JELEK' TUH MAKSUDNYA APA?!"

Kian berdiri. “ITU SARKASME TINGKAT SENI, GOBLOK! BUKAN BUAT DIAMBIL HATI!”

“OH YAAA? TERUS INI LUKISAN LU YANG GUE TEMUIN DI WC PELAYAN TUH APA?! GUE DIGAMBARIN JADI BROKOLI!!”

“ITU KARAKTER! BROKIAN!! LO TETEP KEREN DI VERSI SAYURAN!!!”

“KEREN PALA LU!! BROKOLI GIGIT PIPIKU, BANGSAAATT!!!”

Kian dan Bian kembali adu mulut, makin absurd. Kian lempar bantal. Bian lempar lukisan. Salah satu mengenai Azel yang entah kenapa lagi jalan santai sambil makan es krim.

Tanpa babibu Jeevan segera menggendong kian seperti menggendong karung beras menuju lantai 3.

"GUE MOGOK NGOMONG SAMA DIA SAMPAI 2089!!” kata Kian sambil melipat tangan dan membuang muka dramatis.

“GUE MAU BUAT PETISI ONLINE BUAT NGUSIR KIAN DARI -!” balas Bian sambil buka HP.

“HEH.. GUE LAPOR KE ROBOT PENGADILAN!!”

“GUE HACK ROBOTNYA!!”

“GUE TIDUR DI RUMAH KUCING!!”

“GUE PINDAH KE ATAP, BIKIN MARKAS RAHASIA!!”

“GUE BAWA SELIMUT!!!”

"ASTAAGGAAAA!!! BIANN!! " Bentak Jeevan

Deru nafas biann masih belum stabil. Bahkan Jeevan tak menatapnya sama sekali. Siall!! Haruskah ia kekanak Kanakan seperti ini?.

Darel menghela napas lega. “Damai... akhirnya...”

Azel bisik ke Darel “Taruhan, 10 menit lagi mereka berantem.”

Darel mengangguk. “Deal.”

.

.

.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!