Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 15
"Aku gak akan biarin kamu merebut Mia dariku, Delia. Mia putriku tidak ada yang boleh merebut dia dariku " ucap Rindu dalam hati.
Delia mengulurkan tangannya menyodorkan sebutir obat sakit kepala pada Husni, tangan Husni mengambilnya dan langsung memasukkan ke dalam mulut. Delia kembali menyodorkan segelas air minum, Husni segera menenggaknya sampai tandas. Meletakkan gelas kosong itu di atas malas dekat ranjang miliknya.
"Terus kapan kita konsultasi lagi dengan dokter Maudi, sayang!." Husni tanyanya.
"Satu Minggu lagi, kata dokter spesialisnya sih bilang, kalau keadaan nya Mia membaik dalam sepekan ini. Kita hanya perlu dua kali jalan aja." Ucap Delia menjelaskan.
"Alkhamdulillah, moga keadaan Mia baik-baik aja!" Husni penuh harap.
Husni memegang lengan tangan istrinya membawanya untuk duduk di hadapannya, Delia pun kini duduk berhadapan. Husni menggenggam kedua tangan istrinya.
"Terima kasih ya, kamu sudah ada untuk Mia, di saat seperti ini dia butuh kamu di sampingnya. Dan kamu ada untuk Mia." Husni.
"Itu sudah jadi tugasku sebagai orang tuanya, mau bagaimana pun keadaannya sekarang, bukankah, sudah seharusnya kita ada di samping anak kita?." Delia tuturnya.
Delia terlonjak saat Husni tiba-tiba merebahkan kepalanya di pangkuan Delia.
"Aku beruntung banget punya istri sebaik kamu! Kamu menerima aku apa adanya, di saat dulu kamu di dekati bujang yang sudah mapan. Tapi, kamu memilih aku yang seorang duda punya buntut dua lagi, belum lagi aku bekerja hanya sebagai karyawan di kantor orang." Ucap Husni merasa minder.
"Mas, kok kamu jadi minder gini, sih? Aku tidak pernah menilai sesuatu dengan harta. Aku tahu di dunia ini butuh uang, tapi tidak semua di ukur dengan uang, kan? Aku hanya mengikuti apa kata hati aku, menerima kamu dan anak-anak kamu " Delia ucapnya tulus.
Husni mencium telapak tangan Delia.
"Terima kasih atas ketulusan kamu sayang!." Husni.
"Mas, boleh aku tanya sesuatu?." Delia.
Husni bergumam.
"Hmm.. ya, kamu mau tanya apa?." Husni, ia menunggu Delia bicara.
"Mas, dulu kamu sama mba Rindu manja kek gini, gak?." Delia tanyanya.
Terdengar helaan nafas berat Husni.
"Gak, gak pernah! Lagian kenapa sih harus tanya masa lalu?." Husni.
"Cuma nanya aja, mas!." Delia
"Gak perlu lagi kita ungkit masa lalu yang sudah lalu, aku katakan sekali lagi ya, istriku! Aku tidak pernah bermanja-manjaan kaya gini. Selain ma kamu.! Sekarang kamu puas." Husni terangnya.
Husni memejamkan matanya dengan memeluk lengan sang istri. sungguh, berbaring di pangkuan istrinya begitu sangat nyaman menurutnya hingga hanya butuh beberapa menit saja ia sudah terlelap. Delia menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan suaminya, baru beberapa menit di pangkuannya.Suaminya itu sudah tertidur, terpaksa ia meletakkan kepala suaminya dengan pelan-pelan di atas bantal berwarna putih. Delia memandangi wajah Husni yang mirip dengan aktor Primus Yustisio itu. Delia tersenyum, sungguh dia begitu sangat mencintainya walaupun terkadang sikapnya menyebalkan.
Sudah tiga hari Rindu tak ke rumah mantan suaminya, setelah Husni Memintanya tak menemui Mia. Rindu menemui sahabatnya, yaitu Siska yang janji temu di kantin kantor tempat mereka bekerja. Rindu yang mengenakan setelan blazer hitam dengan rok di bawah lutut, terdapat belahan depan di atas lutut. Tak ketinggalan high heels semakin menunjang penampilan nya semakin cantik dan anggun. Rindu memang yang paling tercantik di kantornya bekerja. Apalagi dengan pekerjaan yang sebagai sekretaris, menambah sempurna sebagai seorang wanita. Banyak wanita yang iri dengannya di tempatnya bekerja.
"Kenapa loe? Kaya gak semangat gitu?." Tanya salah satu sahabatnya di kantor.
Rindu duduk berhadapan dengan Siska di kursi paling pojok.
"Gimana gak semangat, sudah tiga hari ini gue gak ketemu sama anak gue." Rindu keluhnya.
"Kenapa? loe tinggal datang ke rumah mantan suami loe, bereskan?." Siska heran.
"Ck.. masalahnya mantan suami gue ngelarang gue deketin Mia untuk sementara. Ya, terpaksa deh gue nurutin apa kata dia aja!." Rindu menahan kesalnya.
"Gak bisa gitu dong? Loe tuh ibu kandung anak loe sendiri, loe mau anak loe lebih dekat dengan ibu sambungnya?." Siska menghasutnya.
"Ya. Gue gak mau'lah! Tapi gimana lagi coba, waktu itu gue sampe diam-diam buat nemuin Mia. tapi eh malah anak gue histeris gak mau ketemu ma gue." Rindu.
"Sebenarnya loe bisa dapetin anak Lo kembali kalo loe..."
Ucap Siska menggantung, ia ragu mengatakannya.
" Kalo gue, apa?." Rindu penasaran dan menuntut Siska melanjutkan ucapannya.
"Kalo loe rujuk, balikan lagi ma Husni!." Siska
Rindu nyaris tersedak saat meminum jus alpukat nya.
"Loe gila, nyuruh gue rujuk ma mas Husni? Loe tahu sendiri selain mas Husni udah nikah lagi, gue juga sekarang udah punya pacar." Rindu.
"Ya, gue tahu Rin. Tapi itu caranya loe bisa dapetin anak loe lagi, lagian ya, sepertinya Husni gak cinta ma istri barunya itu. Coba loe Bayangin, masa udah satu tahun menikah istrinya Lom juga hamil juga? Terus kalo urusan pacar baru loe itu, loe bisa tetap jalan kaya biasa." Saran Siska.
"Ma- maksudnya gue selingkuh, gitu?." Tanya Rindu terkejut dengan saran sahabatnya.
"Pacar loe jadiin cadangan aja, gitu loh Rin!." Siska.
Rindu diam mencerna ucapan dari sahabatnya.
Rindu mengajak Bu Susi dan Dita ke rumah Husni, mereka pun kini sudah sampai di depan rumah sederhana itu. Rindu memencet bel rumah Husni. Pintu terbuka nampak gadis kecil yang membuka pintu depan. Dia adalah Mia anak bungsunya. Rindu begitu merindukan anaknya.
"Mia, sayang. Apa kabar, Nak?." Tanya Bu Susi.
"Baik. Nek! Ayo, silahkan masuk!." Mia memberi ruang mereka masuk.
"Mia, siapa yang datang, sayang?." Teriak Delia sebelum ia ke depan.
"Kak Dita, nenek dan Tante Rindu, Mah!." Jawab Mia dengan teriak.
Delia menghampiri mereka.
"Kalian ada di sini?." Tanya Delia terkejut melihat kedatangan keluarga Rindu sudah datang di malam hari.
"Ya, kami ingin bertemu dengan Mia, kamu tidak keberatan, kan. Delia?." Tanya Rindu seolah menyindirnya.
"Tentu, kalian boleh bertemu dengan Mia." Delia yang tak mungkin mengusir mereka.
Kini mereka ikut bergabung makan malam bersama keluarga Husni, Husni duduk di kursi di tengah, Delia duduk berdekatan dengan Mia, sementara Rindu duduk berdampingan dengan Bu Susi dan Dita.
Delia mengambilkan nasi diatas piring beling, ia juga menaruh masakan tumis kangkung pedas di atas piring nasinya.
"Mas. Kamu, kan. Gak suka pedas? Nanti kamu sakit perut loh! Emang Rindu gak tahu kalo kamu gak bisa makan pedas?." Rindu dengan sok peduli.
Terdengar helaan nafas Husni berat.
"Dulu aku emang gak bisa makan yang pedas-pedas, tapi sekarang aku suka." Husni.