Seorang Nara Pidana yang di pindahkan ke Penjara angker di Pulau terpencil.
Ternyata tak hanya angker, penjara ini di salah gunakan untuk tindakan ilegal yaitu menjual organ-organ Para Nara Pidana.
Setelah mengetahui kebenaran tersebut, Prapto pun bertekad untuk keluar dari penjara sadis ini.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4
"Jaky !!! " teriak nya memanggil anjing tersebut.
Pit bull hitam itu pun berhenti menggonggong dan langsung lari ke arah majikan nya.
Ngiiit Braakkkk !!!
Ia menutup keras pintu jeruji besi itu dan berlalu bersama anjing nya meninggalkan lorong tersebut. Suasana pun kembali menjadi sunyi.
"Bang.."
Tiba-tiba di dalam kamar sebelah kiri nya ada suara memanggil dengan suara datar dan lemas. Seperti suara seorang laki-laki kisaran umur 50-an tahun. Suara itu terdengar seperti sudah tidak punya tenaga karena tidak makan.
Ia pun segera meloncat ke atas ranjang nya dan berdiri di atas ranjang sambil menempelkan telinga kanan nya ke dinding kusam itu.
"Hey, kamu siapa?" Tanya nya serius
"Saran ku, gak usah lah kau teriak-teriak bang, kalau gak ingin menyesal" suara peringatan itu membuat Prapto semakin heran dan penasaran.
"Emang kenapa?!" tanya nya heran.
Prapto diam sejenak menunggu jawaban nya, tapi belum ada jawaban juga.
"Hey, emang kenapa?!" Tanya nya lagi setengah emosi.
"Hey! Kenapa diam ?! jawab pertanyaanku ?!" Lanjut nya dengan nada emosi
"Hey! kenapa diam?!"
Prapto pun akhirnya ikut diam dan perlahan merenung sejenak atas saran yang di dengar nya tadi. Dengan pelan-pelan ia menurunkan badan nya dan duduk di atas ranjang sisi kiri sambil menyenderkan badan nya ke tembok.
Meski pun sudah hampir siang, tetapi di dalam ruang tahanan tersebut nampak masih gelap karena minim nya pencahayaan. Apalagi tiap kamar tahanan hanya di beri ventilasi kecil, sehingga cahaya matahari minim sekali masuk ke dalam sel tahanan.
...☠️💀☠️...
Tak terasa sudah 29 hari berlalu.
Selama 29 hari itu pula, ia belum di izinkan keluar dari kamar tahanan nya. Prapto melewati hari-hari pertama nya di penjara tua itu dengan rasa gelisah, dan takut. Karena tiap malam tiba, sering terdengar suara-suara aneh, dan dia sangat tidak nyaman dengan kamar baru nya, bahkan ia jarang bisa tertidur pulas. Menurut nya, penjara nya yang dahulu jauh lebih baik dan lebih layak dari pada penjara yang sekarang ia tempati.
"Prapto" Tiba-tiba ada suara memanggil dari balik pintu kamar tahanan nya.
Ia yang sedang tiduran di atas ranjang langsung bergegas bangun dan menghampiri pintu itu.
"Ya pak" jawab nya terburu-buru dan penuh dengan semangat.
Karena ia tahu di hari ke 30 ini, dia sudah di izinkan untuk keluar dari kamar tahanan nya. Dia mengetahui hal itu dari seorang sipir yang biasa mengantarkan makanan untuk dirinya.
Klek klek,ngiiiiiiiit!
Sipir yang berbadan tegap dan gempal itu membuka kunci pintu kamar tahanan nya, dan mempersilahkan dia untuk menghirup udara di luar kamar tahan. Ia melewati lorong penjara dengan langkah terburu-buru, tidak sabar untuk menghirup udara di luar sana.
Begitu dia sampai di luar pintu gedung tahanan, ia langsung menghirup udara dalam-dalam dengan mendongakkan kepala nya ke langit sambil memejamkan matanya. Lalu dia merentangkan kedua tangan nya kemudian menghembuskan nafas nya perlahan.
"Akhirnya aku bisa merasakan udara segar" gumam nya senang
Karena kondisi udara di dalam kamar tahanan nya sangat lah lembab dan pengap. Kemudian ia langkahkan kaki nya ke lapangan penjara. Dia kaget dengan pemandangan yang ada di lapangan itu, sudah banyak para narapidana yang jumlah nya sekitar 35 orang.