Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gak Penting
Diman setelah Rafa mengusap wajah Kiara, di luar dugaan Rafa justru mengecup kening Kiara. Tentu saja hal itu membuat Kiara terdiam bukan Kiara langsung menunduk karena ia baru mengingat jika di dalam kamar inap tersebut bukan hanya ada dirinya dan juga Rafa, tapi juga ada Mama Natasha dan Rachel.
"Aduh, Ma. Kalau tau gini kita gak usah kesini ya," ucap Rachel.
Mama Natasha pun memukul pelan tangan Rachel, "Kok Rachel di pukul sih," ucap Rachel.
"Kamu itu ganggu aja, kamu diam harusnya," ucap Mama Natasha.
Mama Natasha dan Rachel pun melihat kearah Rafa dan Kiara, seketika Rachel tau alasan Mama Natasha memukulnya dan menyuruhnya dia.
"Hehehe, iya ya, Ma. Harusnya aku diam aja," ucap Rachel.
"Rafa mau ke Dokter sebentar, Rafa titip Kiara ya, Ma," ucap Rafa.
"Tenang aja, Mama bakal jagain menantu Mama," ucap Mama Natasha.
Rafa pun keluar dan segera pergi ke ruangan Dokter Fani karena tadi Dokter Fani datang ke kamar inap Kiara dan memeriksa Kiara yang masih terlelap, Dokter Fani mengatakan untuk Rafa datang ke ruangannya setelah Kiara bangun dan sarapan.
Tak lama setelah itu, Rafa pun masuk ke dalam ruangan Dokter Fani. "Ada apa Dok?" tanya Rafa.
"Jadi begini, Pak. Untuk keadaan pasien sendiri sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, tapi akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pasien dapat berjalan normal kembali, masih banyak yang harus dilakukan. Saya juga melihat tanda-tanda kerusakan tulang pada kaki pasien karena itu saya mengatakan akan sangat sulit, tapi tidak menutup kemungkinan untuk pasien kembali berjalan normal hanya saja saya tidak yakin, saya akan usahakan yang terbaik untuk pasien," ucap Dokter Fani.
"Berapa persen kesembuhan istri saya, Dok?" tanya Rafa.
"20 persen Pak, tapi saya akan berusaha yang terbaik untuk pasien. Pasien masih bisa berjalan hanya saja pasien akan kesulitan dalam berjalan secara normal, sepertinya pasien sudah mengalami kerusakan sejak lama. Namun, pasien tidak segera mengibatinya sehingga lama-kelamaan kerusakan tersebut sulit untuk diobati dan saat kemarin pasien datang tulangnya sudah patah, operasi memang berjalan lancar. Namun, cukup sulit bagi pasien untuk kembali berjalan normal," ucap Dokter Fani.
"Lakukan apapun yang terbaik Dok, saya percayakan istri saya pada Dokter," ucao Rafa.
"Pasti, saya akan melakukan yang terbaik untuk pasien, saya tergaru karena Bapak begitu mencintai istri Bapak," ucap Dokter Fani dan Rafa hanya diam tanpa merespon perkataan Dokter Fani.
"Kalau begitu, saya permisi Dok," pamit Rafa dan diangguki Dokter Fani.
Rafa pun segera kembali ke kamar inap Kiara, namun baru saja ia masuk ke dalam, ia sudah melihat sahabat-sahabatnya yang ada di dalam kamar tersebut.
"Kalian udah lama?" tanya Rafa.
"Baru kok, btw lo darimana? istri lagi sakit malah ditinggal," tanya Hito.
"Gue habis dari Dokter," ucap Rafa.
"Gimana, Raf? Kiara udah mendingan?" tanta Mama Natasha.
"Iya, tapi masih harus istirahat supaya cepat penyembuhannya," ucap Rafa.
"Kia, dengerin itu," ucap Rachel.
"Iya iya," jawab Kiara.
"Oh iya ini kita bawain buah sama ada roti," ucap Malik.
"Makasih ya," ucap Rafa.
"Wah, gue gak salah denger ini. Seorang Rafael Nayden Sanjaya minta maaf, ini adalah hal yang langkah. Selama gue kenal sama lo, kayaknya ini adalah pertama kalinya gue denger lo minta maaf deh, Raf," ucap Benny.
"Gak usah berlebihan, gue pernah ya minta maaf," ucap Rafa.
"Kapan?" tanya Benny dan Roby bersamaan.
"Pas Rafa berantem sama Kevin," ucap Malik.
"Gak ya, waktu itu Kevin yang minta maaf duluan terus Rafa baru ikut minta maaf," ucap Benny.
"Iya juga sih, berarti lo emang gak pernah minta maaf, Raf," ucap Malik.
"Gak penting," ucap Rafa dan menghampiri Kiara.
"Mau anggur gak, Ki? anggurnya enak loh, ini anggur dari luar negeri soalnya rasanya manis. Btw ini oleh-oleh dari Kevin," ucap Benny.
"Gak usah berulah ya lo," ucap Rafa.
"Astaga, gue gak ngapa-ngapain loh, padahal gue cuma nawarin Kiara doang," ucap Benny.
"Gak usah nawar-nawarin deh, playboy kayak lo kalau baik sama perempuan itu pasti ada maksud lain," ucap Jake.
"Heh, gue juga mikir-mikir kali kalau mau deketin cewek, ya kali istrinya Rafa mau gue embat juga. Bisa-bisa digantung gue sama Rafa," ucap Benny.
"Kalian ke sini kalau mau berisik, mending pulang deh," ucap Rafa.
"Gue bakal tutup mulutnya Benny," ucap Roby.
"Kok gue sih," ucap Benny yang tidak terima.
"Tuh kan," ucap Roby lalu menutup mulut Benny hingga Benny pun diam apalagi melihat tatapan tajam dari Rafa.
"Hehehe, iya iya gue diem deh," ucap Benny.
Rafa mengambil buah anggur yang di bawa sahabat-sahabatnya itu lalu ia memberikannya pada Kiara.
"Buka mulut," ucap Rafa.
"Eh, gak usah Kak. Aku gak pengen soalnya," ucap Kiara dan tentunya ia berbohong karena nyatanya buah anggur berwarna hijau tersebut sudah menyita perhatiannya sejak tadi.
"Gak pengen, tapi dari tadi lihatin terus, ayo makan," ucap Rafa.
Kiara hendak mengambilkan buah anggur tersebut, namun Rafa justru menjauhkan buah tersebut dan Kiara mengerutkan keningnya apalagi saat Rafa menyuapinya, Kiara pun setuju saja dan membuka mulutnya lalu memakan buah anggur tersebut.
'Enak banget, aku gak pernah makan buah anggur dan ternyata rasanya enak banget,'
Ya, selama hidup Kiara ia tidak pernah mekakan buah anggur dan ini adalah pertama kalinya ia memakan buah anggur yang tertanya rasanya begitu lezat.
"Enak kan?" tanya Benny dan diangguki Kiara.
"Nanti kalau mau lagi suruh Rafa beli aja, dia kan banyak uang," ucap Bennya dan mendapat tatapan tajam dari Rafa.
"Bener kan kalau istri lo pengen buah anggur ya lo beliin, salah ya?" tanya Benny.
"Udah dibilang lo diem aja," ucap Roby.
"Salah lagi," ucap Benny.
Kiara yang melihat bagaimana sahabat Rafa yang begitu ramah membuat Kiara begitu nyaman apalagi melihat tingkah random Benny yang begitu lucu mampu membuat Kiara tanpa sadar tersenyum, Rafa memperhatikan bagaimana Kiara tersenyum dengan tingkah Benny pun merasa aneh.
'Tingkah gak jelas Benny buat dia senyum, aneh sih,'
Di lain sisi, Kiara mengalihkan pandangannya dari Benny ke Rafa dan ia melihat ekspresi wajah Rafa yang tidak bersahabat pun membuat senyumnya luntur, ia kembali menundukkan kepalanya.
'Kenapa aku senyum sih,'
"Lo kalau lihat istri lo itu jangan kayak gitu, Rafa. Lo lihatnya yang lembut gitu loh, lo gak lihat kalau istri lo udah takut gitu sama lo," ucap Hito.
"Kenapa emang ekspresi gue?" tanya Rafa.
.
.
.
Bersambung.....