Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. jahat pada anak sendiri
Ia tahu, dirinya telah menelantarkan anak tengahnya tersebut. Tuan Sanjaya mendengar penuturan sang istri sontak saja terdiam. Karena apa yang disampaikan oleh istrinya benar adanya. Tuan Sanjaya pun menarik nafasnya dengan dalam. Tiba-tiba muncul rasa takut dalam hatinya. takut anaknya benar-benar berubah dan tak bersifat seperti biasanya lagi.
"Sudahlah ma. Nanti kita pikirkan lagi. Ini sudah malam sebaiknya kita beristirahat saja. Palingan besok pagi Julia sudah kembali seperti semula.." ujar Tuan Sanjaya menenangkan istrinya.
Nyonya Ratih pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Iya juga tidak ingin egois, pasti sang suami sudah kelelahan akibat seharian bekerja di kantor. begitu juga dirinya yang seharian berada di butiknya.
"Baiklah kalau begitu Pa." Akhirnya mereka mengakhiri obrolan mereka dan memilih untuk beristirahat. Berharap ke esok harinya tidak terjadi hal-hal yang tidak mereka inginkan.
tetapi tuan Sanjaya malah sedikit kepikiran dengan kata-kata istrinya. Ia juga takut kalau anaknya kembali membalas perlakuan mereka, dengan tidak memperdulikan siapa keluarganya lagi.
(Ya Tuhan. Apakah aku sebegitu jahatnya kepada anak tengah ku. aku tidak menyadari karena kalau aku sudah melangkah sejauh ini. aku juga tidak sadar kalau telah mengabaikan anak tengahku bertahun-tahun lamanya.) batin Tuan Sanjaya. Tuan Sanjaya kembali memejamkan matanya, tapi bukan untuk tertidur melainkan menyelami kejadian-kejadian masa lalu bersama dengan Julia.
nyatanya semua ingatan tentang Julia tak ada yang manis. melainkan hanya teriakan dan hukuman darinya untuk Julia. Ia juga mengingat Bagaimana anak-anaknya saling berselisih. seharusnya sebagai orang tua yang baik, Tuan tidak perlu melakukan berat sebelah melainkan mendamaikan kedua belah pihak.
(maafkan papah nak. papa janji, papa akan berubah dan kita mulai semuanya dari awal.) batin Tuan Sanjaya. akhirnya Tuan Sanjaya memejamkan matanya dan terlelap.
***
Ternyata kondisinya tak jauh berbeda dengan raka dan dan Ridho. Raka yang tiba-tiba kepikiran Julia yang hanya bersikap acuh kepada mereka itu, langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang mengerjakan beberapa pekerjaan kantor yang ia bawa ke rumah. padahal dulu Julia begitu gigi mengejar kasih sayangnya dan bermanja-manja dengannya. tatapannya juga begitu lucu karena ingin menghibur dirinya.
"Kak Raka mau ke mana..?? kok Sudah siap dan rapi begini..?? Kakak mau pergi main golf ya..!! Julia ikut ya Kak..!!"
"kak tolongin Julia dong.. hehehe.."
"Kak bagi uang jajan dong..!!"
"Kak ini minuman buat kakak..!! kakak pasti capek kan..!!" tapi Raka selalu menolak Apa yang dilakukan adiknya untuk dirinya. ia selalu mengatakan tidak usah repot-repot menyiapkan semuanya untuk kakak. Ia juga selalu mengatakan kepada Julia agar berhenti mengganggu dirinya.
namun sekarang Raka tak melihat itu lagi di mata sang adik. yang ada hanya tatapan sayu dan juga sikap yang sudah acuh Tak acuh itu. tak ada tatapan antusias lagi ketika melihat dirinya seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya.
"Apa yang terjadi dengan Julia ya.. Kenapa hari ini rasanya aneh sekali. Dia tak lagi membuat ulah atau drama seperti biasanya. Ck. Anak itu bikin orang penasaran saja. Udahlah, sebaiknya Aku selesaikan pekerjaan ini terlebih dahulu." Ujar Kakak sang kakak pertama.
Ia mengacak-acak rambutnya karena merasa tidak tenang dengan hatinya. Otaknya juga selalu memikirkan wajah Julia yang acuh tak acuh pada mereka. Memikirkan hal itu lagi, Raka memilih untuk menyandarkan dirinya kesandaran sofa.
"Ck.. sudahlah jangan terlalu dipikirkan Raka. Adik mu tidak apa-apa. Pasti besok semuanya akan kembali seperti semula." Ujar Raka kepada dirinya sendiri.
Keadaan Ridho pun tak jauh berbeda dengan sang kakak. Dia juga ikut memikirkan perubahan sikap Julia hari ini. Biasanya saat Ridho mengatakan hal yang menyindir terhadap Julia, Ia pasti akan merengek dan meminta atau mencari pembelaan dari kedua orang tuanya atau Kakak pertamanya. Namun malam ini di meja makan ia tak mendapatkannya.
"Aduh kenapa jadi kepikiran lagi... Sudahlah sebaiknya aku tidur saja, besok aku masih ada jadwal kuliah pagi." Gumamnya kepada dirinya sendiri. Setelah itu ia pun langsung terlelap. sebenarnya ia belum terlelap, hanya saja memilih untuk meminjamkan matanya.
***
Ke esok harinya seperti biasa, Julia bangun pagi melakukan aktivitas mandinya dan menyiapkan perlengkapan sekolahnya sendiri. Kemudian setelah itu ia akan turun untuk sarapan bersama dengan keluarganya itu. Ya walaupun tak pernah terlibat dalam masalah keluarga apapun.
Sesampainya di meja makan, di sana sudah ada nyonya Ratih yang sedang mempersiapkan sarapan bagi suami dan anak-anaknya. Julia yang melihat hal itu Dan yang bersitatap dengan nyonya Ratih hanya tersenyum saja. Iya tak lagi menyapa manja seperti biasanya, karena sang mamah pasti akan menegurnya dan bahkan tak akan mengubrisnya.
Julia pun membawa dan memasukkan satu botol minuman miliknya yang ia isi dengan air putih. Setidaknya kalaupun tak makan di kantin sekolah, Ia masih memiliki air minum untuk pengganjal perut. Sementara nyonya Ratih yang melihat kedatangan Julia ikut membalas senyuman Julia walaupun terasa canggung.
"Selamat pagi nak .." sapa nyonya Ratih dengan Ramah. menyerah hati mencoba untuk memulai pendekatan kepada anak tengahnya ini.
Tapi Julia yang mendengar sapaan nyonya Sanjaya, hanya memberikan senyum lagi dan menganggukkan kepalanya saja, ia lupa bagaimana caranya bereaksi kepada ibunya.
Tapi itu tidak masalah bagi nyonya Ratih. Sepertinya memang ada sesuatu dari sifat Julia. Kemudian nyonya Ratih berjalan menjauh dari meja makan, tak lama punya Ratih pun kembali dengan sesuatu di tangannya.
"Ini uang jajan mu untuk minggu ini nak.". Ujar nyonya Ratih sambil menyerahkan uang agak sedikit tebal kepadanya.. nyatanya uang itu berjumlah 2 juta. Julia tidak berani menghitung jumlah uang itu di depan mata sama mama.
Seperti hal-hal yang sering ia lakukan biasanya. Jika kurang ia pasti akan merengek karena uang jajannya tidak sama dengan saudara-saudaranya yang lain. Tapi sekarang ia memilih untuk pasrah saja. Berapapun yang dikasih akan tetap ia terima.
"Terima kasih.." jawab Julia sambil menerima uang tersebut dan langsung menyimpannya ke dalam sakunya. Ucapan terima kasihnya pun tak menyertakan kata Mama di dalamnya. Sekali lagi Julia barangkali sudah lupa Bagaimana cara berekspresi kepada kedua orang tuanya.
Nyonya Ratih yang hanya mendengar sekilas ucapan terima kasih itu tanpa menyertakan panggilan di dalamnya, sontak pembuat nyonya Ratih kembali waspada. Namun ia tak menunjukkan hal itu di depan putrinya.
"Sama-sama nak." Ujar nyonya Ratih. Akhirnya tak lama anggota keluarga yang lain pun menyusul mereka di meja makan. berharap hari ini mereka dapat melihat sifat asli Julia.
"selamat pagi Mama cantik...!!" terus digambar sambil menengadahkan tangan mereka meminta uang jajan kepada sang mama. nyonya Sanjaya pun tersenyum dan menyerahkan segepok uang di tangan anak-anaknya itu.
"ini uang jajan kalian untuk minggu ini. ingat untuk berhemat ya.." ujar nyonya Sanjaya kepada putri kembarnya itu. sementara Julia hanya memilih untuk diam saja.
"makasih Mama cantik..." seru Mereka lagi dan langsung mengambil tempat duduk masing-masing. Begitu juga dengan yang lain.
sy bg ⭐⭐⭐⭐⭐.... terus lah membuat lbh byk lagi... sy sentiasa menunggu...