NovelToon NovelToon
Incaran Bos Sendiri

Incaran Bos Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nita03

bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Halaman Tujuh

***

Laudya di antar pulang Maxim, sementara Bu Arumi sudah berpamitan dan masuk ke dalam mobil Suaminya.

Selama di perjalanan seperti biasa tidak ada yang bicara, lagian memangnya mereka mau membahas apa? Kalau kerjaan karena status mereka Bos dan Sekretaris itu tidak mungkin, sekarang sedang berada di luar jam kerja.

Maxim pernah mengatakan kalau di luar jam kerja tidak boleh membahas pekerjaan, walaupun ada yang mau di tanyakan atau di bahas harus nunggu waktu kerja.

Mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti tepat di depan Rumah sederhana milik Ibu Laudya.

“Terima kasih Pak, dan Maaf karena sudah merepotkan.” Ucap Laudya.

“Sama-sama, Motor kamu sudah di antar pulang oleh orang suruhan saya.” Balas Maxim, dan Laudya kembali mengucapkan Terima Kasih.

Saat Laudya akan keluar dari Mobil, tangan nya di pegang oleh Maxim membuat Laudya terkejut dan menoleh menatap Maxim.

Maxim melepaskan tangannya dari Laudya. “Tunggu sebentar.” ucap Maxim.

Terlihat Maxim Mengambil Paper Bag yang Laudya tahu kalau itu isinya belanjaan tadi di mall, ia menatap bingung saat Maxim memberikan semua Paper bag itu kepada dirinya.

“Ini punya kamu, Ambil.” Titah Maxim.

Laudya menggelengkan kepalanya. “Bukannya ini punya Bu Arumi?”

Maxim terkeke. “Bukan punya Mama, punya Mama udah di bawa pulang sama pemilik nya. Ini itu punya kamu semuanya.” Jawab Maxim.

“Tapi kan__

“Coba saya mau tanya, tadi Mama ada gak tanya-tanya soal ukuran baju kamu?” Tanya Maxim.

Laudya menganggukan kepalanya, setelah itu ia melebarkan matanya karena ternyata dugaannya itu benar.

“Udah ini Ambil, anggap aja ini dari saya.” Ucap Maxim.

“Eh Memang dari saya kan? Kan pakai uang saya bukan uang Mama.” Lanjut Maxim dengan kekehan nya.

Mau tidak mau Laudya menerima barang-barang tersebut dan mengucapkan Terima kasih lagi.

Setelah itu, Laudya berpamitan kepada Maxim. Sudah di luar Mobil Laudya Tidak langsung masuk ke dalam rumahnya, ia berdiri disana untuk melihat Mobil Maxim pergi dari sana.

Laudya masuk ke dalam rumah, ternyata kedatangan nya sudah di tunggu oleh Bu Mayang dan Marvel.

“Kamu habis belanja?” Tanya Bu Mayang.

“Iya, tapi sebenarnya....

Laudya menceritakan semuanya, apa saja yang terjadi di mulai saat kedatangan Bu Arumi ke kantor dan mengajak nya ke Mall, serta menceritakan soal barang-barang belanjaan nya itu.

Laudya membuka salah satu paper Bag, ia mengambil tiga Pakaian Pria dan memberikan nya kepada Marvel.

“Sepertinya ini buat kamu, soalnya tadi Bu Arumi sempat tanya-tanya punya adik gak? Laki-laki atau perempuan.” Ucap Laudya.

“Pasti mahal banget ya baju nya, Makasih Kak.” Ucap Marvel.

“Sama-sama.”

“Udah mau malam, sebaliknya kamu Mandi dan istirahat.” Ucap Bu Mayang kepada Laudya.

*

Hari ini Laudya pikir Maxim sudah berangkat ke Medan, dan ternyata tidak. Dan yang membuatnya terkejut itu adalah yang berangkat ke Medan hanya Nanda.

Sehingga saat Maxim datang, Laudya agak sedikit takut karena di atas meja kerja Maxim tidak ada Kopi seperti Biasanya.

“Semoga aja gak ngamuk.” Gumam Laudya.

Laudya sedang merasa was-was dan menunggu panggilan dari atasannya, tapi setelah menunggu hampir satu jam ternyata tidak ada.

Tidak lama kemudian, Maxim keluar dan mengatakan ia akan pergi keluar dan kemungkinan akan kembali sore.

“Mumpung gak bawa Bekal, Gue harus kirim pesan Safa kalau Gue mau makan siang bareng.” Ucapnya.

Laudya mengambil Ponselnya dan mulai mengetikan pesan kepada Safa kalau ia akan makan siang bareng Safa dan Dea.

Setelah mendapatkan balasan dari Safa, Laudya kembali melanjutkan pekerjaannya.

.

Di jam makan siang, Laudya sudah berada di kantin dan satu meja dengan Safa dan Dea.

“Gimana rasanya jadi Sekretaris Pak Maxim?” Tanya Dea.

“Ya gitu, Selalu Was-was kalau di panggil keruangannya.” Jawab Laudya.

“Eh ngomong-ngomong, kata salah satu karyawan kemarin lihat Lo masuk Mobil nya Bu Arumi.” Ucap Safa.

Laudya langsung menghentikan kegiatan makannya, ia menatap Safa. “Gue kira gak ada yang lihat.” Ucap Laudya.

“Jadi kemana Lo sama Bu Arumi?” Tanya Dea.

“Nemenin Belanja.” Jawab Laudya. Dan ia tidak akan memberitahu soal dirinya yang di belikan beberapa pakaian, sepatu, sendal dan jam tangan. Bisa-bisa kedua temannya itu akan heboh.

“Gue dengar-dengar katanya Bu Arumi sama Pak Bara pengen cepat-cepat punya mantu, tapi Pak Maxim nya gak pernah ngenalin perempuan sama orang tuanya. Gue yakin pasti kalau Bu Arumi sering ketemu Lo terus ngajak ngobrol-ngobrol, Lo bakalan jadi kandidat calon mantunya.” Ucap Safa.

“Ngawur, gak mungkin lah. Kasta kita aja bedanya jauh banget.” Bantah Laudya.

“Gini ya Laudya Bahira, Lo itu Cantik iya, Pintar Iya, dan Gue lihat-lihat Lo itu cocok masuk ke kandidat nya calon menantu keluarga Pak Bara.” Ucap Dea.

“Pada ngaco Lo pada.” Ucap Laudya.

“Kita lihat aja nanti, ya kira-kira Dua bulan lagi deh. Pasti bakalan ada berita menggemparkan kalau Lo di lamar sama Pak Maxim.” Ucap Safa.

“Heh, jangan asal bicara. Lo kan kalau bicara suka kenyataan.” Tegur Laudya.

“Ya bagus dong kalau memang bakalan kenyataan, harusnya Lo Aamiinnin.” Ucap Safa.

“Ah Gue jadi gak sabar nunggu Dua bulan lagi, ini sih setiap harinya Gue harus kasih tanda di kalender.” Kekeh Dea.

Laudya hanya mendengus, ia mempercepat Makan nya agar segera selesai dan kembali ke tempat kerjanya.

Kalau lama-lama bersama kedua orang pasti obrolan nya akan kemana-mana dan takutnya ada yang dengar, dan itu Laudya tidak mau.

Sekarang aja sudah pasti gosip soal dirinya yang pergi dengan Ibu atasan mereka sudah menyebar dengan cepat, mungkin karena ia orang nya terlalu cuek jadi tidak tahu soal Gosip tersebut.

Laudya ingin bekerja dengan tenang sampai ia merasa capek dan ingin berhenti bekerja, Laudya sudah menyelesaikan Makan siang nya.

“Gue duluan ya, takutnya Pak Maxim udah balik ke kantor.” Pamit Laudya.

Safa dan Dea hanya menganggukkan kepalanya, Mereka salin tatap.

“Semoga aja ucapan Lo tadi benar-benar jadi kenyataan, Kasihan Gue kalau liat dia. Udah capek kerja terus harus bantu Ibu nya buat pesanan juga.” Ucap Dea.

“Semoga aja, Gue juga yakin pasti Orang tuanya Pak Maxim bakalan Nerima dia dengan baik.”

“Kalau di lihat-lihat Mereka memang pada baik dan gak sombong, mungkin hanya sifat dingin nya aja yang nampak dari pak Bara sama Pak Maxim, tapi hati mereka baik.” Ucap Dea.

“Keluarga mereka juga kan setiap Minggu nya selalu ngadain Bagi-bagi sama orang-orang yang kurang mampu.” Balas Safa.

1
Nita
happy reading guys, semoga suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!