Ayla tak menyangka kalau pria yang sudah dengan mati matian dia lupakan malah serumah dengannya, bukan jadi suaminya tapi jadi adik iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airishna Alba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 hanya mimpi
Ayla duduk sendirian di apartemen yang tenang. Suasana hening membuat hatinya semakin hancur. Seminggu yang lalu, dia telah dipermainkan oleh Reno, lelaki yang selama ini dia percayai akan berubah. Reno pergi tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Ayla dengan perasaan yang hancur berantakan.
Ayla mencoba merenungi apa yang telah terjadi. Dia bertanya-tanya apakah dia melakukan sesuatu yang salah, apakah dia terlalu memaklumi Reno, atau apakah Reno memang hanya ingin bersenang-senang sebentar dan meninggalkannya begitu saja. Air matanya berlinang saat dia menyadari bahwa hatinya telah terluka. Dia merasa kehilangan, dikhianati, dan kesepian.
Sementara itu, di tempat yang jauh, Reno merasa bersalah. Dia tahu bahwa dia telah menyakiti Ayla, tetapi dia tidak punya keberanian untuk menghadapinya. Dia merasa malu dan menyesal atas tindakannya. Sangat sulit baginya untuk menghadapi kenyataan bahwa dia telah mengecewakan perempuan yang dicintainya.
Satu minggu berlalu sejak Reno pergi, dan Ayla masih terpuruk dalam kesedihannya. Namun, tiba-tiba dia merasa aneh. Ada sesuatu yang tidak beres dengan perasaannya.
"Sepertinya aku sudah keterlaluan mencaci maki reno, entah mengapa sekarang aku merasa dia berkata apa ada nya"
Dia merasa bersalah telah menuduh Reno menodainya. Apakah dia salah persepsi? Apakah semua ini hanyalah kebingungan dalam pikirannya?
Ayla memutuskan untuk mengonfrontasi perasaannya. Dia membutuhkan jawaban atas semua pertanyaan yang menghantuinya. Dia memutuskan untuk menghubungi Reno dan menyelesaikan masalah ini sekali dan untuk semua.
Namun berkali kali di telpon hp nya tidak aktif... Ayla yang tidak memegang hand phone hanya mengandalkan telepon yang ada di apartemen itu.
Hatinya kembali layu, perlahan ia luruh di bawah ranjang terduduk di lantai, melipat kaki nya. Ia menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut yang di peluknya.
Tiba-tiba....
Reno terkejut ketika Ayla tiba-tiba muncul di depan pintu apartemennya. Dia bisa melihat kekesalan dan kebingungan di wajah Ayla. Tanpa berkata sepatah kata pun, Ayla masuk ke dalam apartemen Reno dan duduk di sofa.
"Mengapa kau melakukannya? tanya Ayla dengan tajam."
Reno terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia tahu dia telah melakukan kesalahan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya memperbaikinya.
"Aku minta maaf, Ayla. Aku tahu aku telah menyakiti perasaanmu," kata Reno akhirnya.
"Apa maksudmu dengan itu? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kau meninggalkanku begitu saja tanpa penjelasan?" tanya Ayla dengan suara gemetar.
Reno menjelaskan segalanya kepada Ayla. Dia mengaku bahwa dia tidak punya alasan yang valid untuk pergi, dia hanya takut menghadapi kenyataan bahwa dia telah terlalu egois dan tidak menghargai perasaan Ayla.
Ayla mendengarkan dengan hati yang terbuka. Dia bisa merasakan rasa sesal dan penyesalan yang jujur dari Reno. Meskipun hatinya masih terluka, dia mulai memahami bahwa mungkin ini adalah kesempatan baginya untuk memperbaiki hubungan mereka.
Mereka duduk berdampingan dalam keheningan. Ayla merenungi semua yang telah terjadi, sementara Reno mencoba merangkulnya dengan hangat. Mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah, tetapi mereka berdua yakin bahwa cinta mereka layak untuk diperjuangkan.
hubungan mereka mulai pulih. Ayla belajar untuk memaafkan Reno, dan Reno belajar untuk lebih menghargai dan mendengarkan perasaan Ayla. Mereka saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lain.
Saat malam tiba, ketika mereka sedang duduk di balkon apartemen, Ayla tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. Dia merasa seperti ada yang mengintip mereka dari kegelapan. Hatinya berdegup kencang, dan dia merasa takut.
Apa yang terjadi? tanya Reno khawatir.
Aku merasa ada yang mengawasi kita, jawab Ayla gemetar.
Reno melihat kegelapan di kejauhan. Tiba-tiba, dia melihat sesosok bayangan bergerak cepat menuju mereka. Tanpa berpikir dua kali, Reno segera menutupi Ayla dan menatap bayangan itu dengan tajam.
"Siapa kau? Apa yang kau inginkan? " teriak Reno dengan suara lantang.
Bayangan itu terhenti sejenak, kemudian dengan cepat melarikan diri. Reno mencoba mengejarnya, tetapi bayangan itu menghilang begitu saja dalam kegelapan malam.
"Apa yang terjadi, Reno? Siapa orang itu?" tanya Ayla ketakutan.
Reno menggenggam tangan Ayla erat. Aku tidak tahu, Ayla. Kita harus berhati-hati dan waspada. Ada sesuatu yang tidak beres di sini.
Mereka berdua kembali ke dalam apartemen dengan hati-hati. Mereka merasa tegang dan waspada. Mereka tidak tahu siapa yang telah mengintai mereka, atau apa motifnya.
mereka melaporkan kejadian itu ke polisi. Mereka diberitahu untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah keamanan tambahan. Ayla dan Reno merasa cemas dan takut, tetapi mereka bersumpah untuk melindungi satu sama lain.
Keesokan harinya, kehidupan mereka kembali normal. Mereka tidak lagi merasa diintai atau diawasi oleh bayangan misterius itu. Mereka memutuskan untuk fokus pada hubungan mereka dan melupakan kejadian mengerikan tersebut.
Ayla dan Reno belajar dari pengalaman mereka. Mereka belajar untuk saling percaya, berkomunikasi dengan jujur, dan tetap menghargai satu sama lain. Mereka tahu bahwa cinta sejati bukanlah tanpa perjuangan, tetapi mereka berdua siap untuk menghadapi semua rintangan bersama.
Hingga suatu hari, ketika mereka duduk di balkon apartemen mereka, mereka melihat bayangan misterius itu kembali. Mereka saling memandang dengan tatapan tegang. Apakah ini awal dari petualangan baru yang lebih menegangkan, atau ini adalah ujian terakhir bagi hubungan mereka?
Bayangan misterius itu semakin mendekat, dapat terlihat jelas kini bayangan menarik reno dengan paksa, tangan ayla dan reno masih saling menggenggam.
"Reno,, jangan pergi,, lepaskan dia.. Kau siapa? " Teriak ayla dengan rasa cemas
"Tidak bisa, kau telah menyia nyiakan kebaikannya, kau telah meragukan kejujurannya" Ucap sosok itu membentak
"Tidak, jangan bawa dia... Reno jangan pergi, ku mohon " Teriak ayla dalam tangisnya
__
"Bu,, bu,,, anda baik baik saja? "
"Hahhhh.... Hhh hhh huft" Ayla tersentak. Matanya terbuka, dilihatnya sekeliling tempat itu adalah apartemen reno yang ia tempati.. Ternyata semua itu hanya mimpi.
"Bu? " Orang itu bertanya kembali.
"I,, i,, iya... Saya hanya mimpi, tunggu kau siapa? "
Tanya ayla yang baru sadar laki laki bertopi yang memakai masker itu tiba tiba ada di kamar nya membuat ayla was was.
"Eum.. Saya.. Saya petugas keliling bu, tadi kebetulan saya lewat depan apartemen ini dan mendengar suara ibu teriak.. Kebetulan pintunya tidak di kunci jadi saya masuk .. Memeriksa takut ada hal buruk yang terjadi.. " Jelas orang itu sedikit menunduk
"Loh,, kok bisa saya lupa kunci pintu" Ayla sedikit mengingat lalu melirik pemuda itu dengan sedikit curiga
"Mari bu saya bantu duduk di sofa" Lalu pemuda itu mengajak ayla ke sofa lalu mengambilkan segelas air.
"Terimakasih" Ucap ayla.
"Kalo ibu sudah merasa lebih baik saya permisi bu, oh iya, ada yang bisa saya bantu? Mungkin ibu sudang membutuhkan sesuatu? " Tanya pemuda itu dengan tidak menatap ayla
"Tidak, terimakasih. Percuma saja, kamu tidak mungkin bisa membawa yang saya butuhkan saat ini" Ucap ayla sambil menyenderkan kepala ke sofa dengan mata menerawang ke atas.
"Eummm begitu ya. Ibu yakin? " Tanyanya menyelidik
"Iya, karena yang saya butuhkan saat ini hanya reno" Ayla malah curcol.
"Ya sudah saya permisi bu, "
Lalu pemuda itu berbalik badan mendekati pintu, bibirnya sedikit merekah di balik maskernya itu.