Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh satu
Beberapa hari berlalu dengan cepat. Kaki Fanya yang terkilir sudah sembuh dan dia bisa berjalan dengan normal lagi, walaupun luka di tangannya masih harus di perban karena masih belum sepenuhnya kering.Ia sendiri tidak menyangka jika luka di tangannya ternyata sedalam itu.Malam ini ia dan Sagita sedang berjalan-jalan di mall.Mereka baru saja keluar dari studio setelah menonton bioskop.
Sebenarnya Sagita menonton dengan pacarnya,Alex.Tapi laki-laki itu membatalkan janjinya karena ada urusan mendadak.Jadi tiket film yang sudah terlanjur di beli Alex di berikan padanya.Tentu saja Fanya menerimanya dengan senang hati,kapan lagi dapat tiket nonton gratis.Sagita menarik tangannya untuk membeli roti yang berada tak jauh dari bioskop.
Karena ia tidak mau memakan roti,jadi ia memilih untuk menunggu Sagita di luar toko.Ia menyandarkan dirinya,sembari menunggu Sagita ia mengeluarkan ponselnya.Ia melihat-lihat sosial medianya termasuk Instagram,ia melihat-lihat story orang-orang di sana,sampai akhirnya ia melihat story akun yang menarik perhatiannya.
Ia melihat username akun tersebut, bukannya ini Raisa? Sejak kapan gadis itu mengikuti akunnya.Ia kembali melihat story Raisa yang baru di posting 10 menit yang lalu.Dalam story itu menunjukkan gadis itu tengah memegang dua tiket dengan latar belakang blur seorang laki-laki.Meski laki-laki itu di blur,ia tau siapa laki-laki itu.Itu Baskara, sepertinya mereka semakin dekat sekarang.
Sepertinya Baskara sudah mulai move on darinya.Sedangkan dirinya masih stuck pada laki-laki itu.Sial,hatinya berdenyut sakit.
Fanya kembali memperhatikan stori Raisa.Ia mendekatkan wajahnya pada ponsel.Tunggu dulu,Raisa dan Baskara nonton film yang sama dengannya?
Refleks Fanya mengedarkan pandangannya ke sekitar.Dan ya bagaikan takdir,mereka memang berada di tempat yang sama dengannya.Ia lihat tangan Raisa melingkar di lengan Baskara.Fanya bisa melihat dengan jelas keduanya tengah saling tertawa sambil melihat ke arah ponsel Raisa.
Terlalu fokus melihat Raisa dan Baskara sampai ia tidak sadar jika Sagita sudah berada di sampingnya.Sagita mengikuti arah pandangnya, lalu dia berdiri di hadapannya untuk menghalangi pandangannya dari Baskara dan Raisa yang tengah tertawa di ujung sana.
"Lagi liatin apa si Lo?" tanya Sagita di depan wajahnya.
"Eh? Udah selesai beli rotinya,"tanya Fanya.
Terdengar helaan napas dari Sagita."Udah,bahkan gue panggil Lo dari tadi,tapi Lo gak ada jawaban.Emangnya lagi liatin apa si?"
Fanya menggeleng."Gak liat apa-apa si,cuma gue agak ngelamun aja.Udah yuk,gue laper",ujar Fanya,lalu menarik Sagita pergi dari sana.
Mereka menuruni eskalator untuk menuju lantai bawah.Selama di eskalator Sagita terus menatapnya penuh curiga.
"Mau makan apa?" tanya Fanya berusaha mengalihkan fokus Sagita.
"Emmh, Chinese food kayanya enak deh."
"Boleh tuh.Yaudah kita cari restoran Cina,. "ucap Fanya sambu menarik tangan Sagita untuk mencari restoran Cina.
Setelah menemukan tempat makan yang di maksud, mereka segera masuk dan mencari tempat duduk yang kosong. Setelah mendapatkan tempat duduk, mereka segera memesan makanan. Sambil menunggu makanan datang, Sagita membahas Film yang baru saya mereka tonton, sedangkan dirinya hanya mendengarkan, namun pikirannya terus tertuju pada Baskara.
"Lo dengerin gue ngomong gak tuh?"tanya Sagita.
"Iya, gue dengerin kok," ucapnya
"Coba tadi gue ngomong apa?"
"Ngomongin film yang tadi kan," ucap Fanya
Sagita menatapnya sambil memicingkan mata.Tapi setelah itu dia kembali membahas film yang mereka tonton tadi.Tak lama,makanan yang mereka pesan pun datang.Sagita memilih untuk melahap makanannya dan tidak banyak bicara lagi.
Setelah selesai makan,Sagita mengajaknya untuk jalan-jalan ke lain tempat,tapi ia sudah terlanjur malas.Moodnya sudah hilang sejak ia minat story Raisa dan menemukan gadis itu bersama Baskara di tempat yang sama dengannya.Fanya meminta Sagita untuk pulang,meski Sagita belum mau pulang tapi pada akhirnya ia setuju.Sagita mengantarkan Fanya pulang karena tangannya masih sakit jika dipakai untuk menyetir.
Setelah mereka sampai di rumahnya yang melambaikan tangannya pada Sagita, halo mobil Sagita pergi dari rumahnya.
Fanya segera masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya. Ia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi,Fanya menuju ke taman belakang untuk menelepon kakaknya.
"Halo,kak,"sapa Fanya pada kakaknya.
"Hei, kamu kemana aja? kakak tadi telepon kamu tapi gak diangkat,"ucap Rafka dari sebrang sana.
"Aku tadi lagi mandi kak, Ada apa telepon aku? Tumben banget,"ucap Fanya sambil meminum teh hangat yang ia buat sebelumnya.
"Cuma kangen aja, sebenarnya kakak mau telepon ibu tapi kangen kamu juga."
"Wah,tumben sekali kakakku ini rindu sama adiknya. Lagi patah hati ya kak?" tanya Fanya curiga.
"Yang patah hati itu kamu, kok jadi nuduh kakak", ucap Kak Rafka sambil terkekeh.
Fanya membelalakkan matanya,Kenapa kakaknya bisa tau? Pasti ibunya yang cerita.Setelah ini pasti kakaknya selalu mengejeknya.
"Ah, pasti Ibu yang kasih tahu ya? Ih, Ibu nggak asik banget deh," ucap Fanya sambil cemberut. Di rumah, Fanya berubah menjadi anak bungsu yang manja jika bersama Ibu atau kakaknya. Namun di luar rumah, ia akan menunjukkan sosok yang lebih dewasa.
"Cieee, seleranya brondong ya kamu.Mana brondongnya kelebihan.Masa anak SMA kamu pacarin,"goda Rafka .
"Kakak!! Berisik deh,"desis Fanya.
"Jadi selama ini kamu suka brondong SMA? Pantes aja selama ini kamu selalu nolak setiap kali ada temen kakak yang deketin kamu,"ujar Rafka sembari tertawa puas.
Fanya tidak menjawab lagi ucapan kakaknya,dia hanya berdecih untuk menunjukkan kekesalannya.Rafka yang mendengarnya berdecih semakin terbahak,senang sekali kakaknya itu membuatnya kesal.
"Jangan ngambek dong,sayang,"ujar Rafka.
"Ya Tuhan,,punya kakak kok rese banget si."ucap Fanya dramatis.
"Kalau kakak ada di sana kayanya lebih seru,akan habis kamu kakak ledekin terus."
Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya setelah mendengar ucapan Rafka.
"Kak,"panggil Fanya pada kakaknya.
"Apa?"
"Kalau aku ke sana gimana?" tanya Fanya.
"Tunggu? Ke sini? Maksudnya ke Inggris? Mau apa kamu ke sini?" tanya Rafka bingung.
"Jalan-jalan kah bang,masa iya nyari berondong.Mumpung aku lagi libur semester ni,"ujar Fanya dengan semangat agar ia bisa menutupi motif yang sebenarnya.
"Emang visa kamu masih ada?"
"Masih dong.Masih bisa di pakai setahun lagi."
"Ya kalau kakak si gak masalah kalau kamu mau ke sini,tapi izin dulu sama ibu dan ayah kalau mau kesini,"pesan Rafka.
"Gampang itu,tapi aku beneran boleh ke sana kan?" tanya Fanya memastikan.
"Iya,tapi kakak gak janji bakal jemput kamu atau antar kamu jalan-jalan.Soalnya kan kakak gak libur kerja,"ucap Rafka.
"Iya,gak apa-apa.Lagipula aku kan udah sering ke sana,jadi kakak gak perlu khawatir.Aku bisa kemana-mana sendiri," ucap Fanya meyakinkan.
"Yaudah, mau kapan kamu ke sini? Libur kamu masih lama emangnya?" tanya Rafka .
"Aku pengennya berangkat besok, mumpung aku liburnya masih 2 minggu Lagi," Jawab Fanya.
"Eh? Besok banget kamu berangkatnya? Buru-baru amat si?" Pekik Rafka .
"Ya, gimana. Namanya juga ngebet jalan-jalan."
"Kamu mau Jalan-Jalan apa kabur nih ceritanya?" tanya Rafka .
"Berisik deh, kak. Udah ah, aku mau beli tiket dulu,ucap Fanya.
"Heh! Izin dulu kamu sama dan ayah, kalau boleh baru beli tiket."
"Iya berisik," ucap Fanya, la langsung mematikan sambungan teleponnya.
Fanya segera berlari ke dalam rumah dan langsung mencari ibunya.Setelah ia cari, ternyata ibunya berada di kamar.
"Ibu!"panggil Fanya dengan nada sedikit kencang.
"Iya?Jangan teriak-teriak seperti itu, telinga ibu masih berfungsi dengan baik, lho," ujar ibunya yang sedang bersandar di kasur.
Fanya tersenyum,ia melompat ke kasur lalu memeluk ibunya dengan erat dari samping.
"Bu,aku mau ke ka Rafka boleh?" tanya Fanya dengan nada manja.
"Hah?ke Inggris?" tanya Risa.
"Iya,aku mau banget liburan.Mumpung libur semester aku masih ada dua Minggu lagi.Boleh ya,"kata Fanya memohon.
"Ibu si terserah kamu,tapi coba izin dulu sama ayah kamu.Tapi kakak kamu tau kalau kamu mau ke sana?"
"Tau kok,tadi aku baru aja telponan sama kak Rafka."
"Oh,yaudah.Kamu tunggu ayah pulang kerja dulu,nanti kamu izin langsung sama ayah ya."
"Lama ah kalau nunggu ayah pulang, soalnya aku mau langsung beli tiket.Aku telepon ayah aja kali ya?" ucap Fanya pada ibunya.
"Yaudah,coba aja."
Fanya segera mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya. Ia mengucapkan berbagai kata bujukan dan rayuan agar diizinkan pergi ke Inggris untuk menemui kakaknya. Setelah meyakinkan ayahnya, akhirnya ia diberi izin untuk berangkat.
Akhirnya!
Sementara,ia bisa pergi dari sini dan menghindar dari Baskara.