NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan CEO Tua

Wanita Pilihan CEO Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rahayu Dewi Astuti

Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baby Sitter Pria Tua

Pagi ini hujan begitu deras, langit kota nampak sangat mendung. Luci pun nampak masih tertidur pulas sedangkan diluar kamar terlihat William yang sedang sibuk menyiapkan dua piring makanan serta dua cangkir coklat panas untuk mereka sarapan.

"Luci.. bangunlah, mari kita sarapan bersama." ujar William dengan penuh kelembutan.

"Tolong jangan menggangguku." jawab Luci sembari merubah posisi tidurnya menjadi miring.

Namun selang beberapa detik ia tersadar jika kini ia berada dirumah orang lain, seketika saja ia terbangun sembari menutup wajahnya malu.

"Tuan, maaf saya begitu lancang." Luci menganggukan kepalanya berkali-kali untuk meminta maaf.

"Hahaha, kau sangat lucu. bangunlah, jika tidak makanannya akan segera dingin." timpal William sembari melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Baik, Tuan." Luci segera bangkit dari tempat tidur pergi untuk membasuh wajahnya.

dengan kemeja over size berwarna putih, Luci terlihat jauh lebih menarik, ia menatap sebentar wajahnya sembari memperhatikan beberapa luka yang ada di tubuhnya, masih terasa perih namun ia masih bisa menahannya.

selepas itu, Luci segera menghampiri William dimeja makan, rasanya seperti kembali kemasa lalu, dimana sang ayah selalu menyiapkan sarapan untuknya setiap pagi.

"Duduklah, bukannya perutmu kosong sejak kemarin malam?" Ucap William yang kini sudah lebih dulu duduk.

"Terima kasih Tuan, harusnya saya yang melakukan ini." kata Luci sungkan.

"Tentu saja, kau bisa melakukannya lain waktu."

Luci mengangguk, kemudian ia menyeruput coklat panas yang nampak sangat menggiurkan, dan tentu saja ini sangat enak. seumur hidup belum pernah Luci merasakan coklat panas seperti ini. iapun kini sedang lahap menikmati sajian yang dibuat oleh William.

"Apa kau sudah memikirkan tawaranku, semalam?" tanya William yang membuat Luci tiba-tiba saja tersedak makanannya.

Semalaman Luci berpikir, bagaimana mungkin seorang pria dewasa bahkan cenderung tua membutuhkan seorang pengasuh? selain itu dia juga terlihat sangat sehat untuk melakukan apapun seorang diri.

"Semalaman aku berpikir jika mungkin anda lebih membutuhkan seorang pembantu dibandingkan seorang pengasuh, Tuan."

William menggelengkan kepalanya, "Tentu saja bukan, aku butuh seseorang yang dapat melayaniku seperti seorang baby sitter. ah ya tenang saja, aku akan membayarmu 10 juta perbulan."

"10 juta perbulan?" tanya Luci tak percaya.

meskipun nominal uang yang ditawarkan tidak sebesar yang ditawarkan Sabrina, tapi tetap saja itu masih angka yang luar biasa bagi Luci.

"Ya, kamu hanya perlu mengerjakan seseuatu yang aku minta, menuruti perintahku dan menemaniku kemanapun aku akan pergi." William memperjelas pekerjaan Luci secara garis besar.

"Aku mau Tuan, tapi jarak tempat tinggalku menuju apartemenmu sepertinya sangat jauh? aku harus men..." belum selesai Luci berbicara William segera memotong pembicaraannya.

"Tinggal disini denganku, jangan pernah kembali kerumah mu seorang diri. ingat bahaya masih mengincarmu." William mengingatkan Luci dengan cukup tegas.

"Ba..baik Tuan."

Luci benar tak terpikirkan, jika efek kejadian semalam akan memanjang. ia juga menyadari jika ponselnya masih belum aktif sampai sekarang, tiba-tiba saja Luci merasa khawatir tentang keselamatan dirinya.

Sarapan mereka telah selesai, kini Luci yang bertugas merapikan semuanya dan tentu saja ia juga yang mencuci seluruh alat makan dan alat masak yang telah digunakan. selain itu William baru selesai mandi, nampak nya ia akan pergi bekerja.

"Apa anda akan pergi bekerja?" tanya Luci menghampiri setelah selesai menyuci piring.

"Ya, bisa tolong pakaikan dasi untukku?" tanya William.

"ta..tapi aku tidak pernah melakukannya, Tuan."

"Kemarilah, aku akan mengajarkanmu. anggap saja ini adalah tugas pertama mu."

Luci mendekat, namun tiba-tiba William menarik pinggang Luci untuk semakin mendekat. canggung rasanya bagi Luci, bahkan entah mengapa jantungnya tiba-tiba saja berdegup lebih kencang.

William kini mengajari Luci perlahan untuk memasangkan dasi pada dirinya, tangan Luci diarahkan untuk merangkai Dasi itu agar rapi. meskipun lama tapi akhirnya berhasil.

"Bagaimana, mudah bukan?" William mendekatkan wajahnya dengan Luci, dan spontan saja Luci segera menjauh untuk menjaga jarak.

"sepertinya aku harus banyak berlatih tuan, supaya bisa lebih cepat."

"Ya tentu saja, setiap hari kau perlu berlatih."

Luci hanya mengangguk karena hawa canggung masih menyelimuti dirinya, namun bagi William sepertinya biasa saja. Luci tak ingin berlarut-larut ia hanya duduk manis karena bingung hal apa yang perlu ia lakukan.

Apartemen ini besar, dan sangat rapi. sehingga Luci tak berani menyentuhnya apa lagi sebuah rak disudut ruangan yang memamerkan botol-botol minuman yang cantik yang tentu saja harga nya tidak murah.

"Aku akan pergi bekerja, jangan berani-berani keluar rumah tanpa pengawalan, selain itu nanti siang akan ada seseorang yang akan membersihkan rumah ini dan akan menata sebuah kamar untuk mu. oh ya satu lagi, aku sudah meminta seseorang untuk membeli semua kebutuhan wanita."

Luci menyimak dengan baik semua hal yang dikatakan oleh William, rasanya seperti ia kembali ke masa lalu saat sang ayah selalu memperhatikan setiap hal kecil dalam dirinya, berbeda dengan Ibu Luci yang jauh lebih cuek padanya.

"Baik Tuan, semoga pekerjaan mu lancar hari ini." Luci memberi semangat pada pria itu dan hanya direspon dengan senyum kecil serta anggukan beberapa kali.

seorang supir serta dua bodyguard nya sudah menunggu dibawah, dengan sigap ia membukakan pintu mobil untuk William. dua mobil sedan berjalan beriringan. William segera membuka sebuah tab untuk melihat pekerjaan yang belum sempat ia periksa semalam.

sekitar 40 menit perjalanan, William sampai di gedung 18 lantai miliknya. sebuah perusahan Will Electro yang telah dibangun keluarga dan disukseskan oleh William dalam 13 tahun terakhir. semua karyawan yang berpapasan dengannya selalu menundukan kepalanya tanda menghormati. William jarang sekali berinteraksi dengan staff bawah, ia juga dikenal sebagai CEO tak pernah tersenyum bahkan semua mengira jika William itu menakutkan dan sadis.

namun hanya ada satu wanita yang berani berbicara kepada William padahal dia hanya seorang asisten manager, hal itu diperkuat dengan rumor yang beredar sekitar tiga tahun terakhir jika mereka pernah berkencan.

"Selamat pagi Mr.William, ini beberapa berkas yang perlu anda tinjau dan anda tandatangani." Ucap seorang wanita yang sudah menjadi sekretarisnya selama 7 tahun.

"Bukankah kau harus segera mengajukan cuti untuk persalinanmu?" Tanya William sembari membuka satu berkas yang baru saja diberikan.

"Iya Mr, saya akan mengajukan nya besok setelah hasil pemeriksaan dari dokter keluar."

"Baiklah, jaga kesehatanmu, silahkan keluar."

"Baik Mr."

Melihat pekerjaannya yang menumpuk membuat William berpikir jika hari ini kecil kemungkinan jika ia bisa pulang dengan cepat, belum ada setengah hari tidak bertemu dengan Luci rasanya sudah sangat tak sabar ingin kembali pulang.

Dering telepon berbunyi, melihat nama yang tertera ia segera mengangkatnya.

"Bagaimana?" tanya William singkat.

"Dia seorang boss garment, berkewarganegraan Vietnam, dia dirawat di RS Health, bangsal VIP nomer 16." ujar seseorang dibalik telpon.

"Lakukan negosiasi seperti yang telah saya sampaikan."

"Baik Tuan, nanti saya laporkan kembali kepada anda."

Bip...

"Akan aku lakukan segara cara agar tak ada yang berani menyentuh wanitaku, termasuk wanita itu..."

1
Reysha Maharani
ceritanya sangat fresh, dan membuat penasaran bagaimana nantinya hubungan Lucu dengan Mr.William perbedaan umur 20 tahun sangat menarik
Reysha Maharani
puas banget Simon nampar Sabrina /Scream/
Reysha Maharani
seru sekali, aku gak bisa stop baca Thor... jangan stop update yaaa
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ita Putri
typo....sabrina thor bukan sandra
Eemlaspanohan Ohan
waw. Simon sama sabrina
Eemlaspanohan Ohan
mampir thor
Abu Yahya Badrusalam
Ceritamu bikin aku susah move on thor, keep writing 👏👏
Withtiwi: terima kasih kak(^v^)bikin aku jadi semangat buat nulis nih
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Terima kasih udah bikin cerita keren kaya gini. Jadi pengen jadi penulis juga.💪🏼
nabila Nisa
Wah, seru banget nih ceritanya, author jangan berhenti ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!