NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternyata Dia Leluhur

Juna benar-benar takjub dengan keajaiban luar biasa, yang dialaminya. Setelah berteman dengan arwah yang konon katanya berasal dari masa lalu, sekarang, Juna kembali ditunjukan dengan fakta yang membuatnya hampir tidak mempercayainya.

"Jika, pemilik cincin itu adalah istri kamu, apa mungkin, kalau kamu masih ada hubungan darah denganku, Wing?" tanya Juna setelah memikirkan seluruh cerita dan menyangkut pautkan cerita yang dia dengar dari dua narasumber.

"Kemungkinan seperti itu," jawab Klawing. "Seandainya kamu mengetahui kenyataan lain, aku yakin kamu akan sama terkejutnya, seperti saat pertama aku bertemu dengan kamu."

"Hah? Maksud kamu?" tanya Juna bingung. Namun hingga beberapa detik kemudian, Juna tidak mendengar suara Klawing membalas ucapannya.

"Wing, kamu kemana? Kamu pergi?" Klawing celingukan.

Di saat Juna mencari keberadaan Klawing, tiba-tiba tatapan Juna terhenti pada satu titik sampai kening Juna berkerut. Tapi tak lama setelahnya, kerutan di kening Juna berubah kala mata anak muda itu melebar, menyaksikan sesuatu yang mendadak muncul di hadapannya

"Aaaa...." Juna berteriak sangat kencang sampai dia terduduk ke lantai.

"Ini aku, Klawing."

"Kla-klawing?" Juna bahkan sampai tergagap begitu menyaksikan sosok tegap dihadapannya.

"Mas Juna, ada apa?" seseorang tiba-tiba datang membuat sosok bertubuh tegap itu langsung menghilang.

"Tidak ada apa-apa, Mas," kilah Juna. "Aku abis kejatuhan tikus." Juna pun langsung bangkit berdiri.

"Owalah, kirain ada apaan," sosok pria itu adalah sesama pedagang yang lapaknya tak terlalu jauh dari lapak Juna. Sosok itu pun langsung pergi bersama kawannya.

Begitu aman, Juna kembali celingukan. "Wing,"

"Ya."

"Kamu yakin, itu wajah aslimu?"

Klawing kembali menampakan diri. "Menurutmu?"

"Bagaimana bisa?" Juna masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. "Bagaimana bisa wajah kamu sangat mirip dengan wajahku, Wing? Kamu lagi nggak bercanda kan?"

"Bercanda darimana?" balas Klawing sembari tersenyum tipis. "Inilah alasan saya, tidak mau menampakan diri di hadapan kamu. Seperti kamu, pertama kami saya melihat wajah kamu, saya juga tidak percaya."

"Ya ampun..." Juna sampai terduduk karena lututnya terasa lemas. Bahkan tubuhnya sempat gemetar kala pertama kali melihat Klawing menampakan diri.

"Jadi, jangan-jangan kamu itu sebenarnya leluhurku, Wing?"

"Bisa jadi," Klawing pun ikut duduk.

Juna nampak menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ada rasa ingin tidak percaya, tapi semua bukti dari cerita yang Juna dengar, saat ini, ada di hadapannya.

"Maaf."

Kening Klawing berkerut kala Juna tiba-tiba mengucap kata maaf. "Maaf?" Juna menangguk. "Maaf untuk apa?"

"Harusnya, aku memanggil kamu, Eyang, Mbah atau Kakek. Jika memang benar aku adalah keturunanmu, harusnya aku lebih menghormatimu."

Sontak Klawing kembali tersenyum. "Tidak perlu seperti itu. Saya senang kok, saat kamu memperlakuan saya seperti manusia seusia kamu. Kita bisa lebih akrab selayaknya teman."

Juna pun ikut tersenyum.

"Melihat cincin istriku masih terawat dengan baik, membuat saya cukup senang," ucap Klawing lagi.

"Senang? Senang kenapa?"

Klawing masih setia dengan senyum termanisnya. "Entah penderitaan apa yang telah dialami istri saya setelah saya meninggal. Tapi, istri saya benar-benar menjaga dua anak kami dengan baik. Bahkan, sampai sekarang, kebaikan istri saya, benar-benar diwariskan secara turun temurun oleh kedua anak saya hingga sampai ke ayah kamu dan kamu juga."

Juna pun ikut tersenyum dan dia cukup tersanjung mendengarnya.

"Jadi mulai sekarang, apa kamu akan terus menunjukan wujudmu?" tanya Juna.

Kali ini Klawing menggeleng. "Tidak, saya hanya akan menunjukan diri, sesuai keinginan saya saja. Lagian buat apa tiap hari menunjukan diri. Yang ada, nanti malah banyak orang yang penasaran dan pengin tahu."

"Iya juga yah. Bisa bahaya kalau gitu."

"Bang, beli."

Baru saja Juna menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba muncul beberapa pembeli. Seketika itu juga Klawing kembali menghilang dan Juna langsung melayani pembeli.

####

Sedangkan di tempat lain, Bratawali baru saja selesai berbincang dengan pengacaranya. Setelah semua urusannya selesai dan sang pengacara pergi, Bratawali pun beranjak menuju meja makan.

"Tadi tamu itu siapa, Tuan?" Tarmini yang sedang menikmati hidangan di sana, seketika melempar pertanyaan begitu Bratawali duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Tarmini sebenarnya sudah tahu, sosok tamu yang tadi datang. Wanita itu hanya pura-pura bertanya agar Bratawali tetap menganggap Tarmini, wanita yang tidak akan ikut campur dengan urusan pria tua tersebut.

"Pengacara, Sayang," jawab Bratawali. "Emang kamu tadi tidak melihat wajahnya?"

Tarmini menggeleng. "Aku dari tadi di dalam, malas keluar." jawabnya sembari mengisi piring dengan hidangan yang sudah ada untuk Bratawali.

"Oh..." balas Bratawali. "Dia itu pengacara terkenal. Banyak, artis dan pejabat yang mengunakan jasanya."

"Keren dong," sahut Tarmini. "Bayarannya pasti mahal banget ya?"

"Sudah pasti," balas Bratawali setelah memasukan makanank ke dalam mulutnya lalu dia segera menguyahnya. "Hanya orang-orang yang mampu saja, yang berani bayar pengacara itu."

Tarmini mengangguk setuju. "Emang ada urusan apa, Tuan sampai memanggil pengacara ke rumah?" wanita itu mulai melakukan penyelidikan.

"Ada beberapa hal penting, terutama menyangkut semua harta yang aku miliki, Sayang."

"Harta yang Tuan miliki?" Tarmini benar-benar jago dalam bersandiwara. "Bukankah sudah pasti, kalau semua harta yang Tuan miliki akan jatuh ke tangan anak Tuan."

Bratawali seketika tersenyum masam. "Aturannya sih memang begitu. Tapi anak aku terlalu angkuh untuk menikmati semua hartaku. Dia tidak mau nenerimanya."

"Kok bisa?"

"Semua karena pengaruh suaminya. Dulu waktu kecil, anakku dipengaruhi ibunya. Sekarang sudah dewasa, gantian suaminya. Heran, hidup miskin kok diminati."

Tarmini sontak tersenyum. "Lah terus, kalau anak Tuan tidak mau, siapa yang akan mewarisi semua harta Tuan?"

"Cucuku," jawab Brantawali. "Aku yakin cucuku pasti akan senang menikmati harta kakeknya biar nggak hidup susah."

"Apa dia mau?"

"Pasti," Bratawali terlihat yakin. "Aku yakin, cucuku nggak akan nolak menjadi pewaris dari semua hartaku."

Tarmini nampak mengangguk. Tentu saja, sebenarnya dia tidak senang mendengar hal itu. Diapun bertekat untuk segera menjalankan rencananya.

#####

Di tempat lain, empat anak orang kaya itu masih terlibat perbincangan yang cukup serius. Mereka baru saja memutuskan target taruhan berikutnya adalah perempuan bernama Rindang.

"Kira-kira, reaksi Juna bagaimana ya? Kalau dia tahu Rindang jadi bahan taruhan kita?" tanya Marvin.

"Justru itu yang aku nantikan," balas Axel. "Aku pengin lihat, apa dia mampu menolong temannya?"

"Hahaha... nggak bakalan," balas Brian. "Aku jamin itu."

"Tapi, kira-kira Rindang tahu tidak kalau kita sering taruhan kaya gini?" ucap Denis.

"Pasti dia tahu lah, kan dia dekat dengan Juna," balas Brian.

"Maka itu, cara taruhannya kita ubah. Pokoknya kita bebas menggunakan cara apapun, yang penting siapa duluan yang berhasil membobol mahkota Rindang, dialah pemenangnya. "

"Setuju!"

1
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!