tag khusus : cinta lansia
“Renata Thomson ?” panggil seorang pria bernama Prima ( 48 tahun ).
Suara yang tak asing dan bahkan sangat lama sekali tak pernah Re dengar tiba – tiba memanggil jelas namanya.
Re menoleh, alangkah terkejutnya ia dengan sosok pria bertubuh tinggi dan atletis itu. Ia tergugu dalam diam. Detik berikutnya ia setengah berlari seolah baru saja melihat hantu.
Setelah 22 tahun dan berumah tangga dengan pria lain, Renata bertemu kembali dengan tunangannya dulu.
Karena Duan sudah bosan dengan kehidupannya bersama Re, pada akhirnya Duan menceraikan Renata.
Lalu apakah Re akan terbuka kembali hatinya untuk seorang Prima ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Diana megeluarkan segebok uang lalu menyodorkan padanya. "Mungkin kamu mengerti maksud saya."
Melihat akan hal ini Mika menjadi tersinggung namun ia tahu diri bagaimana posisinya berhadapan dengan siapa.
"Meski tidak Anda minta saya sudah menjauhi putra Anda." Ia pun dengan santai menolak pemberiannya. Menyodorkan kembali uang itu.
"Aku tidak melihat hasilnya?" Diana terus menyudutkan.
"Mungkin, Anda bisa bertanya langsung pada yang bersangkutan. Mengapa Lyon masih saja mengejar saya yang miskin ini. Masih banyak gadis selain saya yang bisa Lyon kejar, termasuk Lucy."
"Maaf, bukannya saya naif. Saya keberatan atas sikap Nyonya yang memberi saya uang sebagai sogokan untuk menjauhi Lyon. Saya harus bagimana untuk tidak terlihat oleh putra Anda? Saya punya kehidupan sendiri yang harus saya perjuangkan."
"Meski hidup saya tidak semewah Anda, bukan berarti Anda bisa bersikap semaunya terhadap saya. "
Mika beranjak, sebelum benar - benar pergi ia berpesan. "Sebaiknya Anda berikan uang itu pada orang yang sangat membutuhkan sehingga menjadi amal ibadah Anda di masa depan. Mungkin panti asuhan atau korban bencana alam adalah contoh sasaran yang tepat. Terimakasih untuk makan siang. Lain waktu giliran saya yang akan mentraktir Anda. Selamat siang!"
Diana tertegun sejenak dengan gaya bicaranya yang tegas dan berkesan. "Mentraktirku?" gumamnya lalu menyimpan kembali uangnya.
Sepanjang perjalanan Mika mengomel sendiri dan tanpa terasa air matanya menitik. Ia sudah begitu nyaman dengan Lyon meski hubungan mereka belum jelas hanya sebatas teman saja. Jika harus menjauh selamanya itu tidak mungkin.
.
"Mama! Apa yang telah Mama lakukan ini adalah melewati batas privasiku. Ponsel, kunci mobil semua Mama aman kan, apa maksudnya?" tegur Lyon begitu mengetahui ibunya pulang.
"Aku sudah menemui dia secara langsung."
Lyon tampak berpikir apakah yang dimaksud ibunya dia adalah Mika ?
"Siapa, Mika ?"
"Ya, siapa lagi ? Gadis itu memang terlihat sederhana tapi pemikiran dan tutur katanya sedikit berkelas."
"Untuk apa Mama menemui Mika, untuk mengancamnya agar tidak dekat denganku? Yang mendekati Mika itu aku, Ma, bukan Mika !" Lyon mempertegas keterangannya.
"Janji adalah hutang. Kamu dan Lucy harus tetap menikah."
"Itu janji Mama dengan keluarga Diego tidak denganku." pergi ke luar dengan perasaan kesal.
Lyon mencari keberadaan Mika.
Sedang di rumah kontrakan Mika menangis. Renata pernah muda dan memahami perasaan putrinya. Ia pun menghiburnya. Mika sudah menceritakan apa yang menimpa dirinya.
"Sudahlah Mika, orang kaya memang seperti itu. Tidak perlu kamu sesali. Ibu pernah muda dan sudah makan asam garam kalau soal percintaan. Kamu sudah tepat untuk menolak pemberian wanita itu. Jangan kira kita orang miskin terus bisa direndahkan." hibur Re.
"Aku tidak menyesal, Ibu. Justru aku bangga dengan diriku sendiri. Orang kaya kebanyakan mengandalkan kekayaan dan nama orang tuanya sebagai tameng untuk dirinya agar terlihat berwibawa di depan orang lain. Bukankah hal itu sangat memalukan."
Belum selesai ibu dan anak itu ngobrol, suara Lyon terdengar memanggil.
"Mika !" panggil Lyon dari luar.
Mika tidak ingin bertemu. Re memahami itu, ia pun keluar menghampiri Lyon.
"Nak Lyon, maafkan tante! Bukannya tante ikut campur urusan kalian. Tapi benar apa yang Ibumu sampaikan. Kamu harus menjauhi Mika untuk keselamatannya."
"Atau mungkin kamu bisa memberi kesempatan pada Mika untuk sendiri beberapa waktu sampai hubungan antara ibumu dan kamu kembali baik. Aku tidak mau, putriku menjadi pemisah atau perusak keluarga orang lain."
"Kamu mengerti kan apa yang tante sampaikan." sambung Renata.
Lyon sangat menghormati Renata, "Baik Tante. Mika tidak apa - apa kan ?"
"Dia baik - baik saja."
"Kalau begitu saya mohon diri dulu, tolong sampaikan maaf untuk mama saya ke Mika."
Re mengangguk lalu Lyon pulang dengan kecewa karena tidak bisa meminta maaf secara langsung.
Dan hampir sebulan ini Mika menjauhi Lyon. Ia juga menolak diantar ke tempat kerja. Benar - benar menjauh membuat Lyon tersiksa tidak bisa lagi mengajak bicara atau sekedar makan bersama.
.
Sebulan ini Mika bekerja dengan sangat hati - hati melihat kondisinya yang menderita sakit.
Mika baru pulang kerja lebih awal, ia mendapati ibunya yang sedang melipat pakaian. "Ibu, aku pulang !"
"Mika ? Kamu sudah pulang jam segini? Kamu masih lapar, Nak ? Di lemari ada makanan jika kamu mau."
Mika menggeleng. "Aku masih kenyang, Ibu. Karena di klub sedang ada perbaikan jadi kedepannya akan libur beberapa hari. " lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan menyodorkan pada Renata.
"Ini untuk Ibu."
"Apa ini ?" menerima dan melihat isinya.
"Aku baru gajian. Dan semuanya aku berikan pada Ibu. Terimalah!"
Re melihat uang yang didapat putrinya sangat banyak. Ia dengan cepat memasukkan kembali uang itu. Lalu tersenyum ramah. "Tidak bisa, uang ini hasil kerja kerasmu. Simpan saja dan jangan khawatirkan ibu. Ibu masih punya uang sendiri." Tolak Re.
"Tapi, aku ingin berbagi dengan Ibu." Mika memaksa ibunya untuk menerima uangnya.
Dengan cepat Re mengembalikan pada genggaman putrinya. "Sudah, simpan saja ! Bisa kamu gunakan untuk membeli baju atau tas baru."
Mika menatap amplop di tangannya. "Baju dan tasku masih layak pakai, mending aku tabung saja untuk berjaga - jaga."
"Itu bagus. Sebentar lagi ibu juga bakal gajian. Kita sudah lama tidak makan bebek goreng."
"Mengapa menunggu Ibu gajian dulu, aku bisa menggunakan uangku. Lagi pula diambil sedikit kan tidak apa - apa. Mau ya Ibu pakai uangku !" menggoyangkan lengan Re.
"Iya - ya, baiklah."
Lalu keduanya sepakat makan malam di warung lesehan dengan menu bebek goreng.
.
"Tempat ini ramai ya, Ibu?"
"Ibu belum pernah kesini. Dari pengujung yang terlihat banyak pasti rasa makanan juga enak." Re segera memesan dua porsi bebek goreng dan minuman.
Bersamaan dengan itu, dua orang pria berpakaian setelah kemeja hitam, bersepatu kulit dan berkacamata hitam juga pesan makanan yang sama dengan Re.
Mendengar suara pria yang tidak asing dengannya, Re menoleh.
"Renata?" Prima terpukau dengan pertemuan yang tak terduga ini. Perasaan hatinya yang beberapa hari gundah gulana kini kembali senang. Degub jantungnya yang semula normal kini memicu begitu cepat. Wanita yang sangat sulit ia temui tak disangka ia dapati di warung lesehan.
Awalnya Prima menolak ajakan Mike untuk mencicipi kuliner yang berada di pinggir jalan takutnya tidak higienis atau standar kebersihannya kurang terjamin. Namun setelah Mike mendesak cukup meresahkan, Prima pun mengiyakan ajakannya.
"Pri - ma ?"
"Tak disangka kita bertemu lagi."
"i-ya." Re bertanya dalam hatinya mengapa setiap pergi Prima selalu dengan pria berambut gondrong. Tidak pernah ia melihat Prima bersama anak atau istrinya.
"Kamu dengan siapa, Re?" Prima menyapu para pelanggan.
"Dengan putriku, di sana!" menunjuk ke arah pojok. Prima mengikuti arah telunjuknya.
"Boleh aku bergabung?"
"Silahkan," Re tak bisa kabur lagi dari pertemuan tak terduga ini.
selamat membaca dan semoga terhibur!
😘😘😘