Love You Sincerely ( Vega-Sherina )

"Vega!" Sherina melotot, melihat Vega berada ditempat yang sama dengannya. Kenapa Vega berada disini? Bukankah dia akan ke rumah dan bertunangan dengan aku?

Sherina juga terkejut melihat beberapa cincin yang dilemparkan oleh Vega ke arahnya. Dia tidak mengerti mengapa Vega melakukan hal tersebut.

Sherina mengambil beberapa cincin yang Vega lempar ke arahnya. Cincin yang terlihat sederhana namun tetap terlihat cantik, bahkan terukir jelas nama Vega dan Sherina di sana. Sherina berfikir mungkin cincin tersebut yang akan Vega berikan dipertunangan nanti.

Setelah mengambil beberapa cincin tersebut, Sherina menatap Vega. "Sayang, kenapa kamu berada disini? Kenapa cincin ini kamu lempar?" tanya Sherina, mencoba untuk memahami situasi.

Vega menatap Sherina dengan mata yang merah dan wajah yang penuh dengan kemarahan. "Seharusnya aku yang bertanya padamu Sherina! Apa yang kamu lakukan disini bersama Ari, HAH!" tanya Vega, suaranya keras dan penuh dengan emosi.

Sherina terkejut melihat reaksi Vega yang sangat marah tetapi Sherina mencoba untuk menjelaskan situasi. "Sayang, aku tidak melakukan apa-apa bersama Ari. Kami hanya bertemu secara kebetulan dan..." kata Sherina, dia ingin menjelaskan tapi Vega tidak membiarkannya melanjutkan penjelasannya.

"Jangan bohongi aku, Sherina!" teriak Vega, suaranya semakin keras. "Aku melihat kamu tertawa bersama Ari. Aku tidak percaya kamu akan pergi bersama dia dihari pertunangan kita!" teriak Vega.

Sherina terkejut dan takut melihat kemarahan Vega yang meledak-ledak. Dia tidak mengerti mengapa Vega bisa semarah itu dan mengapa Vega berada disini.

"Sudah aku katakan Veg, aku dan Ari hanya kebetulan bertemu," Sherina berusaha menjelaskan. "Lalu, apakah ini cincin pertunangan kita? Kenapa kamu membuangnya!" Kata Sherina, dengan nada tidak kalah tinggi dari Vega.

Sherina tidak terima Vega membuang cincin tersebut, jika benar cincin tersebut adalah cincin pertunangannya sama saja Vega telah membuang cintanya untuknya, jahat sekali bukan.

"Jawab pertanyaan aku, Veg. Kenapa kamu membuangnya?" tanya Sherina lagi karena Vega hanya diam saja.

Tapi, Vega tetap diam tidak menjawab. Dia hanya menatap Sherina dengan mata yang merah dan wajah yang penuh dengan kemarahan, lalu Vega beralih menatap Ari tajam, dengan segala kekecewaan dan kemarahan Vega melayangkan tinju diwajah Ari.

BUG

BUG

"Arghhh!" Ari yang tidak siap jatuh tersungkur ditanah, pukulan Vega terlalu kuat.

Sherina terkejut melihat Vega meninju Ari. Dia tidak mengerti mengapa Vega melakukan hal tersebut.

"Sayang, apa yang kamu lakukan!" teriak Sherina, mencoba untuk menghentikan Vega.

Tapi Vega tidak mendengarkan. Dia terus meninju Ari, yang sudah jatuh ke tanah.

Ari mencoba untuk melawan, tapi Vega terlalu kuat. Dia terus meninju Ari, sampai Ari tidak bisa melawan lagi.

"Veg, jangan main kekerasan kasihan Ari!"

Sherina mencoba untuk menghentikan Vega, tapi dia tidak bisa. Vega terlalu marah dan tidak mendengarkan.

Mendengar perkataan Sherina, Vega terdiam dengan nafas memburu. "Kamu kasihan padanya? Kamu tidak kasihan padaku?" tanya Vega, menatap Sherina tak percaya.

Lihatlah, Sherina gadis yang sangat dia cintai lebih mementingkan Ari dibandingkan dirinya. Vega menjadi curiga kemungkinan selama ini Sherina memiliki perasaan terpendam pada Ari. Praduga Vega yang seperti itu membuat hatinya semakin panas dan terbakar Vega semakin tersulut dan semakin gencar meninju Ari.

"VEGA, AKU BENCI KAMU YANG KASAR!" pekik Sherina dengan keras. Dia frustasi melihat Vega yang memukuli orang dengan teganya.

Baru kali ini Sherina melihat sisi kejam dari Vega, menurutnya Vega sangatlah menakutkan berbanding terbalik dengan sikapnya yang selama ini sangat manis, romantis dan penuh kejutannya.

"Kamu kejam, Veg," Kata Sherina dia menitikan air mata.

Mendengar perkataan Sherina, Vega berhenti meninju Ari. Dia menatap Ari dengan mata yang merah dan wajah yang penuh dengan kemarahan.

"Kamu tidak pantas mendekati Sherina!" teriak Vega, sebelum berbalik dan pergi meninggalkan Ari dan Sherina.

Sherina menatap Vega yang sudah pergi, dengan mata yang berair. Dia tidak mengerti mengapa Vega melakukan hal tersebut.

Ari, yang sudah jatuh ke tanah, mencoba untuk berdiri. Dia menatap Sherina dengan wajah yang penuh dengan kesakitan.

"Sherina, aku minta maaf gara-gara aku kamu dan Vega bertengkar dia cemburu padaku Sher," kata Ari. "Kamu harus menjelaskan pada Vega mengapa kita bersama,"

Sherina mengangguk. "Aku akan mencoba, Ar," jawabnya.

Lalu, Ari berbalik dan pergi meninggalkan Sherina.

Sherina menatap Ari yang sudah pergi, dengan mata yang berair. Dia tidak mengerti mengapa hari ini bisa menjadi seperti ini. Sherina menangis hingga bahunya terguncang.

Setelah puas menangis, Sherina mengambil kantong kresek yang dia letakan di bangku dan segera pulang. Saat Vega datang, dia ingin menjelaskan pada Vega apa yang sebenarnya terjadi dan meminta maaf jika dia telah melakukan kesalahan.

.................................

Sementara itu, Vega telah sampai di rumahnya dia masuk ke dalam rumah dengan masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia tidak percaya bahwa Sherina bisa berbohong padanya dan membuatnya merasa sakit hati.

Bukan kah waktu itu dia sudah berjanji, lalu tadi itu apa?

Vega masuk kamar, dia melempar bantal, selimut, bahkan seprai yang telah terpasang rapih di atas tempat tidurnya. Dia juga melempar lampu tidur ke dinding dan lampu tersebut langsung hancur lebur seperti perasaannya saat ini.

Keinginan untuk bertunangan dengan Sherina kini hilang seketika dia tidak ingin bertemu Sherina. Dia sakit hati dan masih tidak percaya bahwa Sherina bisa berbohong padanya.

"Arrhgghhhh!" Vega berteriak, dia meninju dinding berkali-kali hingga tangannya mengeluarkan darah segar. "Aku tidak menyangka kamu telah berbohong padaku, Sher. Aku sudah berkata padamu jangan bertemu dengannya lagi!" teriak Vega, frustasi.

Di tengah kekacauan hatinya, Vega mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Dia membuka pintu dan melihat Mama berdiri di depan pintu dengan wajah yang khawatir.

"Vega, apa yang terjadi padamu? Kenapa berteriak? Kenapa tanganmu terluka?" tanya Marina, dia bingung sekaligus panik.

Tadi, Vega pergi dengan keadaan baik-baik saja bahkan wajahnya terlihat bahagia sekali, lalu kenapa dia pulang dan menjadi seperti ini.

Vega menatap Mama dengan mata yang merah dan wajah yang penuh dengan kemarahan. "Aku tidak ingin berbicara tentang ini, Ma," kata Vega, suaranya keras.

Marina menatap Vega dengan khawatir. "Vega, apa yang terjadi? Kenapa kamu marah?" tanya Mama, mencoba untuk memahami situasi.

Vega menghela napas dan menatap Mama dengan mata yang merah. "Sherina berbohong padaku, Ma. Dia bertemu dengan Ari lagi," kata Vega, suaranya penuh dengan emosi.

Marina menatap Vega dengan khawatir. "Vega, kamu harus tenang. Kamu tidak bisa membiarkan emosi kamu mengendalikan kamu," Marina mencoba untuk menenangkan Vega.