Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.
Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.
Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
"Setelah itu berita terdengarnya kabar arwah kak Lili gentayangan, banyak teror mengerikan, kak Lili sering menampakkan diri di jalanan menuju sawah, tapi entah itu benar atau tidak aku dan ibu sama sekali gak pernah melihat kak, tidak lama kemudian banyak pendatang yang menetap di sini, ada beberapa pendatang juga membeli lahan dan kebun di sini," jelas Nisa lagi.
Mendengar penjelasan adik nya, Kirana hanya diam saja menyimak, begitu juga Azka dan Rizal.
Kirana sudah bersiap siap untuk mencari ibunya lagi. Tidak apa tanpa bantuan warga pun dia akan tetap mencari, pikir nya.
"Azka... Rizal..! Aku mau minta tolong bawa Nisa ke kota dulu ya, aku mau lanjut cari ibu" ujar Kirana pada 2 teman nya itu.
"Gak kak, aku gak mau, aku mau tetap cari ibu saja, kita cari sama sama kan lebih enak kak" tolak Nisa.
"Iya Kirana, lebih baik kita cari bersama-sama, aku dan Azka akan bantu kamu carik bu Sari ya... " bujuk Rizal.
"Iya Kirana lebih baik kita usaha sama-sama di sini, semoga saja bu Sari bisa kita temukan." Bujuk Azka.
"Tapi aku takut kalau terjadi apa apa sama Nisa Az..! Aku gak mau kehilangan anggota keluarga ku lagi.."
"Gak kak gak, aku mau di sini aja cari ibu, itu juga ibu aku kak, biar lah kita di sini sama sama berusaha, aku juga pasti gak akan tenang mikirin kakak di sini" bujuk Nisa lagi.
"Ya sudah tapi kamu Nisa kalau ada bahaya jangan ikut ya, kalau ada apa apa kamu harus lari tinggalin kakak ya, janji ya Nisa!!"
Nisa hanya diam mendengar ucapan kakak nya, siang itu mereka ber empat memutuskan melanjutkan pencarian, dengan menggunakan mobil Azka, tiba di lokasi perkebunan warga, Azka memarkir mobil nya di bahu jalan, mereka turun dan kembali menyisir pematang sawah dan kebun karet warga, warga juga terlihat melaksanakan aktivitas di lahan mereka masing-masing
Warga yang menyaksikan kedatangan mereka terlihat tidak begitu peduli, dan lanjut dengan kegiatan nya masing-masing.
Mereka tetap terus berjalan, hingga hari sudah menjelang sore,
"Kirana.. Kita ke arah sungai yuk, kan kita belum ke sana, sekalian ambil wudhu dan sholat di sana" kata Azka.
"Iya ayuk lah" angguk Kirana menyetujui.
Rizal dan Nisa Juga mengangguk setuju.
Mereka ber empat berjalan menuju sungai yang lokasi nya sekitar 1 km dari sawah dan kebun warga, tak lama mereka pun tiba di sana. Sungai itu terbilang jernih dan tenang, arus nya juga tak begitu deras, sungai nya gak terlalu besar, dulu banyak warga yang mandi di sungai ini, sekarang sudah jarang karna warga sudah memasang PDAM.
Nisa, Azka, Kirana dan Rizal langsung ambil wudhu, Kirana dan Nisa mengeluarkan mukena dari tas mereka dan sholat ashar berjamaah di imami oleh Rizal.
Setelah sholat mereka langsung menyisiri area sungai itu, hari semakin gelap, namun mereka memutuskan untuk mencari, lama mereka berjalan, sudah masuk waktu magrib, mereka berhenti dan melaksanakan ibadah magrib, setelah itu mereka memutuskan untuk kembali dulu, mereka putar arah, beberapa langkah berjalan.....
Krackk!!!!
Suara ranting di pijak, mereka ber empat sontak menghentikan langkah dan diam ditempat mendengarkan suara itu.
Tap..! Tap..! Tap...!
Seperti suara langkah kaki, tepat dari arah semak semak yang tinggi di dekat sungai itu..
Azka dan Rizal mematikan senter HP mereka, suasana gelap, mereka mengendap endap merapat ke arah rerumputan dan menunduk, menunggu si pemilik suara langkah kaki itu.
Tap....Tap... Tap... Tap...!
Suara langkah itu terdengar lagi tapi kali ini lebih dekat, degup jantung Kirana berdetak kencang, begitu juga dengan Azka, Rizal dan Nisa....
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥