Hidup satu atap dengan pria yang berstatus sebagai suami namun sikapnya dingin dan mungkin tidak menganggap kita ada itu rasanya sakit.
Humaira seorang gadis yang setuju di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Humaira setuju di jodohkan agar semua orang yakin dan percaya lagi pada dirinya dengan apa yang telah dia lakukan pada istri sang om.
Namun nasib berkata lain, pria yang dia nikahi adalah pria yang sangat membencinya karena tau kelakuan Humaira.
Namun Humaira berusaha untuk menjadi istri baik hingga dirinya jatuh cinta pada sang pria namun sikapnya masih sama seperti pertama mereka menikah.
Apa Humaira sanggup bertahan atau memilih mundur?.
Yu baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi CEO
Sejak orang tua Renaldi minta aku untuk tidak berharap atas kesembuhan Renaldi, saat itu dunia ku terasa runtuh namun dengan seiringnya jalan aku mulai bangkit. Aku sadar jika masih banyak orang yang menyayangiku dan berharap aku untuk bangkit lagi.
Sudah hampir satu tahun aku hidup seperti mayat hidup hingga suatu hari aku mendengar tangisan anak aku Arka Renaldi Wijaya dan saat aku lihat ternyata dia jatuh dan aku langsung menggendongnya.
"Ada apa sayang? " tanya mama yang langsung menghampiriku.
"Arka jatuh ma" jawab ku mama langsung menyuruh ku duduk lalu mama segera mengambil kotak obat.
Mama langsung mengobati luka Arka sedangkan mbak Tika yang merupakan pengasih Arka terdiam dengan wajahnya ketakutan.
"Sudah cuman lecet saja" ucap mama.
"Neng, mbak minta maaf" ucap mbak Tika yang sepertinya takut melihat ku.
"Gak apa-apa mbak, namanya juga anak kecil yang sedang belajar jalan pasti akan jatuh" ucap mama dan aku hanya tersenyum.
Aku bangkit dan membawa Arka naik mama tidak melarang ku dia hanya tersenyum melihat aku malai peduli pada anak ku.
Setelah menidurkan Arka aku turun dan menemui mama yang sedang nonton televisi.
"Ma" panggilku dan mama langsung menengok ke arah ku.
"Sini sayang" ucap mama menyuruh ku duduk di samping mama.
"Ma, maafin Maira jika selama ini Maira tidak peduli dengan Arka" ucapku.
Mama memeluk ku dan aku bisa merasakan jika menangis.
"Mama harap kamu bisa kembali seperti dulu, kami butuh kami sayang" ucap mama.
"Iya ma, aku janji aku akan menjalani hidupku seperti dulu tanpa kehadiran Renaldi" balas ku.
Dan mulai hari itu aku mulai hidup normal kembali dan aku bisa melihat senyuman dari kedua orang tuaku dan semua orang terdekat karena melihat perubahan ku.
Namun setelah berapa bulan aku baru tau jika selama ini papa sakit. Itu pun aku tau saat om Faiz datang untuk membicarakan pekerjaan.
"Bang, aku minta maaf karena aku benar-benar sulit untuk membagi waktu ku untuk perusahaan mu" ucap om Faiz malam itu.
"Ya sudah Faiz, kalau kondisiku stabil aku bisa datang ke kantor untuk melihat nya" ucap papa.
Semalaman aku berpikir apa yang harus aku lakukan karena aku gak mau perusahan peninggalan kakek ku hancur begitu saja. Akhirnya aku memutuskan untuk belajar bagaimana cara mengelola perusahaan.
Hari ini aku datang menemui om Faiz di kantornya dan kedatangan ku membuat Om Faiz kaget.
"Ada apa kamu datang kemari membuat aku kaget? " tanya om Faiz saat aku datang ke ruangannya.
"Aku ingin belajar jadi CEO seperti mu" jawab ku membuat om Faiz semakin terkejut karena ucapan ku.
"Kamu gak lagi mimpikan? " tanya om Faiz.
"Ya enggak lah om, aku cuman gak mau perusahaan keluarga hancur begitu saja hanya karena tidak ada penerus dan mungkin aku bisa belajar dan mulai menggantikan posisi papa" jawab ku dan om Faiz tersenyum.
"Baru ini keponakan ku yang hebat" pujinya.
Akhirnya om Faiz mau mengajariku dan mulai besok setiap pagi aku datang ke kantor dan om Faiz minta pada asisten papa untuk mengajari ku dan ternyata tidak sesusah itu jika kita ingin belajar dan beruntungnya aku punya dasar karena dulu aku kuliah ambil jurusan bisnis.
Waktu berjalan begitu saja dan setelah satu tahun aku belajar dan mulai memegang perusahan papa, semuanya berjalan lancar dan perusahaan mulai maju lagi.
"Selamat Humaira karena perusahan kita akhirnya bisa berjalan lagi seperti dulu walau sempat mengalami penurunan" ucap para pemegang saham setelah mengumumkan CEO baru di perusahan.
Aku masuk ke ruangan ku dan aku terkejut karena aku di sambut dengan kejutan oleh kelurga ku dan bahkan anak ku Arka hadir.
"Mama hebat" ucap Arka sambil mengacungkan jempol di hadapan ku.
"Selamat ya akhirnya kamu resmi jadi CEO perempuan
pertama d keluarga kita setelah menghadapi berbagai masalah" ucap opa Kian lalu memeluk ku.
Ya sebenarnya semua ini banyak yang tidak suka karena aku seorang wanita namun setelah pembuktian semua orang percaya dan yakin jika aku bisa memimpin perusahaan.
"Papa gak pernah berpikir jika kamu bisa mengantikan papa di perusahan" ucap papa saat kami makan malam.
"Itu karena aku gak mau jika perusahaan hancur begitu saja jadi aku mencoba belajar" balas ku.
Setelah semuanya kehidupan ku benar-benar bejalan semestinya setiap hari aku di perusahaan mengurus perusahaan papa. Jika libur aku pasti menemani Arka anak ku liburan. Namun terkadang Aku merasa sedih karena Arka tidak tau ayahnya bahkan tidak hanya ayah keluarga dari ayahnya pun menghilang begitu saja tanpa ada kabar.
"Bu, ini laporan projek yang di Bandung" ucap Tiara asisten ku.
"Oh coba aku lihat" pinta ku dan setelah aku pelajari aku langsung menandatangani nya dan meminta Tiara untuk segera membuat team untuk mengerjakan projek itu.
"Bu, nanti siang jadwal ibu bertemu dengan pimpinan perusahaan WJ Grup" beritahu Tiara asisten ku.
"Oke nanti setengah jam sebelum makan siang kita berangkat" ucap ku dan Tiara mengangguk.
Namun tiba-tiba ponselku berdering dan ternyata itu Naira yang menghubungi ku dan aku pun segera mengangkatnya. Naira mengajak ku jalan setelah pulang kantor karena ada yang mau dia bicarakan. Aku pun setuju dan aku menyebutkan tempatnya agar nanti tinggal bertemu di sana.
Jam makan siang pun tiba dan aku sudah berada di restoran yang sudah di janjikan oleh pimpinan perusahaan WJ grup namun aku sedikit kecewa karena mereka hanya mengirimkan sekretaris dan sistemnya saja.
"Kenapa dia gak datang? " tanya ku pada asisten yang di kirim perusahan WJ.
"Pimpinan sedang di luar dan dia baru kembali minggu depan" jawab asistennya.
"Ya sudah kita tinggal dia balik karena saya ingin bertemu dengannya langsung" ucapku lalu bangkit dan meninggalkan suruhan perusahan WJ itu.
"Ibu yakin akan menunggu pimpinan mereka? " tanya Tiara.
"Yakin lah, memang kenapa? " tanya ku.
"Aku takut jika kerjasama ini malah gagal" jawab Tiara.
"Walau kerjasama ini menguntungkan tapi aku gak mau jika di anggap rendah seperti itu karena dia tidak menghargai ku" ucap ku dan Tiara tidak berkata apa-apa lagi.
Setelah kembali ke kantor aku pun mulai bekerja dan sore saat pulang aku langsung menemui Naira di tempat yang sudah kita sepakati. Aku datang lebih awal dan memesan makanan karena lumayan lapar juga.
"Kok lo makan duluan sih? " tanya Naira yang saat datang melihat aku makan.
"Lapar, nunggu lo lama banget" jawab ku sambil terus makan.
Naira pun akhirnya duduk di hadapan ku.