NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati yang berkecamuk seri 2

Shely menyusuri jalan aturan dengan berkendara berkecepatan minimal adalah 60 km/jam dan maksimal 80 km/jam. Sedangkan untuk jalan tol luar kota, kecepatan minimal adalah 60 km/jam dan maksimal 100 km/jam.

Tapi kini shely justru meningkatkan pedal gas nya dengan kecepatan, 80-100 km/jm. Untung jalanan sepi saat malam hari karna sudah menujukan pukul 11 malam hampir jam 12.

Setibanya didepan rumah aziz, kini ia pun mengetuk pintu, namun tak ada sahutan sama sekali.

'Apa mungkin udah tidur ya? Tapi ruang tengah masih menyala lampunya? Coba dulu lagi lah?." batinnya.

***

Ditempat lain aziz sedang merapihkan baju juga semua perlengkapan, dari baju kerja juga ransel dompet dan laptop juga, perlengkapan mandi dan lain-lain.

Tok,tok,tok.

"Hemm, kayaknya udah beres semua tinggal tidur deh." ujarnya namun saat ia berbaring, tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk-ngetuk tapi suaranya dari arah jendela, ruang tengah sehingga aziz pun terbangun.

"Siapa!?." tanyanya karna jam udah menujukan pukul 00:01 ia pun mendekat kearah jendela.

"Tolong bukain dulu ziz, ini aku shely kita perlu bicara?." aziz yang mendengar bahwa diluar itu shely, akhirnya ia pun keluar dan membukakan pintu.

Dengan sikap dinginnya aziz kini ia pun tanpa basa-basi, lalu bertanya mengapa shely ada dirumahnya.

"Kenapa?." jawabnya ketus, membuat shely terkejut, ia pun mulai mempertanyakannya.

"Ka-kamu kenapa kok sekarang jawabnya ketus begini, perasaan kemarin di telepon kamu baik-baik aja, bahkan kamu aja nggak jenguk aku saat dirumasakit, kata kamu cinta sayang sama aku? Sekarang kenapa kamu berubah begini apa salah aku ziz?." mata shely kini mengembun seolah olah genangan itu ingin keluar, namun shely tahan.

"Iya aku sayang sama kamu, tapi maaf mungkin kamu harus kembali lagi dengan mantan suamimu, aku yang harusnya sadar saat itu tidak mengutarakan isi hatiku, namun aku yang bodoh? Aku baru sadar bahwa aku ini pelampiasan buat kamu saja?." tegas aziz walaupun dalam hatinya sungguh menolak mengatakannya.

Shely kini shock dengan ucapan aziz barusan, ia tak tau harus berkata apa yang ia ucapkan hanyalah sebuah isak tangis.

"Ka-kamu mau ninggalin aku!? Apa salahku ziz!? Coba ngomong jangan berbelit-belit, dan apa barusan kamu bilang aku diminta balikan sama mantan suami aku? Kamu tega ziz, kamu jahat, kamu nggak tau apa yang aku alami dengan entengnya kamu bilang begitu, ingat ya ziz jika aku di suru memilih?." shely menjeda kalimatnya, mencoba menetralkan jantung, juga air matanya yang hendak ingin keluar.

"Antara balikan sama dia atau menjada seumur hidup, lebih baik aku memilih yang keduanya, menjada seumur hidup, karna prinsipku 1 ziz jika sudah aku meludah takkan aku jilat kembali, paham!?," sambung shely lagi dan kini air mata yang sudah ditahannya, kini lolos sudah namun secepat kilat dihapusnya.

Aziz hanya terpaku didepan pintu, sebenernya hatinya enggan melihat kekasih yang ia cintai meneteskan air matanya.

Hatinya hamcur ketika shely meneteskan buliran kristal di matanya, namun aziz tetap bersi kukuh ingin meninggalkan shely, demi masa depan dirinya juga ingin membahagiakan shely kelak nanti.

Meskipun aziz memiliki usaha besar, namun semua itu bukan miliknya, melainkan milik adik kandungnya.

"Jadi sekarang kamu ingin tetap dengan pendirian mu, dan kamu akan pergi meninggalkan ku juga." tanya shely dan aziz pun mengangguk.

"Baik, aku nggak tau salah aku dimana, dan kamu tetap pada pendirianmu, jika aku ada salah aku minta maaf, dan selamat tinggal semoga kamu bahagia dengan yang lain, dan aku cukup tau saja ternyata aku hanya dibuat mainan, permisi." tanpa mengucapkan salam, shely pergi begitu saja, aziz yang hendak menjelaskan semuanya yang terjadi, tapi shely keburu pergi dengan deraian air mata, aziz pun tau jika shely pergi sambil menangis.

Tanpa basa-basi aziz pun menyambar kunci motornya, karna jika memakai mobil, pasti tak terkejar ia takut akan terjadi sesuatu pada shely, yang pikirannya sedang tidak baik-baik saja.

***

Disisi lain shely menangis meraung didalam mobil.

"Kamu tega mas!, kamu nggak ada ngabari aku sama sekali!?, sekarang kamu ingin mengakhiri hubungan kita, padahal baru saja jalan 2 minggu kita jadian!? Kenapa kamu sekarang permainkan perasaanku hiks hiks, tuhan! Sakit sekali rasanya!? Pantas nggak sih aku bahagia!." teriaknya meskipun tak terdengar keluar, namun semoga bisa menenangkan hatinya, tapi justru sebaliknya shely tanpa sadar mobilnya melaju kencang.

Aziz yang berada di mobil shely, berteriak meminta berhenti namun shely tak mendengarnya.

"Shely! Bukak! Hentikan mobilnya! Shely!." terikan aziz, namun shely justru mempercepat lajuan mobilnya.

Sehingga aziz mendengar ledakan di sebuah tepian jalan rel, sehingga hatinya berdebar tak karuan, ia pun melajukan motornya.

Malam yang sunyi sehingga terdengar keras ledakan, dan mengundang para warga di sekitarnya, orang yang berlalu lalang itu pun pergi melihat apa yang terjadi, sehingga para bapak-bapak ikut turut mengevakuasi korban.

Ya' terdapat laka di jalan rel kereta api, mobil yang terdapat laka adalah sebuah, truck juga mobil sport dan sebuah mobil avanza hitam.

Sebuah kecelakaan besar karna tertendang kereta api, hingga terseret 5km dari penyebrangan, dan sebuah truck itu meledak sehingga mengenai beberapa kendaraan bermotor, juga termasuk mobil sport yang di tumpangi shely.

Aziz melaju kencang dan mendekat kearah kerumunan, sehingga melihat beberapa seorang yang membawa kantung jenazah, dan ada juga ditutupi daun pisang.

Hati aziz hancur seketika dunia runtuh, saat melihat wanita yang mengenakan baju tidur, dan disampingnya terdapat barang yang ia kenal, namun wajahnya gosong tak sampe tak dikenalinya, namun aziz yakin jika itu adalah kekasihnya, wanita yang tadinya datang kerumah.

"Shely! Hiks, hiks, hiks, bangun jangan tinggalin aku shel, maafkan aku!?." aziz menangis sejadi-jadinya, ia sambil memeluk tubuh wanita yang sudah terbujur kaku.

"Shely aku janji, akan selalu ada untuk kamu, aku tidak akan jadi pergi? Tapi aku mohon kamu bangunlah, aku sayang sama kamu!?, hiks hiks." aziz tidak bisa lagi berkata-kata selain meminta maaf dan terus berjanji.

"Udah mas relakan wanitanya, biar dia tenang dialam sana." ucapan seorang wanita yang umurnya tak terlalu tua, kisaran 68 tahuan.

"Selamat malam pak, apakah anda kenal korbannya." tanya seorang petugas yang sedang membawa kantong plastik hitam, yang mungkin data-data korban.

Aziz pun yang didatangi oleh petugas kepolisian, ia pun bangkit lalu menghapus air matanya, dan kembali menatap pak polisi yang menanyai nya tadi.

"I-iya pak dia kekasih saya tolong segera diurus saja." ucapnya dan pak polisi itu pun mencoba meyakinkan, bahwa korban adalah benar kekasih pria didepannya.

"Baik maaf sebelumnya saya bacakan ulang terlebih dulu ya datanya, takut jika ada kekeliruan, karna ada juga yang meninggal ada yang dibawa kerumasakit tadi, memakai ambulance." papar pak joni polisi yang ditugaskan mencatat semua korban.

"Baik pak silahkan sambil duduk disana saja." ajak aziz yang melihat ada tempat duduk di sebelah evakuasi korban.

"Baik begini pak, menurut data yang saya ketauhi, ini data yang korban meninggal, apa bapak mengenal nama, susanti juga riyan dan yanti, menurut selidik korban membawa mobil avanza." jelas pak polisi dan aziz pun sedikit lega karna yang meninggal bukan kekasihnya.

"Maaf pak yang meninggal tadi saya kira kekasih saya, tapi kenapa barang-barang milik kekasih saya ada didekat jenazah." tanyanya, pak polisi itupun tersenyum kecil.

"Iya pak karna petugas sedang mengumpulkan barang korban saja." jawabnya.

"Lalu korban ada atas nama shely tidak pak?." tanyanya lagi kini sedikit cemas, pak joni pun melihat gerak gerik aziz, ia pun sudah menduka jika lelaki dedepannya tengah panik.

"Shely yang ini kah, dia sudah dibawa kerumasakit, karna cedera bagian kepala, karna ledakan hebat tadi membuat ia terpental keluar mobil, dari terlihatnya cctv tadi seperti itu, dan rumasakitnya tak jauh dari sini anda kesana aja langsung." jelas joni membuat aziz seketika berpamitan lalu tak lupa, meminta izin untuk membawa ponsel milik shely, setelah joni mengizinkan barang shely dibawanya terkecuali mobil.

Aziz pun pergi ia melajukan motornya menuju sebuah rumasakit besar, yang berada di daerah semarang barat kota.

Seketika sesampainya dirumasakit ia menemukan seorang perempuan, yang sangat ia kenal dan dia adalah alin dokter dan juga mantan kekasih aziz, yang rumahnya sejejeran cuman terhalang rumah 1.

"Ka-kamu ngapain disini?." tanyanya, pada alin.

"Aku ya kerjalah, apa kabar kamu?." tanyanya basa-basi.

"Aku baik, permisi!?." ujarnya, alin mengulurkan tangannya namun di sambut aziz dengan cepat, dan berpamitan ia berlari mencari ruang IGD.

Sesampainya di IGD aziz terlihat shock di buatnya, disana terlihat seorang wanita yang, sudah berlumuran d4r4h pada baju, dan juga rambut serta lehernya.

"She-" aziz tak sempat berucap kini kakinya tebuai lemas, juga melihat kesamping seorang wanita menangis, dipelukan seorang bapak-bapak, mungkin suaminya batin aziz, juga terlihat seorang gadis kecil yang menangis sesegukan.

Aziz duduk disamping gadis kecil itu, dan gadis kecil itu melihat siapa yang duduk di sampingnya, ia pun menghambur kepelukan aziz.

"Mamah om, mamah, hiks hiks." teriaknya sambil sesegukan.

"Iya maafkan om, om tak bisa mengjentikan mobil mamah yang melaju kencang, om minta maaf, aqilla sabar ya doain mamah." ujar aziz yang ikut meratapi kesalahannya, ia tak berhenti-hentinya mengucapkan kata maaf, pada aqilla.

"Aziz!?." tegur alin dari belakang, sontak aziz pun menoleh.

"Kamu lagi, ngapain kamu?." jawabnya ketus.

"Apa dia anakmu? Dan ada apa ini? Aap mereka keluargamu?." tanya alin sehingga mendapatkan pelototan dari aziz, namun alin sama sekali tak gentar dan tak takut, justru ia merasa jika aziz dekat dengan korban,  juga pasiennya.

"Apa urusan kamu? Dan kenapa kamu ikut campur!?." lirih aziz yang masih memeluk aqil.

"Ya jelas aku ikut campur lah, ziz kamu jangan emosi dulu napa, aku kesini hanya mau bertanya keluarga korban siap? Lantaran aku berhak tau karna korban adalah pasienku!?." jelasnya membuat aziz bangkit dari duduknya, juga bu ilma pak malik serta adik juga ulfa.

"Permisi dok, kami keluarga pasien." jawab ulfa karna semua masih dalam kesedihan, jadi susah diajak berbicara hanya bisa menangis.

"Oh baik, korban mengalami luka yang cukup dalam, dan korban mengalami gagar otak dan ada sumbatan di bagian kepala korban, dan itu harus segera di tindak lanjuti, kami akan melakukan tindakan oprasi? Jika keluarga setuju mohon untuk ke adminitrasi terlebih dulu, kami akan segera mempersiapkan peralatannya, baik jika semua setuju mohon ikut dengan perawat." jelas alin, yang seketika membuat keluarga tangis nya pun pecah.

"Alin aku mohon sama kamu, lakukan yang terbaik buat calon istriku." semua di luar ruangan itupun terkejut, atas pengakuan aziz didepan keluarga shely termasuk alin, namun ia seketika mengalihkan pandangan aziz, agar buliran air matanya tak terlihat jika sudah mengembun, dan kapan pun akan jatuh.

"Baik akan aku usahakan, sekarang ikuti aja suster, niya antar keluarganya untuk ke adminitrasi dan jelaskan apa yang harus mereka siapkan." ujar alin lalu tanpa melihat aziz ia pun segera masuk kedalam ruang darurat.

"Mari siapa yang mau ke adminitrasi." tanya niya.

"Saya aja om, om disini aja nungguin shely." sergah aziz saat malik mau menjawab, dan saat aziz menawarkan diri pak malik pun mengangguk.

Bersambung....

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
momoy: terimakasih, bab berikutnya makin seru lagi kak, tapi maaf masih pemula.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!