NovelToon NovelToon
Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:20.2k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Naya seorang istri yang sedang hamil harus menerima takdir ditinggal suaminya karena kecelakaan. Pada saat sedang dalam perjalanan ke kampung halaman, suaminya yang bernama Ammar jatuh dari Bus antar kota yang ugal-ugalan.

Sebelum Ammar tewas, dia sempat ditolong oleh sahabatnya yang kebetulan mobilnya melintas di jalan tol. Tak disangka Ammar menitipkan amanah cinta kepada sahabatnya bernama Dikara yang berprofesi sebagai dokter.

Padahal saat itu Dikara sudah bertunangan dengan seorang wanita yang berprofesi sama dengannya.

Akahkah Dika menjalani amanah yang diberikan sahabatnya? Atau dia akan tetap menikahi tunangannya?

Apakah Naya bersedia menerima Dikara sebagai pengganti Ammar?

Cinta adalah amanah yang diberikan Allah SWT terhadap pasangan. Namun bagaimana jadinya jika amanah itu dinodai oleh pengkhianatan?

Yuk lah kita baca selengkapnya kisah ini!

Happy reading!💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 Memohon Restu

Dede Sha sejak tadi rewel terus, menangis tiada henti seolah tahu ibunya akan pergi meninggalkannya.

Naya menatap lembut anak semata wayangnya. Ia tidak tega melihat putrinya menangis karena kepergiannya.

"Biar aku ajak Sha ke rumah Mas Dika ya bu?" Naya meminta pendapat Ibunya, sambil berusaha untuk menenangkannya.

Ibu yang sering dipanggil Bu Mina itu menghampiri Naya dan anaknya dengan senyum hangatnya.

"Kalau memang itu yang terbaik, bawa saja. Tapi jangan lupa kasih tahu Dika sebelumnya. Khawatir dia tidak setuju," saran Ibu Mina bijak.

Naya mengangguk, ia membuai Dede Sha yang masih menangis dengan penuh kelembutan.

"Sayang, Dede Sha tenang ya! Mama akan ajak Sha ke rumah Om Dika. Sebentar lagi Om Dika akan menjadi papamu Sayang," katanya dengan suara yang lembut, mencium keningnya, lalu mendekapnya dengan penuh rasa kasih sayang.

Dede Sha mulai tenang dan berhenti menangis, ada kenyamanan ketika didekap Mamanya. Perlahan ia pun tertidur didekapan Mamanya.

Naya tersenyum dan memandang ibunya dengan bahagia. Lalu menatap putrinya dengan senyuman yang selalu terukir di bibirnya.

"Ibu lihat! Setelah aku beri penjelasan, Sha seolah mengerti ucapanku. Lihatlah Sha tertidur, Sha merasa nyaman di dekapan Mamanya. Sha seolah tahu Mamanya akan mengajaknya pergi. Bu, aku janji akan selalu menjaga Sha selamanya dan membuatnya selalu bahagia," katanya dengan suara yang penuh keyakinan.

"Itu memang sudah tugasmu sebagai seorang Ibu. Jangan sia-siakan putri dari peninggalan suamimu, Ammar. Jadikan ia manusia yang berkarakter!" pesan Ibu Mina sambil mengusap bahu Naya dengan lembut.

Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Terlihat Dika keluar dari mobil tersebut.

Ibu Mina tersenyum dan menyambut Dikara dengan hangat.

"Alhamdulillah Nak Dikara sudah datang. Ibu senang kamu bisa menepati janji untuk datang hari ini," katanya dengan suara yang ramah.

Dikara tersenyum bahagia melihat calon mertuanya tidak lagi marah padanya. Dikara meraih punggung tangan ibu mina lalu menciumnya dengan takjub.

"Terima kasih, Bu. Aku sangat bahagia akhirnya Ibu dan keluarga merestui kami. Aku mau menjemput Naya menemui keluargaku. Boleh ya Bu?" tanyanya dengan suara yang sopan.

Naya kemudian keluar dari kamar dengan menggendong Dede Sha yang masih terlelap tidur.

"Mas Dikara, maaf aku harus bawa Dede Sha untuk bisa ikut dengan kita."

"Oh ya sudah, tidak apa-apa. Kita bisa pergi sekarang?"

"Iya Mas, aku sudah siap. Mari kita berangkat," katanya dengan suara yang lembut.

Dikara tersenyum dan membantu membawakan tasnya Naya.

"Bu, Naya pergi ya!"

"Iya kalian hati-hati! Dika tolong perlakukan Naya dengan baik di hadapan orang tuamu!" pesan Ibu Amina seolah tahu apa yang terjadi di keluarga Dika.

"Iya Bu. Kami berangkat ya Bu!"

Mereka pun pamit, kemudian berlalu bersama mobil menuju tempat kediaman orang tua Dikara.

Hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai tujuan. Dika memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah mewah berlantai 3.

Naya turun dari mobil. Seraya memindai rumah tersebut dengan takjub.

"Ini rumah orang tuamu, Mas?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya pada rumah tersebut.

Ia merasa tidak nyaman karena akan berhadapan dengan orang tua Dika, yang menurutnya bukanlah orang sembarangan di kalangan masyarakat.

Dika mendekat seolah mengerti perasaan Naya.

"Jangan khawatir. Yang akan kau temui masih manusia seperti kita. Pada dasarnya mereka orang baik kok. Yuk masuk!"

Mereka jalan berdampingan menuju dalam rumah.

"Assalamualaikum, Maaa....Mama lihat Dika bawa siapa!"

Dika menghampiri Mamanya di taman belakang rumah. Seperti biasanya Papa selalu ada di sampingnya.

"Sayang...kamu datang dengan siapa?" Mamanya tersenyum menyambut Dika dengan hangat.

"Ma, Pa, kenalkan ini Naya calon istri Dika!"

Mendadak senyum Mama Nindi memudar begitu melihat Naya dengan bayinya. Seraya menatap tajam Naya dan bayinya. Ia tersenyum sinis.

"Apa-apaan kamu, Dika. Bawa janda ini kemari. Mau minta restu dari Mama? Jangan harap. Sampai kapan pun, Mama tidak akan merestui kalian,"

Deg!

Ucapan Mama Nindi begitu menancap di ulu hati. Jelas Naya terkejut, ia menunduk sedih.

Begitu pun dengan Dikara. Ia merasa terkejut dan sedikit kecewa dengan reaksi Mamanya. Ia berharap dengan mendatangkan Naya ke rumah orang tuanya, Mamanya akan lebih terbuka dan menerima Naya sebagai calon menantunya, ternyata di luar ekspetasi.

"Mama jangan bicara seperti itu. Ingat mereka tamu di rumah ini. Sudah seharusnya kita jamu dengan baik. Mari Nak Naya, kita ngobrol di ruang keluarga. Biar lebih enak," kata Papa Fahmi mengajak mereka untuk pindah ruangan.

Mama Nindi tidak langsung mengikuti suaminya ke ruang keluarga, ia ke dapur untuk mencuci tangannya yang kotor karena tadi

sudah selesai menata tanamannya di taman.

Naya mengikuti Papa Fahmi ke ruang keluarga, sementara Dikara mengikuti Mamanya menuju dapur.

"Ma, tolong dengarkan Dika. Dika ingin memperkenalkan Naya dan anaknya kepada Mama dan Papa," katanya dengan suara yang sopan.

"Tidak perlu Dika! Mama tetap tidak bisa menerima janda itu jadi mantu Mama! Jangan harap Mama akan merestui kalian! Kamu telah memilih jalan yang salah, Dika!" teriak ibunya dari jauh.

Dikara merasa sedih dan kecewa, tapi ia tidak ingin menyerah. Ia ingin membuktikan bahwa pilihannya adalah tepat.

Dikara terus mengikuti langkah Mamanya yang berhenti di depan wastafel. Seraya mencuci tangannya.

"Ma, kumohon mengertilah!"

"Kamu yang harus mengerti Mama. Kamu membawa janda itu ke mari bersama anaknya saja itu sudah kesalahan fatal bagi Mama. Apa kata orang yang melihat kalian, hah! Dia akan beranggapan kalian menikah karena kamu sudah menghamili anak orang sampe punya anak. Mau taro di mana muka Mama, mau taro di mana?"ujar Mama berang sambil telunjuknya menunjuk tepat di wajah Dikara.

"Itu hanya asumsi Mama. Mereka tidak akan melihat Dika dan Naya, Ma. Percayalah Naya orang baik."

"Baik katamu? Bahkan kamu saja baru bertemu beberapa hari sejak kecelakan itu terjadi. Bagaimana kamu beranggapan kalau wanita itu orang baik?"

"Ma kumohon. Kalau Ammar sudah menitipkan Naya pada Dika, itu artinya Naya memang wanita yang harus diperjuangkan Ma,"

"Mama masih ingat bukan waktu Dika kecelakaan dan hampir saja tak tertolong? Siapa yang memberikan darahnya untuk Dika? Ammar Ma. Mama, Papa saat itu sedang berada di luar negeri. Sibuk. Siapa yang mengurus Dika? Keluarga Ammar Ma. Jadi tolong dengan sangat, Mama menerima Naya dengan sepenuh hati. Setidaknya untuk berbalas budi karena kebaikan Ammar dan keluarganya. Ma...kumohon terima Naya dan anaknya menjadi bagian keluarga ini! Dika mohon Ma..." lanjut Dika menghiba.

"Mas Dika tidak perlu mengemis restu darinya!"

Dika menghentikan ucapannya setelah mendengar kalimat itu. Kaget? Tentu saja. Ternyata orang yang dianggap pendiam, bisa mengatakan hal itu dengan tegas.

1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
hmmmmm sepertinya Dikara mulai ada rasa nih buat Yuna sang guru🤭🥰🥰🥰
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hati" dgn hatimu Yuna 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Anak kecil aja tau,kasihan Sha 🥺
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Dia sekarang lebih mentingin ibu guru Yuna dari pada ibunya
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Wah Shaka pinter ini sudah bisa menggeser Naya dari hatinya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Asyik 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah loh 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
jangan mau Sha,itu modus mamamu 😏
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
hati Shaka dan Dhikara sudah tertutup untuk Naya yang egois
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Naya kl ngomong jgn sembarangan,lagian suruh siapa kamu kerja 😏
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
sudah tak sabar aku melihat Dika jadi duda hehehe
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ: biar pdkt sama Yuna saja, setidaknya yang selingkuh bukan Dika🤣🤣🤣
Ñůŕšý: waduh...kalau Dika jadi duda, mau ngapain kak? 🤣🤣
total 2 replies
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Semoga memang biar tergeser ibunya Shaka lho Dika, ibunya ae tidak begitu memperdulikan nya, biarkan orang lain saja yang membahagiakan Shaka. ibunya lagi kena mode setan keparat🤣🤣
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Istrimu ae sudah durhaka sama kamu Dika, masih mampu kah kamu menasihati nya yang otaknya sudah keras kepala seperti batu itu wahai Dikara??
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
hemmmm sadarlah Naya kamu sudah punya suami walaupun belum ada cinta kamu harus belajar mencintai suamimu bukan malah mau mendekati mantan pacarmu😡
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya bego, tolol, kecentilan, mau jadi plakor, ah Naya baga
Ambo Nai
wanita murahan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rencana apa ini,apa minta cerai dari Dikara 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Udah beda dong apalagi disakiti 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bagus Reno,jgn tergoda Naya 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!