Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
maaf
Setelah beberapa detik mereka berpelukan, galih melepasakan pelukan tersebut
Galih dan anjas keluar dari rumah tersebut.
"Gimana tadi di dalem, ada benda yang rusak ga njas?" tanya galih
"Ga ada mas semuanya baik baik aja, ga tau tadi bunyi apa baru kali ini anjas di ganggu sama arwah ibu." ucap anjas
"Apa kamu yakin, yang ngamuk di dalem arwah ibu kamu."Anjas mengangguk
"Selama ini memang banyak mas warga warga yang di gentayangi oleh ibu, saya ga tau kenapa gara gara itu juga saya ga punya teman di sini mas, para warga juga banyak yang menyalahkan saya padahal saya ga tahu apa apa." ucap anjas Galih memegang pundak anjas
"Yang menghantui mereka itu bukan ibu kamu, arwah ibu kamu sudah tenang di surga orang yang sudah mati tidak akan menampakan dirinya lagi di dunia, sosok yang menggentayangi warga itu jin jahat yang menyerupai ibu kamu atau jin qorin ibu kamu. kamu jangan terus menyalahkan almarhum ibu kamu dia pasti sedih di atas sana melihat anaknya menyalahkan dirinya itu semua sudah takdir, kamu sendiri kan yang tadi bilang kita harus jalani hidup kita yang keras ini." ucap galih.
Bagai di tusuk ulti martis anjas yang mendengar ucapan galih, anjas yang selalu menyalahkan ibunya karena dia selalu menjadi bahan gunjingan warga, justru orang yang di depanya memberikan semangat untuk hidup dan dari sorot matanya memang tulus seperti kakak yang menyayangi adiknya sendiri.
"Maaf bu, anjas selalu nyalahin ibu." ucap anjas dalam hati.
"Sekarang kamu banyak banyak doain ibu kamu." ucap galih sambil mengelus kepala anjas.
"Iya bang, anjas pasti bakal sering sering doain ibu." ucap anjas
Galih tersenyum kemudian galih mengatakan.
"Ya sudah sana berangkat, nanti telat." ucap galih.
Anjas mengangguk anjas menyalami galih
"Assalamualaikum." ucap anjas
"Waalaikumsalam." balas galih
Galih memandangi anjas yang sudah menjauh menggunakan sepedanya.
Setelah anjas pergi galih pulang kerumahnya, setelah beberapa menit perjalanan galih sampai di depan rumahnya tepatnya di teras, terlihat pak yanto sedang bermain dengan bagas dan bu asih duduk menjaga warung.
Pak yanto melihat galih lewat menyapa, Nampak pak yanto yang wajahnya pucat memaksa tersenyum pada galih.
"Baru pulang lih." ucap pak yanto
"Iya pak, permisi saya mau masuk dulu." pak ucap galih lalu masuk ke kontrakanya.
Sedangkan bu asih memutar bola mata malas.
"Pak bapak jangan deket deket sama dia, bisa aja dia melihara setan cuma di tutup tutupi pake penampilan kaya gitu, biar keliatan alim dasar manusia munafik." ucap bu asih sambil memandangi rumah kontrakan galang.
"Astagfirullah!!... ibu jangan sembarangan nuduh, kalau galih marah bisa bisa ibu di laporin kepolisi atas laporan pencemaran nama baik."
Bu asih diam seribu bahasa mendengar ucapan pak yanto, walaupun di hati kecilnya selalu menjelekan galih.
Hal yang tidak di ketahui pak yanto, bu asih galih, dan bagas dua bola mata mengawasi dari balik jendela salah satu rumah warga dua bola mata tersebut terlihat saat galih baru pulang.
Di dalam rumah galih membuat sarapan, galih sarapan nasi dengan telur dadar dan kecap.
Galih sarapan sambil menonton acara kesukaanya, sih kuning kotak dan bintang laut merah muda.
Rencana galih setelah sarapan akan pergi ke pasar, membeli beberapa batako untuk membangun kolam ikan, Dan membeli beberapa kambing kecil serta bibit bibit ikan.
"Emm manti mau beli bibit ikan apaan yah." ucap galih dalam hati.
Galih menghabiskan sarapanya, setelah sarapanya habis galih mengambil ponselnya lalu mencari tahu tentang bibit ikan yang bagus untuk di budidaya setelah beberapa menit mencari tahu galih memutuskan untuk memilih bibit ikan nila, dan ikan lele walaupun dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa air ikan lele Akan bau, tetapi galih tidak masalah dia belajar untuk bekerja keras sebagai orang biasa bukan sebagai tuan muda kaya seperti dulu.
Setelah memantapkan niatnya galih mematikan televisi lalu mandi.
Hanya maaf yang ingin ku sampaikan, terpaksa ini harus ku lakukan, terlalu banyak kisah yang belum kau mengerti yang terlanjur sudah kau tau. galih mandi sambil bernayanyi lagu maaf heymbenk
Ada rindu di hatimu mengalir air mataku, membayangkan itu, pasti suatu saat nanti kau akan menyalahkan aku entah kapan itu meski, di tempat berbeda membesarkanmu percayalah kami sangat menyayangimu. galih merasa bernyanyi di depan ribuan orang yang juga ikut bernyanyi, suara galih terdengar mantul mantul karena galih bernyanyi di kamar mandi.
Galih terus bernyanyi, sambil menggerak gerakan bok*ngnya.
Setelah beberapa menit acara konser di kamar mandi, galih mengganti pakainya dengan kemeja biru langit dengan lengan dengan panjang yang di tekuk hingga bagian siku, lalu celana hitam panjang dan sepatu putih. galih terlihat sangat tampan, dengan pakaian tersebut galih melihat dirinya di kaca.
"Ada yang kurang." ucap galih. Galih mennyisir rambutnya dengan gaya belah tengah.
"Nah perfect, ternyata bukan kairi aja yang ganteng, gw juga sama gantengnya." ucap galih sambil tersenyum tipis.
Tidak menunggu lama galih berjalan keluar, galih baru kefikiran mau naik apa soalnya dia tidak punya kendaraaan.Galih memutuskan ke rumah pak yanto mencoba meminjam motor.
"Assalamualaikum pak."
"Walaikumsalam." jawab pak yanto dan bu asih.
"Ganteng banget lih, mau kemana?" tanya pak yanto
"Mau kepasar pak, beli beberapa bahan bahan buat usaha kecil kecilan."
"Oh, semoga lancar yah usahanya."
"Amin."
"Oh yah pak, apa pak yanto punya motor saya mau minjem pak."
"Waduh, maaf lih motor saya lagi di bawa ke bengkel, coba kamu pinjam sama motor punya anaknya bu nok, itu rumahnya." tunjuk pak yanto ke rumah bercat putih dengan teras depan keramik oranye.
"Ga papa pak, ya udah saya permisi dulu pak yanto, bu asih. ucap galih sambil tersenyum dan menatap pak yanto, Dan bu asih secara bergantian.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." jawab pak yanto dan bu asih.
"Lihat kan bu, galih anaknya sopan ibu jangan seudzon." ucap pak yanto.
Bu asih memutar bola mata malas, walaupun di hati kecilnya mengakui sifat galih sangat sopan.
Setelah beberapa langkah galih sampai di depan rumahnya bu nok, nampak di depan rumah ada etalase untuk menjual sesuatu entah menjual apa.
Galih mengetuk pintu
"Assalamualaikum." ucap galih
"Waalaikumsalam." balasan dari dalam terdengar seperti suara ibu ibu, tidak lama kemudian wanita paruh baya keluar.
"Nyari siapa yah mas?" tanya bu nok
Perkenalkan bu, nama saya galih saya tetangga baru yang tinggal di rumah kontrakanya bu maya.