Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3. Kekacauan Kenzo
Amira yang mengunjungi rumah Senja, dia langsung kekamar Nadia karena mendengar dari Bibi kalau Nadia menangis saat pulang tadi.
Amira sangat menyayangi keponakannya itu, dia sangat khawatir kalau Nadia menangis.
Amira tidak mengetuk dan memberi salam, dengan perasaan khawatir dan cemas dia langsung membuka pintu kamar Nadia.
Dreeeit, suara pintu terbuka tiba-tiba.
"Mbak, Bunda." Terkejut Senja dan Nadia bersamaan karena Amira membuka pintu dengan tiba-tiba.
Amira tidak menjawab, dia langsung bergegas memeluk Nadia dan membelai rambut keponakannya itu.
"Kamu kenapa, kenapa kamu menangis, siapa yang menyakitimu, katakan pada Bunda, Bunda akan menghajarnya." Desak Amira pada Nadia agar mengatakan siapa yang membuatnya menangis.
"Bunda, hizk...hizk." Nadia menangis lagi dipelukan Bundanya. Amira merasakan sakit dalam hatinya karena melihat keponakannya menangis seperti ini.
Amira melerai pelukannya, dan mengusap kepala Nadia sembari bertanya apa yang membuat Nadia menangis seperti ini.
"Katakan pada Bunda, siapa yang membuatmu menangis?" Amira tidak tahan lagi, dia ingin tau siapa yang membuat keponakannya begini.
Amira melihat kearah Senja meminta penjelasan dari senja, karena Amira yakin kalau Nadia sudah bercerita pada Senja.
Senja yang mengerti dengan tatapan Kakaknya, dia langsung memberitahu apa yang terjadi pada Putri semata wayangnya.
"Rendi, katanya Rendi memutuskan hubungan dengannya." Senja menjelaskan pada Amira apa yang sudah Nadia ceritakan padanya tadi.
Amira mengepal tangannya, mukanya memerah karena marah.
"Kurang ajar, ternyata si brengsek itu, yang membuat keponakanku menangis. Tunggu disini, Bunda akan memberi pelajaran padanya." Amira segera bangkit, dia hendak melangkahkan kakinya keluar untuk mencari Rendi.
Tapi langkahnya terhenti karena Nadia langsung menghentikan langkahnya.
"Jangan bunda, biarkan saja, aku dan dia sudah putus, biarkan saja dia, nanti dia akan menyesal sendiri." Ujar Nadia masih memeluk Bundanya itu.
Amira melirik Adiknya Senja, namun Senja juga mengangguk setuju seperti Nadia.
Akhirnya Amira pasrah, karena Adik dan keponakan kesayangannya sudah mencegahnya.
"Baiklah, Bunda tidak jadi, tapi sekarang kamu harus berhenti menangis, tidak ada gunanya menangisi lelaki brengsek seperti itu." Ujar Amira membawa Nadia kembali duduk di tempat tidur.
Nadia mengangguk, dia juga setuju apa yang Bundanya katakan, karena memang benar apa yang dikatakan oleh bundanya.
"Tadi kamu bilang, dia akan menyesal, apa maksudmu?" tanya Senja karena tadi Nadia bilang Rendi akan menyesal.
Nadia tersenyum pada Mama dan Bundanya, Kemudian Nadia mulai menceritakan semuanya pada Bunda dan Mamanya.
"Rendi tidak tau kalau aku Putri pemilik perusahaan Argantara, dia hanya tau kalau aku pelayan direstoran Devan."
"Dia berpikir aku ini benar-benar pelayan, makanya dia memutuskan ku dan memilih wanita yang kaya." Ujar Nadia lagi.
Senja dan Amira geleng-geleng kepala pada Nadia. "Kenapa kamu melakukan itu, apa Devan tidak memberitahunya?" tanya Amira, karena Devan Putranya tidak bercerita apapun padanya.
"Aku dan Devan sudah membuat perjanjian, agar merahasiakan semua ini, aku ingin mencari lelaki yang tulus mencintaiku, bukan yang mencintai harta keluarga ku." Ungkap Nadia lagi.
Amira tersenyum dan langsung memeluk Nadia lagi.
"Keponakan Bunda, sangat pintar, Bunda bangga padamu, Bunda selalu mendukungmu." Amira memberi jempol pada keponakannya ini.
"Ma, aku ingin ketempat Nenek, aku ingin tinggal disana, aku ingin merawat Nenek." Pinta Nadia, sebenarnya dia ingin ke dasa Neneknya tinggal untuk menenangkan diri dan melupakan Rendi dihatinya.
"Kalau Mama, tidak masalah, kamu mau tinggal bersama Nenek dan Kakek, tapi pasti Papamu tidak akan membiarkan, Papa memintamu membantunya diperusahaan." Senja tidak mau memaksa Putrinya, dia selalu mendukung keputusan Nadia asalkan masih dijalan yang baik. Senja juga percaya kalau Putrinya tau mana yang benar dan mana yang salah.
"Ma, tolong bujuk Papa, Nadia tidak mau bekerja diperusahaan sekarang, tapi Nadia janji, balik dari tempat Nenek Nadia pasti akan mengabdi diperusahaan." Nadia belum siap untuk saat ini, dia ingin bermain beberapa tahun lagi sebelum nantinya disibukkan diperusahaan.
"Baiklah, Mama akan bicara sama Papa, nanti biarkan Papa yang mengantarmu kesana." Senja yakin kalau dia yang membujuk Arkan pasti akan memberi izin.
"Tidak Ma, Nadia bisa sendiri, Nadia tidak mau merepotkan Papa. Tolak Nadia, dia tidak mau merepotkan Papanya yang sibuk diperusahaan akhir-akhir ini.
"Kamu tidak boleh sendiri kesana, Bunda akan menyuruh Devan mengantarmu, dijalan terlalu berbahaya, kalau ada Devan dia pasti akan melindungimu." Timpal Amira.
Amira tidak mau terjadi apa-apa pada keponakan kesayangannya itu. Amira menyayangi Nadia sama seperti dia menyayangi Devan Putra semata wayangnya.
Nadia mengangguk, dia setuju seperti Amira katakan, setelah itu, Amira pamit dan keluar dari kamar Nadia, begitu juga dengan Senja, dia juga keluar karena Nadia sudah tidak sedih lagi.
Sementara disisi lain, seorang lelaki tampan memasuki perusahaannya dengan tergesa-gesa, dia meminta semua para petinggi perusahaan untuk berada diruang meeting dalam waktu sepuluh menit.
"Minta semua yang bersangkutan diperusahaan berada diruang meeting dalam waktu 10 menit!" titah Kenzo pada asistennya.
"Baik Bos," jawab Bagas, asisten Kenzo sekaligus teman satu sekolahnya.
Setelah itu dia langsung keruangannya. pikiran Kenzo sangat kacau, karena sedang terjadi masalah di perusahaannya.
Tidak lama kemudian pintu diketuk dari luar. "Masuk!" Kenzo mempersilahkan orang yang mengetuk pintu itu masuk.
Pintu terbuka, Bagas masuk dan berdiri tepat di depan meja Kenzo. "Semua sudah berada diruang meeting." Ucap Bagas pada Bosnya.
"Oke, ayo kesana!" ajak Kenzo langsung keluar dari ruangannya dan menuju keruang meeting di ikuti oleh Bagas dibelakang.
"Proyek di Negara M dibatalkan karena ada seseorang yang memberi data perusahaan. Perusahaan saat ini mengalami kerugian. Aku sedang mencari tau, siapa yang membocorkan data perusahaan kita. Kalau sampai saya tau siapa orang itu, aku tidak akan segan-segan menghukumnya." Kenzo dengan begitu tegas menyampaikan pada semua yang hadir diruang meeting.
Semua yang ada diruang meeting saling melirik, mereka semua tidak tau siapa yang berani berbuat seperti itu.
Setelah beberapa saat, kemudian meeting dia akhiri. Kenzo keluar dari ruangan itu dan menuju apartemen kekasihnya.
Pikiran Kenzo sudah sangat kacau dia ingin menenangkan diri di apartemen pacarnya yang sangat dia cintai.
Sementara ditempat lain, seorang gadis cantik sedang tertawa dan bersenang-senang dengan pacarnya.
"Sayang, terimakasih sudah membantuku, kalau proyek ini selesai aku akan mengajakmu ke suatu tempat, aku yakin kamu pasti suka. Tapi sekarang ayo kita rayakan kemenangan kita." Lelaki itu langsung membawa gadis cantik itu kedalam kamar.
Setelah memarkirkan mobil, Kenzo langsung menuju apartemen pacarnya, sesampai di pintu apartemen Kenzo langsung menekan code pintu.
Kenzo tau code pintu apartemen pacarnya, kerena apartemen itu adalah miliknya, namun dia memberikan untuk pacarnya tinggal.
Setelah membuka pintu, Kenzo langsung masuk, dia diam-diam karena ingin mengejutkan kekasihnya itu.
Kenzo melihat keruangan, namun tidak ada kekasihnya disitu, begitu juga dengan dapur, kekasihnya juga tidak ada disitu.
"Dia pasti dikamar." Gumam Kenzo langsung menuju kamar, Kenzo mulai membuka pintu kamar itu.
Bersambung.