Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
warna pink
" warna kamar ini astaga,, kenapa harus warna pink sih!" ingin sekali Alena mengubah warna cat kamarnya, sungguh ini sangat menyakiti mata bagi Alena yang terbiasa dengan warna hitam putih. dulu interior kamar apartemen Alena hanya di dominasi warna putih.
"dan apa lagi itu,, keseringan nonton Kpop ni orang, kenapa juga banyak sekali poster mereka disini, BTS,, jin, suga, Rm, jhope, jimin taehyung, jungkook!" Alena menjelajahi isi kamar dengan mulut komat kamit seperti sedang membaca mantra, gadis itu sedang membaca nama yang tertera di setiap poster yang tertempel di dinding kamar.
"kalau yang ini aku tau sihh, Lyodra yang penyanyi itu,, astaga dia juga menyukai Lyodra?? fiks kalau yang ini kita baru sehati" Alena mengambil album bertulis Lyodra yang terletak di meja belajar Nadira.
Alena menelusuri walk in closet, pakaian Nadira asli memang di dominasi warna cerah.ini sangat bertentangan dengan kepribadian Alena yang hanya punya baju berwarna hitam putih dan beberapa warna abu.
"aishh, apa tidak ada yang lain?" gadis itu membongkar isi lemari dan alhasil pakaian yang sudah tertata dengan rapi kini sudah seperti kapal pecah.
"non Nadira cari apa?" suara bi Sumi yang baru saja datang untuk menyuruh Nadira mandi kini melongo melihat isi lemari gadis itu. tidak seperti biasanya, Nadira yang memang sangat rapi kenapa bisa seperti ini.
"bibi, apa nggak ada baju lain?? apa ini?? kenapa semuanya warna begini ih, Ale nggak suka" bahkan dia masih memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Alena, karena memang dia tidak terbiasa dengan identitas raga yang saat ini dia tempati. walau bingung apa yang terjadi pada Nona mudanya, bi sumi hanya diam tanpa protes.
"ini semua kan baju kesukaan nona"
"aku nggak suka,,, nggak ada yang warna hitam atau putih? bibi, aku tidak suka warna baju ini!!" Alena sedikit meninggikan suaranya, kenapa harus seperti ini, sungguh Alena ingin sekali menyumpahi Nadira.
"tapi non..."
"nggak ada tapi tapi bi, aku mending pergi belanja lebih dulu,, mana kunci motor Alena!" demi apapun Alena bahkan lupa sekarang kalau ini bukan raganya lagi,, tentu saja kalimatnya barusan membuat bi sumi yang sejak Alena bangun sudah di buat bingung kini semakin bertambah bingungnya dengan kejadian aneh bin ajaib saat ini.entah apa yang terjadi dengan kepala Nona mudanya sampai semua hal yang dia sukai terasa sangat asing.
"nona mana bisa bawa motor.." sahut bi sumi yang masih memperbaiki tatanan barang di sana.
"bisa,, aku bisa bawa motor, disini ada motor nggak bi?" gelengan kepala dari bi Sumi membuat Alena menghela nafas berat. dengan terpaksa Alena mengambil handuk dan berlalu ke kamar mandi dengan wajah masam meninggalkan bi Sumi yang menatapnya dengan tatapan bingung.
"kenapa sejak bangun tadi sikap nona sangat aneh ya?" heran sendiri pasalnya sejauh yang bi sumi tahu Nona Nadira sejak dulu sangat menyukai warna pink. sejak bayi nona kecilnya hanya menyukai warna cerah, yang kedua, nona kecilnya sangat patuh dan tidak pernah berbicara angkuh apalagi meninggikan suaranya seperti tadi, dan yang lebih membuat bi sumi heran adalah dari dulu nona Nadira tidak pernah suka dan tidak mau membawa motor, tapi kenapa sekarang seolah beda orang? semua hal yang dia sukai kenapa menjadi hal yang tidak dia sukai dan begitupun sebaliknya.
sambil berpikir keras tentang perubahan Nadira, bi sumi juga membongkar isi lemari dan mencari baju berwarna putih untuk Nadira gunakan nanti. dan dapat, satu buah kaus berwarna putih polos yang terletak paling bawah, mungkin karena Nadira tidak pernah memakainya. Bi sumi meletakan pakaian ganti Nadira di ranjang , setelah itu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam bersama tuan besar dan nyonya besar.
tidak sampai lima menit Alena menyelsaikan ritual mandinya. dia berjalan mendekat ke arah ranjang yang sudah terlihat jelas ada pakaian ganti disana.
Alena menghembus nafasnya, setidaknya untuk malam ini dia punya baju berwarna putih. selesai menganti pakaian Alena beralih ke meja rias, matanya melihat satu persatu Scincare yang memenuhi meja rias itu. Alena bingung sendiri, hendak menggunakannya tapi dia tidak tahu cara mengaplikasikannya, yang Alena tahu selama ini hanya mengunakan body lotion dan beberapa bedak yang sekiranya saja.
Alena beralih ke ponsel yang sedari tadi letaknya di nakas samping tempat tidur Alena. Langkah pelannya pergi untuk meraih ponsel mahal itu. Alena membuka dan untungnya tidak mengunakan sandi jadi Alena bisa memakainya.
Hal pertama yang Alena telusuri di ponsel milik Nadira adalah galeri. selain foto foto bts dan Lyodra terdapat beberapa foto sang ayah yang Nadira ambil tanpa izin. rupanya Nadira sudah sejak lama ingin merasakan kembali kasih sayang sang ayah sebelum umurnya empat tahun.
selanjutnya Alena beralih ke kontak, dengan cepat Alena memasukan nomor Vallerio dan Wiliam karena hanya dua orang itu yang dia hafal nomornya. setelah berurusan dengan ponsel, Alena menuruni tangga menuju dapur dan menyaksikan bi sumi yang sedang sibuk memasak.
"bi kok masaknya banyak banget, emang ada tamu? bukannya kita hanya tinggal berdua bi?" tentu saja Alena sangat penasaran, jika hanya untuk mereka berdua saja tidak mungkin kan bi sumi memasak berbagai hidangan yang kini sudah lumayan memenuhi meja makan.
"tuan besar dan nyonya akan kesini nona!" jawab bi sumi.
"siapa mereka?" tanyanya penasaran
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...