Seorang remaja benama Freis Greeya hari memikul takdirnya sebagai penerus dari WIND. Untuk menghentikan pertumpahan darah dan pemberontakan yang dilakukan Para Harimau.
Ini adalah kisah cerita perjalanan Freis Greeya dalam memenuhi takdirnya sebagai seorang WIND, Sang Pengendali Angin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MataKatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB PENUTUP
Lima tahun telah berlalu sejak pertempuran terakhir di Kokki’po. Frank Reig yang melanjutkan pengembaraannya di dataran Pistion, wilayah yang dijaga dan dilindungi oleh Elementary Owner Earth, telah tiba di Kerajaan Lefidias, wilayah yang berada di ujung utara Pistion. Yang merupakan tepat tinggal dari para Ras Half-blood Ular Putih.
Ras Ular Putih merupakan ras yang mampu mengeluarkan tubuh dan kepala ular kecil berwarna putih di kedua lengannya, yang sangat berbisa. Dikatakan bahwa satu gigitan saja dari ular itu mampu membunuh seekor gajah dewasa. Ciri khas dari mereka adalah sebuah tanda lahir di pergelangan tangan mereka yang berbentuk seekor ular berwarna putih.
Menurut kabar yang ia dengar, Freis Greeya telah menikah dengan Anya Greg. Tapi karena keadaan serta tanggung jawab yang ada di pundak mereka, mereka harus tetap tinggal di tempatnya masing-masing. Freis Greeya yang menjadi kepala pendeta di Kuil Anemos, sedangkan Anya menjadi Ratu di Kerajaan Lef’tigris yang baru. Dan Freis hingga kini masih berlatih serta berusaha dengan keras agar dirinya dapat lebih baik dalam mengontrol serta mengendalikan elemen angin.
Sedangkan Anya harus menerima dan menghadapi kenyataan bahwa masih ada sebagian dari rakyat di Lef’tigris yang masih diliputi rasa takut dan kebencian terhadap Ras Harimau. Gadis itu harus berusaha dengan keras untuk mengambil hati dan mendapatkan kepercayaan seluruh Rakyatnya. Tapi semuanya semakin ringan saat dirinya menikah dengan Freis Greeya, yang merupakan Elementary Owner Wind.
Sedangkan hubungan antara Kerajaan Kokki’al dengan Kerajaan Nos’aetos terjalin semakin erat. Pasukan-pasukan mereka sering mengadakan latihan gabungan bersama. Seringkali Rivian datang berkunjung ke Kerajaan Kokki’al, untuk bertemu dan berbincang-bincang dengan Raja Lorrias Eleor. Latihan bersama antara pasukan Kokki’al dan Nos’aetos sendiri dipimpin oleh Paul Eleor, yang saat ini merupakan Jenderal Besar Kerajaan Kokki’al, bersama dengan Rivian Aaron.
Alasan Frank sendiri berada di sini, di Lefidias adalah untuk mengikuti panduan yang kakeknya berikan. Lebih tepatnya sebuah ramalan, yang di utarakan oleh beliau dalam sebuah syair. Syair yang berjudul “Syair Foskaita, Sang Kegelapan dan Sang Terang”. Sampai sekarang ia masih mengingat kata-kata dan lantunan syair-syair itu. Bukan hanya dirinya, hampis seluruh rayat di Kerajaan Aetoura mengetahui dan hafal syair-syair itu.
Kemudian Frank memandang ke arah Elise sejenak, Elise pun membalasnya dengan sebuah senyuman indah. Kemudian ia dan Elise melanjutkan perjalanan mereka. Sebuah perjalanan untuk menentukan akhir dan masa depan bagi seluruh dataran Benua Foskaita.
Dan kisah perjalanan baru Frank dan Elise pun dimulai di tanah Lefidias.
****
Syair Foskaita, Sang Kegelapan dan Sang Terang.
Pada suatu masa Sang Terang datang dan turun,
Membawa segala keindahan dan kebahagiaan dalam sayap-sayapnya,
Menaburkan cinta di setiap langkah kakinya,
Menjaga dan membimbing mereka yang tersesat dalam pelukannya,
Dan menghukum serta membinasakan mereka yang rusak,
Semua menjadi indah, semua menjadi damai,
Lalu munculah Sang Kegelapan dari tanah-tanah tandus itu,
Berhelaikan kebencian dan dendam menyelimuti seluruh tubuhnya,
Meninggalkan petaka dan bencana di setiap langkah kakinya,
Lalu Terang dan Gelap itu bertemu dan saling terpenjara,
Hingga kemudian bangkit dan mencari ujung dari sebuah takdir,
Foskaita,
Sebuah persimpangan takdir antara Sang Terang dan Sang Kegelapan.
~~~ Fin ~~~
😂
😂