NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ide konyol.

"Maaf, jika nak Abi merasa kurang nyaman." ayah merasa tak enak hati pada sang menantu atas kesederhanaan rumah mereka. Kondisi rumah orang tua Livia memang sederhana, namun masih terbilang nyaman dan layak untuk sekelas PNS seperti ayahnya Livia.

"Jangan bicara seperti itu ayah, lagi pula saya sangat nyaman di sini. Saking nyamannya, saya berniat ingin menginap di sini malam ini bersama Livia." balas Abi yang kini telah duduk di sofa bersama anggota keluarga istrinya.

Haaaahhhh?????. Livia.

Livia terkejut. Pasalnya kedatangannya ke rumah orang tuanya ingin menghindari pria itu, tapi kenapa Abimana justru ingin ikut menginap di sana bersamanya.

"Dengan senang hati nak Abi, suatu kehormatan jika nak Abi berkenan menginap di rumah ayah." ekspresi wajah ayah sangat jauh berbeda dengan putrinya. Terpancar jelas gurat senang di wajah ayah mendengar menantunya ingin menginap, lain halnya dengan Livia yang nampak merengut.

*

Di sinilah Abimana berada, di kamar istrinya, setelah ayah mertua meminta putrinya untuk mengajaknya ke kamar guna membersihkan tubuhnya, mengingat ia baru kembali dari kantor.

"Kenapa tidak bilang kalau mau main ke sini???." pertanyaan itu diucapkan Abimana dengan nada pelan, tak ingin sampai terdengar oleh mertuanya.

Apa-apaan anda ini....??? Mana ada orang mau kabur pake bilang segala, paduka....Livia.

"Memangnya salah kalau seorang anak merindukan orang tuanya." masih dengan posisi mengambil handuk di dalam lemari, Livia menjawab.

Memangnya hanya anda saja yang boleh melepas rindu bersama mantan kekasih anda itu...Livia.

"Ini handuknya, mas." Menyodorkan sebuah Handuk yang masih baru pada Abimana.

Meraih handuk dari tangan Livia, kemudian beranjak menuju kamar mandi. "Purba pasti sudah kembali, dia membawakan pakaian ganti untuk saya." kata Abimana di sela langkahnya.

Livia berlalu meninggalkan kamar, hendak mengambil pakaian ganti Abimana dari asisten Purba.

"Ini pakaian ganti untuk tuan Abimana, Nona." Asisten Purba menyerahkan dua buah paperbag kepada Livia.

"Terima kasih."

"Nona."

Setelah menerima paperbag tersebut Livia hendak kembali ke kamar namun langkahnya terhenti kala asisten Purba kembali menyerukan namanya.

"Kenapa tadi anda pergi begitu saja??." mumpung hanya berdua, asisten Purba menggunakan kesempatan tersebut untuk membahas sedikit tentang kejadian di gedung Sanjaya Group pada istri tuannya itu.

Livia tidak sebodoh itu untuk tidak memahami maksud dan arah perkataan asisten Purba.

"Saya tidak ingin mengganggu pasangan yang sedang melepas rindu." jawab Livia sekenanya.

"Yang sebenarnya, tidak seperti yang anda lihat dan anda pikirkan, Nona. Tuan Abimana justru sudah menolak kedatangan Nona Thalia, namun Nona Thalia tetap kekeh menunggu hingga jam kerja usai."

"Sudahlah tuan...saya tidak ingin membahas masalah ini lagi. lagi pula kita sama-sama tahu jika tuan Abimana menikahi saya karena sebuah alasan, dan jika suatu saat tuan Abimana juga ingin menceraikan saya karena sebuah alasan, saya tidak akan keberatan." lain di mulut lain di hati, begitulah kira-kira ucapan yang terucap dari mulut Livia. begitu lancar nya ia berkata demikian, namun hatinya terasa nyeri atas setiap kata-kata yang terucap dari mulutnya sendiri. Tetapi jika itu sudah menjadi keputusan Abimana, dia bisa berbuat apa, begitu pikir Livia.

Setelahnya, Livia pun benar-benar berlalu meninggalkan asisten Purba di teras depan.

Nona...Nona.... memangnya siapa juga yang ingin menceraikan anda.... jangankan untuk menceraikan anda, sekalipun anda sendiri yang meminta cerai, tuan Abimana pasti tidak akan pernah menceraikan anda. Asisten Purba.

Asisten Purba tidak habis pikir dengan cara berpikir istri tuannya itu, di saat Abimana terus menunjukkan sikap tak ingin jauh dari istrinya, wanita itu justru berpikir jika Abimana berniat menceraikan dirinya.

Setibanya di kamar, Livia menyerahkan paperbag tersebut pada Abimana.

Kini tubuh tegap Abimana telah di balut singlet berwarna putih yang dipadukan dengan celana puntung jeans. Dengan penampilan seperti itu saja, pria itu sudah terlihat begitu tampan, bentuk tubuhnya pun menawan, tak heran banyak wanita diluar sana yang mengidamkan seorang Abimana menjadi pendamping hidup mereka, termasuk Thalia, begitu pikir Livia yang sejak tadi tanpa sadar terus menyaksikan penampilan suaminya itu.

"Masih sore, berhenti menatapku seperti itu, tatapanmu sudah seperti ingin menerkam ku saja!!."

Sontak saja Livia memalingkan pandangannya. "Apaan sih, mas."

Berbeda ucapan dan tindakan, demikian yang terjadi pada Abimana. Ia sendiri yang mengatakan hari masih sore, sekarang justru pria itu sendiri yang berbaring di tempat tidur dan menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya.

"Lepasin mas, gerah...!!!." Livia beralasan. berusaha melepaskan pelukan Abimana, namun tenaga Abimana yang jauh lebih kuat darinya membuat usahanya terbuang sia-sia.

"Maaf..." Abimana berujar dengan lirih namun masih dapat didengar dengan jelas oleh Livia, mungkin karena posisi kedua begitu dekat saat ini.

"Mas bilang apa barusan???." saking tak percayanya mendengar abimana mengucapkan kata maaf, Livia sampai merubah posisinya menghadap pada pria itu.

"Saya tidak mengatakan apapun."

"Cih ...." merasa di permainkan, tanpa sadar Livia berdecak kesal hingga memancing senyuman tipis dibibir Abimana. Saking tipisnya sampai-sampai Livia tidak menyadarinya.

"Maaf, jika apa yang kau lihat tadi telah melukai hatimu." ucapan Abimana terdengar begitu lembut.

Livia membalas tatapan Abimana tatkala pria itu berujar dengan kalimat yang terdengar begitu jelas di telinganya. Cukup lama Livia menatap manik mata hitam milik pria yang telah mengambil kesuciannya tersebut, sebelum sesaat kemudian berkata. "Kalau masih saling sayang, kenapa tidak mencoba memperbaiki hubungan kalian!!!."

Kini Livia sudah pada tahap pasrah pada takdirnya, kalau pun Abimana harus kembali pada cintanya dan menceraikan dirinya sekarang, setidaknya perasaannya terhadap pria itu belum semakin dalam.

Gurat wajah Abimana berubah datar, bahkan pria itu sudah melerai pelukannya. "Saya memang mengaku salah, tapi bukan berarti kamu boleh bersikap kurang sopan seperti itu, Livia!!."

Tidak ingin berdebat dan pada akhirnya terdengar oleh mertua, Abimana memilih berlalu keluar dari kamar.

Asisten Purba berdiri dari duduknya ketika menyadari kedatangan Abimana. "Apa anda memerlukan sesuatu, tuan."

Abimana tidak berniat menjawab pertanyaan Asisten Purba, ia justru mendaratkan bobotnya di kursi yang kosong di samping asisten Purba. dari raut wajah Abimana, asisten Purba sudah bisa menebak jika tuannya itu baru saja bertengkar dengan istrinya, karena hanya istrinya yang mampu merubah mood Abimana, yang tadinya bad mood tiba-tiba membaik dan begitu pula sebaliknya jika mereka sedang berdebat.

"Tidak ada salahnya jika anda sedikit mengalah, tuan!!! lagi pula tidak ada seorang istri di dunia ini yang tidak terluka jika melihat suaminya dipeluk oleh wanita lain."

"Kalau untuk itu saya bisa mengerti, tapi masalahnya Livia justru menyarankan ide konyol. Apa masuk akal seorang istri meminta suaminya kembali memperbaiki hubungan dengan mantan kekasihnya???." terlihat jelas jika Abimana tidak suka dengan saran konyol istrinya.

"Mungkin istri anda masih berpikir jika anda masih mencintai nona Thalia, tuan."

Dahi Abimana berkerut seketika, mendengar perkataan dari asisten pribadinya tersebut.

"Anda menikahi Nona Livia karena sebuah alasan yang beliau sendiri tidak tahu dengan pasti, tapi yang jelas bukan karena cinta. apalagi selama ini anda tidak pernah mengungkapkan perasaan anda pada Nona Livia, maka wajar jika istri anda berpikir anda masih mencintai Nona Thalia, tuan."

1
Inah Ilham
asal kamu tau ya Mas Abi, perempuan itu butuh pengakuan dan validasi setelah apa yg kamu katakan diawal pernikahan dulu
Mrs.Riozelino Fernandez
haddeuh Abi...
mulut mu itu pernah ngomong apa ke Livia,coba ingat2 dulu...
😒😒😒😒
Mrs.Riozelino Fernandez
mulai narsisnya 😅😅😅
Dinarra
makanya ungkapin dong abi
Bina Rahel Sembiring
bagus sekali si purba kasih masukan buat si abi
Linda Sari
saya suka cerita novel ini
Ida Miswanti
Alur ceritanya bikin gemes dag dig dug🤗
Ida Miswanti
tuh AsPur aja tau🤭😆
sagi🏹
lanjut kak
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat Abimana yang sok cool tiap ngomong ma Livia...
blom lagi liat mertua Livia...
Mrs.Riozelino Fernandez
setuju nih ma si Purba...
Rini
good purba 👍
Rizqitaaa 🍓
suka dengan cerita yang gak bertele tele begini, 😁😁 lanjut kak...semangat nulisnya 🤗
Mrs.Riozelino Fernandez
ayooo Abi bujuk istrimu...
istri ngambek itu bahaya lho...
ntar kamu gak dapat jatah ronda lagi 😂😂😂😂
picii
bagus
Putri Chaniago
jgn pedulikan Livia itu urusan Abimana
Mrs.Riozelino Fernandez
asisten purba emank jempolan...
sagi🏹
lanjut kak double up
Mrs.Riozelino Fernandez
wow....aku syuuuuka Livia...
kamu harus tegas,jangan mau di stir Abi...👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Dinarra
livia mode cemburu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!