Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Malika sampai di lobi apartemen dia berniat mencari ojeg untuk mengantarnya ke kampus, ternyata kampus itu tidak terlalu jauh dari apartemennya.
"Nyonya Malika" sapa seseorang kepada Malika, mambuat Malika kaget.
"Siapa ya...?" tanya Malika bingung.
"Kenalkan saya Karyo nyonya, saya supir pribadi anda" ujar mang karyo sopan.
"Sopir... saya tidak punya mobil bagaimana saya bisa punya mobil?" ujar Malika bingung.
Dreeettt....
Sebelum mang Karyo menjawab pertanyaan Malika, namun hp Malika lebih dahulu berbunyi.
Tapi Malika bingung sendiri dengan hp tersebut, dia tidak merasa hp itu punya dia, hpnya hp jadul, dan ini yang ada di dalam tasnya hp mahal keluaran terbaru, Malika ragu untuk mengangkatnya.
"Kenapa tidak di angkat nyonya, siapa tau itu Tuan yang menelpon anda" tanya Mang Karyo.
"Tapi ini bukan hp saya" jawab Malika memandang hpnya.
"Coba aja dulu nyonya" paksa mang Karyo.
Mau tidak mau Malika menjawab panggilan tersebut.
"Hallo.... " ucap Malika.
"Hallo... sayang, kenapa lama angkat telpon nya?" tanya orang di seberang sana.
"Ini siapa ya, ini bukan hp saya" polos Malika.
Di ujung sana, Refandi terbahak mendengar jawaban istri polosnya itu, dia lah yang mengganti hp jadul sang istri dan yakin lah setelah istrinya membuka dompet juga akan berteriak kencang, Refandi sedang membayangkan wajah kaget sang istri.
Hallo... Kenapa anda tertawa tuan apa ada yang lucu" kesal Malika sewot, mang karyo susah payah menahan tawanya, nyonya mudanya ini benar benar polos, tidak tau apa pun, padahal kuliah tapi entah lah, mungkin karena tidak matre dan tidak biasa mengandalkan orang lain, saat di kasih kejutan bukan senang malah bingung.
"Sayang... Kenapa kamu tidak mengenal suara suami mu?" gemes Refandi dengan tingkah sang istri.
"Ohhh... ini mas Refan ya, aku pikir siapa, soalnya ini bukan hp aku mas, mana aku tau kalau itu kamu, lagian kamu kok tau nomor hp ini, kan bukan punya aku?" ujar Malika dengan polosnya.
"Sayang... Itu hp kamu sayang, mas yang ganti, mas lihat hp kamu sudah retak gitu, layar pun sudah buram" ujar Refandi miris melihat hp sang istri.
"Haa... Serius mas, ini hpnya punya aku, ya ampun mas makasih banget loh udah di gantiin sama yang baru, tapi ini kayanya mahal banget deh mas, mas ganti sama yang harga 1jt aja aku udah senang loh mas, ngak usah yang semahal ini juga" jawab Malika dengan senang hati.
Refandi tersenyum mendengar celotehan sang istri, dia ikut bahagia mendengar suara bahagia istrinya itu.
"Itu pantas untuk kamu sayang, hadiah dari mas, karena kamu sudah mau hidup bersama laki laki cacat ini" ujar Refandi serak menahan desa di dadanya.
"Mas ngak boleh ngomong gitu, sebentar lagi mas akan sembuh kok, seperti dulu, jangan berkecil hati semangat lah suami ku... ada aku bersama mu" ujar Malika menghibur sang suami.
"Iya mas akan semangat mulai hari ini" jawab Refandi di seberang sana.
"Oh... Iya mas, ini ada yang ngaku ngaku sopir aku mas, kan aku ngak punya mobil ya, gimana mau punya sopir coba kan aneh ya" ujar Malika menatap Mang karyo yang masih menahan tawa dan haru dengan kelakuan nyonya mudanya ini.
"Hahaha.... Dia memang sopir kamu sayang, yang akan setia mengantar jemput kamu, kemanapun kamu pergi, mas yang menyuruh dia sayang, jadi berangkat lah kuliah, pulang cepat ya, mas menunggu mu di rumah" ucap Refandi.
Malika mengerjap ngerjapkan matanya tanda dia kaget dan tidak percaya.
"Hallo....Sayang, kamu masih di situ?" tanya Refandi, karena tidak ada sahutan dari sang istri.
"Ehhh... Iya mas, aku masih di sini, ini serius mas, aku naik mobil pribadi ke kampus, ngak naik angkot apa ojeg gitu?" tanya Malika dengan tampang kagetnya.
"Iya sayang, masa mas bohong, mas ngak mau kamu kelelahan, kepanasan dan ke hujan di luar sana, makannya mas beliin kamu mobil" ujar Refandi.
"Astaga mas, jangan terlalu memanjakan aku mas, aku takut lupa daratan" ujar Malika berkaca kaca.
"Haiii.... kenapa ngomong gitu, itu sudah sepantasnya kamu dapatkan, mas berusaha membahagiakan kamu dengan cara mas" ujar Refandi di seberang sana.
"Makasih mas..." ucap Malika dengan suara beratnya, sungguh dia tidak tau mau bicara apa lagi, hidupnya seperti kembalikan telapak tangan, baru dua hari lalu hidupnya bagai di neraka penuh siksaan dan hinaan, namun sekarang di perlakukan bak tuan putri semua keperluannya sudah ada tanpa dia minta sama sekali.
"Sudah berangkat lah kuliah, nanti terlambat" ujar Refandi lembut.
"Iya mas, makasih, aku sayang sama mas"
Tuttt....
Malika buru buru mematikan hpnya sebelum Refandi bicara, dia sangat malu mengungkapkan isi hatinya.
"Hallo.... hallo... sayang. Malika... Hallo, kenapa di matiin, dasar kamu ya" Refandi terkekeh dengan kelakuan sang istri yang membuat dia berbunga bunga dan memandangi hpnya sambil senyum senyum sendiri.
Bersambung....