NovelToon NovelToon
Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Syena Almira, gadis yang tanpa sengaja dinikahkan dengan seorang pria bernama Fian Aznand yang tidak dia ketahui sama sekali. Berawal dari sebuah fitnah keji yang meruntuhkan harga dirinya dan berakhir dengan pernikahan tak terduga hingga dirinya resmi di talak oleh sang suami dengan usia pernikahan yang kurang dari 24 jam.

"Aku tak akan bertanya pada-Mu Ya Allah mengenai semua ini, karena aku yakin kalau takdir-Mu adalah yang terbaik. Demi Engkau tuhan yang Maha pemberi cinta, tolong berikanlah ketabahan serta keikhlasan dalam hatiku untuk menjalani semua takdir dari-Mu." _ Syena Almira.

"Kenapa harus seperti ini jalan cintaku tuhan? Aku harus menjalani kehidupan dimana dua wanita harus tersakiti dengan kehadiranku? Aku ingin meratukan istriku, tapi kenapa ketidakberdayaan ku malah membuat istriku menderita?" _ Fian Aznand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan Kedua

Assalamu'alaikum sahabat fillah, selamat membaca :)

***

"Ada apa Fian? Kenapa kamu datang ke rumahku?" Tanya Syena karena kaget Fian datang berkunjung ke rumahnya.

"Aku merindukan Azad, makanya aku ke sini." Syena mengangguk, dia sudah siap dengan pakaian kerjanya lengkap dengan hijab.

"Mau berangkat kerja sekarang?" Tanya Fian.

"Iya Fian, aku akan berangkat."

"Kita barengan saja, kebetulan kantorku searah dengan rumah sakit."

"Maaf Fian, itu tidak baik, lebih baik kita pergi sendiri-sendiri saja."

"Kamu kenapa selalu menolak ajakan ku Syena?"

"Fian, aku tidak mau orang-orang mengetahui hubungan kita, apalagi Naima, aku tidak mau, biarlah seperti ini, aku dan kamu tidak saling mengenal, itu sudah cukup."

"Baiklah kalau memang itu keinginanmu, aku ke sini juga ingin memberikan ini padamu." Fian memberikan sejumlah uang pada Syena, Syena heran dan menatap Fian.

"Untuk apa ini Fian?"

"Mulai detik ini, aku akan memberikan nafkah untuk Azad, seperti aku menafkahi Rayyan, tolong terimalah Syena."

"Baiklah, aku akan mempergunakan uang ini dengan baik untuk kebutuhan Azad, tapi bagaimana jika Naima tau?"

"Aku akan berusaha untuk mengelola dengan baik Syena, bagaimana dengan tawaranku padamu waktu itu? Maukah kau rujuk denganku?"

"Aku akan pikirkan lagi Fian, aku masih belum bisa memantapkan hatiku."

"Syena, tolong pikirkanlah mengenai anak kita, dia butuh data untuk masuk sekolah, apa kamu tidak kasihan?" Syena tampak berpikir, benar yang Fian katakan, bagaimanapun juga untuk masuk sekolah, Azad membutuhkan akta kelahiran.

"Umma, kenapa abi tidak tinggal bersama dengan kita? Seperti teman-teman yang lain, mereka tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, kenapa aku tidak begitu?" Syena merasa sedih dengan pertanyaan Azad, begitu pula dengan Fian. Fian dan Azad kini menatap Syena, menunggu jawaban dari wanita cantik itu.

"InsyaAllah abi akan tinggal bersama kita di sini ya, doakan saja." Fian dan Azad tersenyum, jawaban Syena seakan memberikan lampu hijau bagi Fian.

"Benarkah umma? Aku tidak sabar untuk tinggal bersama dengan abi." Syena tersenyum dan mengusap lembut wajah Azad.

"Apakah itu berarti kamu menerima tawaran rujuk dariku Syena?" Syena menghela nafasnya dan menatap Fian dengan lembut.

"Iya, aku bersedia rujuk denganmu Fian tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?"

"Rahasiakan pernikahan kita dari siapapun termasuk dari Naima dan keluarga besar mu."

"Lalu bagaimana dengan keluarga besar mu Syena?"

"Aku sudah diusir oleh abi dan ummi, mereka sudah tidak menganggap aku anak lagi karena mereka mengira kalau aku hamil diluar nikah dan sekarang aku hanya punya Azad dalam hidupku."

"Maafkan aku Syena, karena diriku, kamu menderita seperti ini, sekarang kamu bukan hanya punya Azad, tapi punya diriku juga, aku berjanji akan menjaga kalian berdua dan memberikan kebahagian untuk kalian." Syena hanya mengangguk dan tersenyum.

"Ya Allah, semoga keputusanku ini mendapat ridha-Mu, jagalah Naima dan anak-anaknya, berikan kebahagiaan tiada tara dalam hidup Naima Ya Allah." Doa Syena dalam hatinya.

***

Syena dan Fian meresmikan hubungan mereka, akhirnya Syena dan Fian menikah tanpa mengadakan resepsi pernikahan. Syena tidak ingin berbahagia di atas penderitaan Naima.

Entah Fian seorang bajingan atau apa, yang jelas saat ini dia sudah menikahi dua wanita yang menjadi ibu dari anak-anaknya dan sekarang Naima sedang hamil sembilan bulan.

Fian pamit pada Naima untuk kerja di luar kota, jadi dia bisa melaksanakan pernikahan dengan Syena dan tinggal beberapa hari bersama dengan Syena dan Azad.

Ini adalah malam pertama bagi Fian dan Syena setelah pernikahan resmi mereka, Fian dan Syena menemani Azad tidur di kamar Azad, anak itu sangat bahagia saat ini karena kedua orang tuanya sudah lengkap.

"Abi, aku sangat bahagia, akhirnya aku bisa tidur dengan abi dan umma, jangan tinggalkan kami lagi ya bi."

"Iya sayang, abi tidak akan meninggalkan Azad lagi." Fian mencium Azad dan memeluk putranya itu, Azad hanya lebih tua satu bulan dari Rayyan.

Setelah memastikan putranya tertidur, Fian membangunkan Syena yang juga tertidur di samping Azad.

"Syena, bangun." Syena membuka matanya, dia melihat Azad sudah tidur lelap.

"Ada apa?" Tanya Syena pada Fian.

"Ayo pindah kamar, tidakkah kamu ingin tidur denganku?" Syena seketika merasa malu saat Fian mengajaknya untuk tidur satu kamar.

"Kita tidur satu kamar?" Fian mengangguk.

"Iyalah, aku kan sekarang adalah suamimu, tidak salah jika aku meminta kamu untuk satu kamar denganku Syena."

"Baiklah."

Mereka berdua berjalan menuju kamar, Syena dan Fian sama-sama canggung, mereka bingung harus apa, padahal mereka sudah pernah melakukan hubungan sebelumnya.

"Kenapa kamu secanggung ini denganku Syena?" Fian mendekati istrinya itu lalu memegang tangan Syena.

"Hm a..aku hanya bingung saja."

"Bingung? Bingung kenapa?" Fian dan Syena saling tersenyum, mereka berdua mengerti dengan kondisi saat ini.

Fian menghapus jarak di antara mereka berdua, Fian mendekatkan wajahnya ke wajah Syena dan mencium bibir manis Syena, bibir yang pernah dia rasakan tiga tahun lalu. Kemesraan mereka tidak lagi membuat mereka berdua canggung, bahkan keduanya kini begitu menikmati sentuhan demi sentuhan masing-masing dan penyatuan mereka membuat hubungan yang sudah lama hilang, muncul kembali.

"Maafkan aku Syena, maaf sudah menyakiti dirimu dan menyia-nyiakan kamu serta anak kita." Ucap Fian yang saat ini berada di atas Syena, dia mengucapkan hal itu di tengah-tengah kegiatan panas mereka.

"Lupakan yang sudah terjadi, lebih baik kita fokus untuk masa depan yang lebih baik lagi." Balas Syena lalu Fian kembali menyatukan bibirnya dengan Syena.

Malam ini begitu panjang untuk dua insan yang sedang memadu kasih itu, bahkan Fian tidak ingat dengan Naima yang saat ini sedang menunggu kehadirannya di rumah.

Syena menangis dalam diamnya, dia merasa bersalah pada Naima karena sudah menikah dengan suami Naima yang juga merupakan mantan suaminya. Syena menatap wajah suaminya dengan seksama, wajah yang saat ini sangat dekat dengan wajahnya.

"Apa hubungan kita ini salah Fian? Aku mencintaimu tapi ada Naima yang jauh lebih berhak atas dirimu." Gumam Syena sambil mengusap wajah Fian yang tengah tertidur di atas tubuhnya, Syena mengeratkan selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua lalu ikut memejamkan mata.

***

"Ummi, apa papa masih lama pulangnya? Papa bilang hanya tiga hari keluar kota, tapi ini sudah lima hari ummi dan papa juga tidak pernah menghubungi kita." Naima mengusap kepala Rayyan sambil menghidangkan sarapan untuk anaknya.

"Mungkin papa sedang banyak kerjaan nak, kita tunggu saja dengan sabar ya, semoga Allah selalu menjaga papa." Jawab Naima dengan tenang pada Rayyan, sejujurnya dia juga merasa gundah karena selama ini Fian tak pernah secuek ini pada dia dan Rayyan, selama lima hari ini, Fian sama sekali tidak menghubungi Naima.

Di rumah Syena, Fian masih tertidur pulas bersama dengan Azad di atas kasur. Dia benar-benar menghabiskan waktu dengan Syena tanpa melewatkan satu malampun, setelah subuh tadi, Azad memasuki kamar mereka dan tidur dengan Fian.

"Fian, bangunlah, bukankah hari ini kamu akan pulang." Syena menggoyangkan tubuh Fian, pria itu masih tidak bergeming sedikitpun dari tidurnya.

"Fian bangunlah." Bukan Fian yang bangun, tapi Azad, Azad menatap Syena dan meletakkan jari telunjuknya di bibir.

"Sshhtt jangan berisik umma, abi sedang tidur."

"Nak, sekarang kamu lebih baik mandi, umma sudah siapkan sarapan." Azad turun dari ranjang dan berlari menuju kamarnya, Syena masih terus membangunkan Fian, tak lama tangan Syena ditarik oleh Fian sehingga Syena tertidur tepat di atas tubuh Fian.

Fian membalikkan posisi dengan menindih Syena, kini Syena lah yang berada di bawahnya.

"Morning sayang." Sapa Fian lalu mengecup bibir Syena.

"Fian, bangunlah, kamu harus pulang sekarang." Fian membenamkan wajahnya di leher Syena.

"Aku masih ingin di sini, tolong berikan aku waktu lagi."

"Kamu sudah lima hari bersama aku dan Azad, pulanglah Fian, kasihan Naima dan Rayyan."

"Kenapa kamu terlihat resah begitu?"

"Aku tidak ingin kamu berlaku tak adil pada Naima, aku tidak ingin jika nanti Naima curiga pada kita, pulanglah Fian."

"Syena, kamu itu istriku, istri sahku, tolong jangan buat aku memperlakukan dirimu seperti seorang selingkuhan, aku mencintaimu, hakmu dan Naima itu sama."

"Iya aku tau, bangunlah Fian, kamu sudah berjanji padaku untuk menjaga hubungan kita bukan."

"Iya iya, aku akan bersiap-siap." Fian bangkit dengan malas, dia mandi, sementara itu Syena menyiapkan pakaian untuk Fian.

Fian keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat Syena lagi di dalam kamar, setelah rapi, dia turun untuk ikut sarapan bersama Syena dan Azad.

"Lahap ya makannya, enak ya masakan umma?" Tanya Fian pada Azad sambil mengusap kepala putranya itu.

"Enak bi, enak sekali." Fian tersenyum lalu mengecup singkat pipi Syena.

Mereka bertiga sarapan dengan tenang, setelah itu Syena dan Azad pergi ke rumah sakit, dia sudah mulai bekerja sekarang. Begitu juga dengan Fian yang kembali ke rumahnya Naima.

***

"Assalamu'alaikum." Naima dan Rayyan begitu bahagia melihat kepulangan Fian, Rayyan berlari memeluk Fian dan Naima menyalami suaminya.

"Wa'alaikumsalam, papa kenapa lama sekali pulang? Rayyan kangen sama papa." Rayyan memeluk leher Fian yang berada dalam gendongan papanya.

"Maaf ya nak, papa sibuk dan pekerjaan papa begitu banyak, jadi papa lama pulangnya."

"Kamu sudah makan?" Tanya Naima.

"Sudah sayang, gimana keadaan kamu? Aku sangat merindukanmu." Fian mencium kening Naima.

"Alhamdulillah baik."

Mereka bertiga kini duduk santai di ruang tamu sambil menonton televisi, hari ini Fian tidak ke kantor, dia akan menghabiskan waktu bersama dengan Naima dan Rayyan, tak ada kecurigaan sedikitpun di hati Naima pada suaminya saat ini.

Ketika melihat Naima, dia kembali merasa bersalah, ingin sekali dia mengatakan pada Naima mengenai Syena tapi dia sudah terlanjur berjanji pada Syena untuk merahasiakan hubungan mereka dari siapapun, terutama pada Naima.

Apakah Fian seorang bajingan? Entahlah, yang jelas saat ini dia sedang berusaha bersikap adil pada kedua istrinya.

***

Visual tokoh silahkan cek sosial media author.

Ig : velinaselina02

Tiktok : vebigusriyeni

1
dedeh kurniasih
betapa hati seorang wanita tersakiti tapi masih bisa mengatakan rasa cinta ke suami nya dunia ini tak sesempit pikiran mu syena
dedeh kurniasih
Kecewa
dedeh kurniasih
Buruk
dedeh kurniasih
saya seneng membaca nya dan alur ceritanya baik dan lembut
dedeh kurniasih
bismillahirrahmanirrahim masyaa Alloh terharu membaca cerita nya dan sedih
Vebi Gusriyeni: MasyaAllah terima kasih atas dukungannya kakak 💗
total 1 replies
Cevineine
Lanjut Thorr👍👍
Vebi Gusriyeni: iya 😊
Cevineine: Okeeey, mampir juga ya ke lapak akuuu❤️ salam kenal
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!