Turun Ranjang

Turun Ranjang

Bab 1 Menjemput Rena

Apa kamu sudah yakin akan membawa adikmu kerumah kita Rani?" tanya Langit saat mereka sedang dalam perjalanan menjemput Rena.

" Sangat yakin mas,jika bukan aku kakanya siapa lagi mas? Kami ini yatim piatu sedari kecil aku adalah satu-satunya keluarga yang Rena miliki.Kasian dia mas,mana bisa aku tenang saja saat adikku menderita.Yang jadi pertanyaanku,apa kamu benar-benar ikhlas jika adikku tinggal bersama kita.Kedepannya dia pasti akan banyak merepotkan kita,dari segi pengeluaran harian sampai bulanan,pastinya rumah juga akan lebih ramai karna ada penghuni baru dan Rena kan sedang hamil,dia butuh vitamin makanan yang sehat dan juga periksa rutin setiap bulan bulum juga yang lainnya. Kamu sudah benar-benar memikirkan ini dengan matang kan mas? Aku tidak mau hanya karna aku kamu jadi kasian sama Rena.Kalau memang kamu keberatan,kita bisa ko cari kontrakan buat Rena tinggal." tanya Rani pada suaminya.

" Tidak masalah sayang,adikmu adalah adikku juga.Lagipula,dengan adanya Rena bisa menjadikan rumah kita lebih ramai.Apa lagi saat anaknya lahir nanti,mungkin bisa mengisi kekosongan dirumah kita.Kamu tau sendiri aku belum bisa memberikanmu keturunan setelah sekian lama pernikahan kita." Wajah Langit tertunduk lesu saat mengatakan kenyataan itu.

Langit dinyatakan tidak subur sejak satu tahun lalu.Sepermanya tidak bisa membuahi,dua tahun pernikahan sudah dilewati.Berbagai cara sudah dilakukan namun nyatanya semua sia-sia saja.Bahkan bebarap bulan lalu mereka berdua sempat berdiskusi ingin melakukan program bayi tabung atau mengadopsi anak dari panti asuhan.Namun karena kesibukan keduanya hingga sampai detik ini mereka belum juga mencari panti asuhan untuk mengadopsi seorang anak.

" Sudahlah mas ,jangan lagi dibahas yang begituan.Aku sudah ikhlas dengan ketetapan Tuhan.Mungkin apa yang terjadi pada Rena adalah jawaban dari doa-doa kita.Nanti kan kita bisa merawat anak Rena bersama-sama.Anak Rena kan juga keponakan kita dan berarti anak kita juga mas. Selain itu kita kan juga jadi bisa membantu Rena.Bukan begitu mas?" Rani menatap lekat wajah suaminya.

" Cup, terimakasih sayang.Kamu memang yang terbaik.Eh bukankah itu Rena?"

Asik ngobrol tanpa terasa mereka sudah sampai ketempat yang ditujukan oleh Rena.

Terlihat dari kejauhan Rena tengah duduk seorang diri dengan dua tas besar diseblah kanan dan kirinya.

Wajahnya sangat lesu dan terlihat pucat.Ditrmester pertama kehamilannya Rena terlihat sangat lemah dan juga kurus.

Ditambah dengan maslah yang tengah ia hadapi membuatnya stress dan kacau hingga wajahnya terlihat sedikit lebih tua dari usianya.

Rena memang menikah muda diusia yang baru menginjak 25 tahun.Kekasihnya Reno membuatnya hamil sebelum menikah namun karena sesuatu hal kandungan Rena bermasalah dan Rani mengalami keguguran diusia kehamilan 7 Minggu.

Dua bulan setelah keguguran Rena dinyatakan hamil kembali,namun disaat kabar bahagia itu datang badai justru menghampiri mahligai rumah tangganya.

Tiiin tiiiin

Langit membunyikan klakson agar Rena tau jika mereka sudah sampai.

" Ka Rani!" Lirih Rena dengan binar bahagia saat melihat mobil kakanya mendekat kearah parkiran taman.

" Astaga kasian sekali adikku."  Lirih Rani saat melihat kondisi adiknya.

Beberapa bulan tidak bertemu membuat Rani sangat syok saat melihat kondisi adik kandung satu-satunya.

" Ayo turun sayang!" Ajak Langit begitu mereka sampai.

" Iya mas,em itu nanti jangan tanya apa-apa terkait suaminya ya mas.Aku tidak mau membuat dia jadi sedih,aku juga ingin memberikan Rena waktu.Nanti juga dia bakal cerita sendiri kalau udah tenang.Tolong ya mas." Rani memohon pada suaminya sebelum mereka turun.

Langit tersenyum mendengar apa yang istrinya ucapkan.

" Tenang saja sayang,mas tau itu ko.Udah ayo turun kasian Rena,dia pasti sudah kepanasan dan kelelahan." Langit turun terlebih dahulu dan memutar  untuk membukakan pintu mobil untuk istrinya.

" Terimakasih suamikuu." Ucap Rani dengan senyum merekah dibibirnya.

Dari kejauhan Rena memeprhatikan keduanya.

" Terlihat bahagia sekali rumah tangga ka Rani.Meskipun mas Langit mandul tapi mereka tetap harmonis dan bahagia.Alangkah bahagianya aku jika keluargaku seprti itu,ah mas tega sekali kamu meninggalkanku dalam keadaan seprti ini.Maaf sayang,mama harus membawamu dalam kesulitan seperti ini.Mama janji saat kamu lahir nanti kamu takan kekurangan apapun." Batin Rena sembari mengusap perutnya yang masih rata.

" Rena!" panggil Rani

" Ka Rani!"

Greeep

" Hiks hiks,kaa maaf aku merepotkanmu,aku..."

" Sudah-sudah jangan menangis.Siapa bilang kamu ngrepotin Kaka,Kaka gak repot ko.Em kamu sepertinya lelah sekali.Ayo kita langsung saja kemobil." ajak Rani ,kemudian Rani menggandeng tangan adiknya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

" Kalian masuk dulu biar mas yang bawa kopernya." Ucap Langit.

Melihat Kaka beradik yang rukun itu Langit tersenyum bangga.

" Kamu beruntung Rena karna memiliki Kaka sebaik Rani.Dia begitu menyayangimu melebihi dirinya sendiri." Gumam Langit dalam hati.

Dengan cekatan Langit membawa kedua koper Rena dan memasukannya kedalam bagasi mobilnya,sementara kedua Kaka beradik itu terlihat sedang bercengkrama didalam mobil.

Braaak

" Kita langsung pulang,atau mau mampir dulu?" tanya Langit saat menoleh kebelakang karena Rani duduk dikursi belakang bersama Rena.

" Bagaimana Ren,kamu mau mampir kemana dulu atau langsung pulang saja?" tanya Rani dengan lembut.

" Langsung pulang saja ka,aku cape pengin rebahan." jawab Rena.

Mendengar jawaban dari Rena, Langit lantas menyalakan mesin mobilnya.

Mobil yang dikemudikan Langit melaju dengan kecepatan sedang karena ia sadar sedang membawa wanita hamil.

Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan apapun lagi diantar ketiganya.Rena terlihat tidur pulas dengan kepala bersandar dipundak sang Kaka.

Rani tak pernah melepaskan pegangan tangannya pada tangan rena.

Hatinya teriris melihat penderitaan yang dialami oleh sang adik.

Tubuhnya kurus kusam dan tak terawat,jangankan untuk perawatan.Untuk makan sehari-hari saja Rena terpaksa menjual beberapa perhiasan untuk bertahan hidup selama dua Minggu ditinggal suaminya pergi tanpa kabar.

Triiing

Triiing

Dering ponsel Langit membuat lamunan Rani buyar.

"Mas ponselnya bunyi terus,coba diangkat dulu barang kali penting." Ujar Rani.

Langit lantas membuka notif diponselnya dan tertera nama ibunya.

" Mamah yang telfon Ran,kamu yang angkat ya bilang mas lagi nyetir.Jalanan agak rame gak mungkin mas nyetir sambil angkat telfon." Ujar Langit sembari menyodorkan ponselnya melalui salah satu tangannya.

" Em,iya mas."

" Hallo Langit,kamu dimana si mama telfon gak diangkat-angkat.Mamah diteras ini,Rani juga kemana si suara ponselnya dirumah terdengar dari luar tapi ko mama ketuk ketuk gak ada yang nyahut.Apa dia tidur sore-sore begini." Cerocos Sarifah disebrang telfon.

" Hallo mah,maaf ponselku tertinggal dimeja.Maaf kami sedang dalam perjalanan pulang sebentar lagi sampai." Papar Rani.

" Oalah Ran,mama pikir kamu ketiduran sampai mama ketuk ketuk pintu gak kedengeran.Oh ya mana Langit ko kamu yang angkat?"  Tanya Sarifah

" Mas Langit lagi nyetir ma,ini jalanan rame jadi mas Langit minta Rani buat angkat telfonnya.Mama gapapa kan nunggu kami sebentar lagi,ya mungkin sepuluh sampai lima belas menit lagi kami sampai." Jelas Rani.

"Em,apa hampir sampai?" tanya Rena saat terbangun dari tidurnya.

Suara Rena terdengar hingga ketelinga Sarifah.

" Sebentar lagi kita sampai,sabar ya Ren." Jawab Langit mewakili Rani.

" Ran suara siapa itu,kalian lagi bersama siapa?" Tanya Sarifah penasaran.

" Oh anu mah ini kami lagi sama Rena adik Rani."

" Rena? Ko bisa?" Heran Sarifah.

" Iya mah,nanti Rani ceritain kalau udah sampai dirumah.Rani tutup dulu telfonnya ya mah,maaf sekali lagi mamah harus menunggu.Duduk aja diteras ya mah ini sebentar lagi sampai ko." Jelas Rani.

" Oke mama tunggu,hati-hati ya sayang." Ucap Sarifah sebelum mengakhiri panggilan telfonnya.

" Ada apa sayang?" Tanya Langit saat Ranu sudah menutup telfonnya.

" Mamah mas dia datang dan nunggu kita diteras,ponselku tertinggal dimeja tadi mamah sempet telfon aku dan suara dering ponselku kedengaran sampai keluar mamah pikir aku ketiduran sampai gak bukain pintu buat mamah." Jelas Rani sembari terkekeh.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Raisa anti

Raisa anti

semoga keputusan Rani membawa Rena bukan keputusan yang salah ya

2024-11-14

1

Soraya

Soraya

mampir thor

2024-12-04

1

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

novel baru y thor

2024-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!